Sebagai pemilik gedung walet tentu berkeinginan bisa panen sarang burung walet yang berkualitas. Sarang walet dengan kualitas tinggi yaitu yang berwarna putih dan tidak patah-patah kering. Agar sarang walet yang dibentuk oleh burung walet bisa sempurna-pun ada strateginya. Pemilik gedung walet harus memperhatikan kondisi internal gedung. Kondisi internal gedung antara lain kebersihan udara dalam gedung. Dengan kebersihan udara yang terjaga dalam gedung, sarang walet akan berwarna putih. Apabila kebersihan diabaikan, sarang walet bisa berubah warna menjadi oren, merah, hijau (karena lumut) hingga hitam akibat jamur. Ada juga yang warna coklat mirip warna kardus.
Sarang walet yang sudah berubah warna tentu memiliki nilai jual yang rendah. Sarang walet yang berubah warna tersebut dapat dicegah dengan menjaga kebersihan udara dalam nesting room. Nesting room yang bersih akan menghasilkan udara segar yang tidak tercium aroma amoniak yang menyengat. Kondisi tersebut sangat berpengaruh pada kualitas sarang walet dan positif bagi kesehatan manusia, kesehatan burung walet dan juga tentunya kesehatan lingkungan sekitar gedung.
Apa efek jika kotoran walet yang menumpuk di lantai tidak dibersihkan secara rutin?
Ada anggapan membersihkan kotoran walet akan membuat burung walet kabur. Mereka khawatir jika kotoran walet dibersihkan, bau khas walet di nesting room hilang dan tidak menarik walet untuk menginap. Menurut mereka, hal itu bisa mengakibatkan koloni walet kabur ke gedung lain. Akibat kotoran walet yang dibiarkan menumpuk di lantai, dan di kolam air, muncul gas amoniak. Kondisi ruangan yang penuh zat amoniak dapat menimbulkan bau busuk menyengat dan membuat pedih mata. Semakin banyak kotoran walet yang menumpuk, semakin banyak pula zat amoniak yang ditimbulkan. Kelembapan yang meningkat pada malam hari akan menyebabkan zat amoniak menguap naik hingga ke papan sirip. Inilah yang menyebabkan sarang walet berwarna putih kecoklatan, atau bahkan lebih parah warnanya coklat kardus. Tentu harganya jatuh karena kualitasnya jelek.
Bagaimana jika di gedung walet angka kelembapan sangat rendah, dan banyak kotoran walet kering di lantai?
Maka udara dalam gedung tersebut akan dikotori debu lembut dari kotoran walet yang kering. Kotoran walet kering tadi muncul akibat suhu ruang yang kering. Banyaknya debu lembut beterbangan ini, akan naik pelan ke papan sirip. Debu ini akan terlihat ketika ada sorot cahaya matahari masuk ke nesting room. Tidak sedikit juga muncul serangga kecil ditemukan hidup di dalam tumpukan kotoran kering itu.
Debu halus yang naik ke papan sirip, akan mengenai sarang walet yang ada di papan sirip. Sarang walet yang masih dalam kondisi basah, karena liurnya baru keluar dari paruh burung walet akan cepat terkontaminasi debu kotor yang menyebabkan perubahan warna sarang. Seperti kita pahami, bahwa cairan liur walet dimanapun putih, namun di nesting room dapat berubah warna jadi agak kekuningan dikarenakan butiran debu halus tersebut. Semakin kotor ruangan maka akan semakin kuat pengaruhnya terhadap warna sarang. Apalagi jika kondisi ruang tersebut kelembapanya tinggi, maka debu halus dari kotoran walet akan cepat terbawa naik oleh gelembung air lembut ke plafon dan menempel di sarang. Kadar air sarang walet yang tinggi juga akan membuat membuat debu dan kotoran lebih mudah menempel di sarang.
Pada RBW yang jarak lantai dengan plafon rendah ( misal 2 meter) maka ketika populasi walet sudah sangat padat, kebersihan lantai harus lebih sering dilakukan. Hal ini dikarenakan zat amoniak dari kotoran yang tiap hari menumpuk di lantai lebih cepat naik ke plafon dan pasti mencemari kualitas sarang. Pada ruang yang tinggi ( misal 5 meter) kalaupun agak lambat membersihkan kotoran di lantai, uap amoniak tidak cepat mencapai plafon. Sehingga sarang tidak cepat tercemar.
Analoginya begini : jika kita memelihara burung kicau, maka minimal sehari sekali sangkar harus dibersihkan dari kotoran. Tujuanya agar sangkar bersih dan burung peliharaan sehat dan rajin bernyanyi. Demikian pula pada gedung walet. Secara rutin kotoran yang menumpuk di lantai harus dibersihkan. Semakin banyak populasi akan semakin cepat kotoran menumpuk. Warna sarang tidak lagi bening putih melainkan keruh dan kekuningan. Oleh karena itu lakukan pembersihan kotoran walet secara rutin, agar koloni walet sehat dan kualitas sarang terjaga.
Bagaimana jika udara kotor berasal dari luar gedung masuk ke dalam nesting room? Misal asap pembakaran atau pabrik di lingkungan sekitar?
Di sekitar gedung walet milik member di Jambi, terdapat pabrik yang asapnya selalu mengepul. Asap tersebut ternyata tidak masuk ke dalam gedung. Jika masukpun sangat sedikit. Sifat asap sangat ringan sehingga cenderung naik dan terbawa angin. Asap tersebut cenderung akan membumbung ke langit. Sarang dari gedung milik teman saya ini, sebagian besar putih bersih. Bukti bahwa tak ada pengaruh asap di luar gedung terhadap kualitas sarang. Selain itu mereka rajin membersihkan kotoran, sehingga udara dalam nesting room selalu bersih.
Tidak hanya dengan menjaga kebersihan, kualitas udara nesting room juga didukung dengan desain sirkulasi gedung yang tepat. Salah satu gedung walet di Balikpapan-Kalimantan Timur, saya rancang sedemikian rupa. Tidak hanya mengandalkan ventilasi saja, pada tiap blok dinding, saya siapkan jendela kecil ukuran 50 cm X 60 cm. Jendela tersebut bisa dibuka saat panen. Jadi, tanpa lampu pun, gedung akan terang karena jendela tersebut dibuka lebar. Sirkulasi udara dan debu atau bau kotoran walet akan terbuang keluar. Udara nesting room jadi lebih sehat, karena udara kotor dan bau amoniak berganti udara bersih.
Untuk mempermudah dalam menjaga kebersihan, desain gedung juga perlu dirancang dengan benar. Agar udara nesting room terjaga kebersihannya, desain gedung dengan lantai tanah perlu dihindari. Gedung walet berantai tanah rawan memunculkan udara kotor. Bagaimana bisa? Kotoran walet yang jatuh dipermukaan tanah akan lengket di lantai. Sangat sulit dibersihkan. Pada gedung walet lantai tanah, kelembapannya cenderung tinggi. Keberadaan kotoran membuat mudah tumbuh jamur dan tentu menimbulkan bau tak sedap. Udara ruangan jadi tidak bersih. Sarang walet berwarna keruh terkontaminasi udara yang kotor.
Jadi tidak hanya dengan jadwal membersihkan kotoran yang rutin. Desain gedung harus direncang secara tepat yang mampu menjaga kebersihan udara nesting room.
Semoga tips diatas membantu Anda menjaga udara nesting room tetap bersih. Sehingga sarang walet yang dihasilkan tetap berkualitas.
Salam sukses!