Saya pernah membantu penanganan gedung walet di daerah Samuda Sampit sekitar tahun 2001. Satu tahun setelah tragedi konflik Dayak-Madura yang banyak memakan korban jiwa.
Gedungnya berupa ruko 3 lantai ukuran 5 m x 20 m. Kondisi gedung sangat lembab karena lokasinya di tanah berair sehingga terjadi rembesan pada dinding bangunan membuat kelembapan ruang tinggi.
Posisi gedung walet ini bersebelahan persis dengan gedung walet yang sudah produktif.
Saya amati beberapa hari untuk menentukan LMB yang tepat. Setelah melalui perhitungan matang sesuai jalur terbang burung walet pulang ke gedung asal, maka ketika LMB dibuka, burung walet dengan sangat mudah masuk ke LMB gedung baru ini.
Waktu berjalan sekitar 1 tahun, populasi burung walet sudah bertambah banyak. Sarang merata di semua papan sirip. Persaingan saat itu memang belum ketat. Jumlah gedung walet masih sedikit. Sedangkan populasi waletnya sangat banyak.
Waktu berjalan. Dua tahun kemudian ada sedikit masalah. Yaitu beberapa sarang warnanya unik. Muncul semburat warna orange. Sedangkan sarang yang lain warnanya putih bersih.
Apa sebab warna sarang yang semula putih berubah menjadi orange? Apakah karena ventilasi yang sedikit. Hanya dinding depan dan belakang saja. Karena posisi ruko berada di tengah. Atau ada sebab lain?
Suatu hari member pun bertanya.
+: ” Pak Arief, kemarin panen sarang. Ada sarang yang warnanya orange. Saya belum pernah melihat ada sarang warna seperti itu. Apa sebabnya ?”
– : ” Posisinya di lantai berapa?”
+: ” Lantai dasar pak. Sebelumnya tidak pernah ada sarang warna orange.”
– : ” Mungkin kelembapanya tinggi. Berapa angka kelembapan?”
+ :” Saya cek di alat Hygrothermometer, kelembapan di angka 95%. Karena itu saya tidak menggunakan mesin kabut sebab kelembapan sudah tinggi.”
– : ” Kondisi papan siripnya bagaimana?”
+ : ” Alhamdulillah papan sirip tidak bermasalah. Tidak ada yang berjamur. Meskipun papan sirip menggunakan kayu campuran. Pada lantai atas menggunakan kayu albasia. Sedangkan lantai dasar menggunakan jenis kayu bengkirai. Sudah saya kontrol papan siripnya aman.”
– : ” Apakah ruangan di lantai dasar sudah dibuat sekat?”
+: ” Tidak bersekat pak. Sebab menurut saya, kondisi cahaya sudah redup. Hanya ada satu ruang sempit di bagian belakang. Yaitu bekas kamar mandi ukuran 2 m x 2 m. Di situlah terdapat sarang warna orange. “
– : ” Apakah di tempat itu terdapat lubang ventilasi?”
+ : ” Tidak ada pak. Dulu pernah ada roster. Tapi sekarang sudah ditutup semen.”
– : ” Apakah di lantainya banyak kotoran walet dan jarang dibersihkan?”
+ : ” Betul pak. Di kamar itu masih ada bak air. Kotoran walet yang masuk ke dalam bak sulit dibersihkan. Maka saya biarkan saja. Kotoran di bak memang menumpuk banyak sekali.
– : ” Sarang warna orange akibat terkontaminasi zat amoniak dari kotoran walet yang menumpuk di lantai. Ruang eks kamar mandi itu justru membuat zat amoniak naik ke papan sirip dan mencemari sarang walet yang semula berwarna putih bersih lalu berubah menjadi orange. Apalagi di kamar itu tertutup tidak ada lubang angin.”
+ : ” Langkah selanjutnya agar sarang putih bersih, apakah kotoran di ruang itu saya bersihkan?”
– : ” Ya betul. Dengan bersihnya kamar itu dari kotoran walet, maka tidak ada lagi zat amoniak yang mencemari sarang. Hasilnya sarang akan putih seperti di ruangan yang lain.”