Adakah waktu terbaik untuk panen sarang walet dan kapan mulai bisa panen sarang walet di suatu gedung walet?
Sebelum membahas lebih jauh, saya ingin menekankan praktik pola panen sarang walet yang lestari. Dalam berbagai kesempatan saya selalu menganjurkan pola panen selektif. Yakni memanen sarang yang sudah digunakan walet untuk berbiak. Itupun jangan lebih dari 30% sarang walet yang ada di gedung. Ini sebagai cara untuk meminimalisir resiko stress induk walet karena kehilangan sarang. Apabila terlalu banyak induk walet yang stress, akan membuat gedung walet ‘gaduh’ dan mempengaruhi walet lain dan ikut stress.
Selain secara selektif, dalam memanen perlu memperhatikan jangka waktu operasional gedung. Pada tahun pertama, sebaiknya jangan lakukan panen sarang. Biarkan dulu walet fokus berkembang biak tanpa terganggu. Tahun pertama gedung beroperasi, sengaja dijadikan tahun untuk produksi burung walet saja. Gedung walet dijadikan tempat untuk berkembang biak sehingga lahir banyak anakan walet baru. Dengan lahirnya bibit-bibit walet di gedung tersebut akan membuat populasi walet berkembang 2-3 kali lipat. Baru pada tahun kedua, dengan jumlah walet dan jumlah sarang yang lebih banyak, silahkan dilakukan panen.
Bagaimana apabila gedung dibiarkan tidak panen lebih lama lagi, Pak? Apakah semakin bagus?
Ada salah seorang teman, membiarkan gedung walet tidak panen sarang selama 2 tahun. Jadi selama 2 tahun tersebut, gedung walet tidak diutak-atik, hanya dikontrol secara rutin. Gedung sengaja ditujukan sebagai tempat ‘ternak walet’ saja. Alasannya tentu saja agar populasi walet lebih banyak lagi. Cara ini jelas lebih baik. Walet merasa nyaman dan aman tanpa gangguan. Walet fokus berkembang biak tanpa mengalami stress. Baru pada tahun ketiga, gedung walet dilakukan panen secara selektif.
Agar populasi walet meningkat cepat pada tahun pertama, pemilik gedung juga harus memudahkan walet membuat sarang. Pertama, kelembaban yang ideal yang memudahkan walet mengeluarkan liur. Kedua, gedung dipasangi media landasan sarang berupa gabus ataupun besek. Landasan ini dipasang agar walet usia muda mudah mencengkeram. Liur walet juga akan dengan mudah menempel. Ketiga, papan sirip dibuat formasi berkotak kotak yang lebih disukai walet muda. Formasi ini juga membuat ruang memiliki privasi dan sudut-sudut yang dibutuhkan walet muda. Walet muda ini selanjutnya akan membuat sarang di sudut-sudut papan sirip. Walau hasilnya bentuk sarang berupa sarang sudut namun tidak masalah. Yang penting banyak sarang. Pada tahun kedua, sarang sudut tersebut bisa dipanen. Namun ambil sarang sebanyak 30% saja. Ambil sarang secara perlahan dan lepaskan pula sekat papan pada papan sirip, sehingga mulai berkurang bentuk kotak kotak di papan itu. Hal ini ditujukan agar tahun selanjutnya, burung walet membuat sarang papan sirip lajur dengan bentuk mangkok. Dan sirip kotak mulai dilepas bertahap.
Aktivitas panen sarang walet dilakukan dengan cermat agar gedung optimal dan populasi walet tetap lestari bertahun-tahun. Inilah yang dinamakan berbudidaya walet dengan strategi. Dari mulai bangun gedung, mengatur desain ruangan hingga menentukan waktu aktivitas panen. Semuanya diatur tidak semata-mata agar untung cepat dan sesaat. Tapi juga memperhatikan kenyamanan juga keberlanjutan populasi walet. Karena sebab benar, hasilnya maka benar.