Member di Pontianak mengeluh karena warna sarangnya berubah menjadi jelek. Padahal sebelumnya warnanya putih bersih. Hampir 90% warna sarangnya sekarang ini tidak bagus. Warna coklat kardus. Kadar airnya juga tinggi. Saat panen memang lebih mudah. Cukup mencungkil, tak banyak mengeluarkan tenaga. Itu karena sarangnya lunak disebabkan cukup tinggi kandungan airnya. Member jadi heran. Yang ikut heran termasuk pengepul langganan yang selama ini membeli sarang. Kok bisa berubah warnanya? Tanya pengepul sambil mengernyitkan jidat. Sebab sebelumnya warna sarang selalu putih dengan kadar air rendah. Harga sarangpun mengikuti kualitas. Dulu berani beli dengan harga bagus sebab sarang putih bersih. Sekarang, karena warna sarangnya jelek, pengepul tak berani membeli dengan harga umum. Kualitas sarang menentukan harga.
Memberpun bertanya sambil mengirim video sarang.
+ : ” Selamat siang pak Arief. Saya mau konsultasi. Apa sebab warna sarang di RBW saya berubah? Panen terakhir ini warna sarang tidak seputih panen sebelumnya. Sekarang warna sarang coklat seperti warna kardus. Apa penyebabnya pak? Mohon dijelaskan.”
– : ” Warna sarang walet dipengaruhi oleh lingkungan terutama kualitas udara di ruangan dimana burung walet membuat sarang. Seperti diketahui liur burung walet atau disebut saliva, asalnya berwarna putih bening. Setelah terkena udara akan mengeras. Apabila udaranya bersih sarangnya akan ikut bersih. Apabila udara kotor sarangpun jadi kotor. Kualitas sarang berhubungan dengan kualitas udara.”
+ : ” Tiga bulan ini saya pasang mesin kabut di tiap ruangan. Tujuanya agar tercapai kondisi kelembapan yang disukai burung walet.”
– : ” Berapa angka kelembapanya?”
+ : ” Lantai atas mencapai 85%. Lantai tengah 95%. Dan lantai bawah 99%.”
– : ” Berapa lama mesin kabut dihidupkan?”
+ : ” 24 jam.”
– : ” Apakah burung walet menyukai kondisi tersebut?”
+ : ” Iya, sangat suka pak. Sebab saya amati tiap sore burung walet yang bermain-main di depan LMB semakin ramai dan yang menginap juga bertambah banyak. Hasil panen juga lebih banyak dibanding sebelum menggunakan mesin kabut.”
– : ” Apakah selama 3 bulan ini kotoran walet di lantai rajin dibersihkan?”
+ : ” Belum pernah pak. Selama ini saya biarkan saja tidak dibersihkan.
– : ” Apakah lantainya basah?”
+ : ” Betul pak.”
– : ” Apakah ada kolam air ?”
+ : ” Ada pak. Tiap lantai saya buatkan kolam dari papan dilapis terpal. Di tengah kolam itu saya letakan mesin kabut.”
– : ” Apakah kolamnya juga kotor?”
+ : ” Betul pak. Air kolam jadi hitam.”
– : ” Apakah serius ingin sarang waletnya kembali warna putih bersih?”
+ : ” Tentu dong pak. Agar harganya juga bagus.”
– : ” Kotoran walet yang menumpuk di lantai harus rutin dibersihkan. Air kolam yang kotor juga harus diganti dengan air yang bersih. Gunakan timer untuk mengatur on dan off mesin kabut. Jangan on 24 jam.”
+ : ” Aturan on dan off nya bagaimana pak?”
– : ” Mesin kabut on dari pukul 11.00 sampai pukul 16.00. Tiap 10 menit di off kan 15 menit. On lagi 10 menit lalu off 15 menit. Begitu seterusnya sampai sore. Itu hanya patokan fleksibel. Artinya on dan off mesin kabut bisa diatur sesuai kebutuhan. Intinya jangan sampai angka kelembapan tinggi maksimal 95%. Itu agar kadar air sarang juga tidak terlalu tinggi.”
+ : ” Baik pak saya paham. Kasus pada RBW saya kalau boleh saya simpulkan terjadi karena : Kondisi ruangan kotor dan mesin kabut yang on terus menerus yang menyebabkan warna sarang menjadi coklat kardus.”
– : ” Ya betul.”
+ : ” Terimakasih penjelasanya pak. Sangat bermanfaat.”
– : ” Baik, sama-sama.”