Saya sering menjumpai beberapa gedung walet milik klien yang lantai bawahnya tidak diplester semen atau dicor alias masih utuh tanah. Dengan alasan agar kelembapan dari tanah bisa membuat kondisi gedung walet kondusif sehingga disukai burung walet yang habitatnya di tempat lembab.
Alasan lainnya juga untuk untuk menekan biaya, karena dana terbatas sehingga lantai dibiarkan berupa tanah. Alasan pertama soal terkait kelembapan di dalam gedung yang tinggi, hal itu memang betul. Angka kelembapan dalam gedung akan tinggi secara alami dari dalam tanah. Coba anda rasakan dengan menginjak tanah tanpa memakai sandal. Telapak kaki akan terasa dingin. Itu karena tanah yang lembab. Kelembapan tersebut langsung berpengaruh ke ruangan bawah gedung walet. Oleh karena itu begitu terasa bau tanah masuk ke dalam hidung. Koloni walet tampak menyukai kelembapan tinggi dan bersarang di lantai bawah. Jika hanya ingin populasi walet banyak terutama di lantai bawah, maka silahkan saja membiarkan lantai itu tetap tanah tanpa semen.
Namun jika anda juga memikirkan kualitas sarangnya berwarna putih bersih, maka sebaiknya lantai dasar gedung diplester semen. Kenapa bisa begitu? Sebab kotoran walet yang langsung jatuh di tanah, menumpuk berhari-hari akan relatif sulit dibersihkan.
Kotoran tersebut sudah menyatu dengan permukaan tanah. Tumpukan kotoran walet tersebut akan cepat berjamur. Ini tentu akan berpengaruh pada udara ruangan yang menjadi kotor dan memunculkan bau tak sedap. Udara ruangan yang kotor dampaknya membuat sarang walet menjadi kotor, berwarna kusam atau coklat kardus.
Sarang walet yang kotor dan berwarna akan menurunkan nilai jual sarang. Alasan menekan biaya di awal malah menjadi bumerang bagi pemilik gedung. Sebaliknya investasi biaya di awal yang ditujukan untuk memudahkan perawatan kebersihan gedung dengan mengecor lantai dasar gedung, akan menguntungkan pemilik gedung itu sendiri. Gedung yang bersih akan menghasilkan sarang walet yang juga bersih. Sarang walet yang bersih memiliki nilai jual yang lebih tinggi.
Problem kedua yakni terkait rayap. Jika daerah tersebut banyak rayap, maka bisa menimbulkan problem lebih serius. Lantai tanah akan memudahkan rayap membuat gundukan tanah sebagai istana rayap. Jika tidak ketahuan, rayap akan naik ke semua lantai dan merusak papan sirip gedung walet. Kotoran yang menumpuk juga akan menjadi tempat berkembang biak banyak binatang kecil lainya.
Faktor keamanan juga harus menjadi pertimbangan. Gedung lantai tanah memiliki resiko dimasuki pencuri lewat lantai bawah gedung. Pencuri masuk dengan cara menggangsir atau menggali terowongan bawah tanah. Kasus ini tidak sedikit dialami klien saya di berbagai daerah.
Nah setelah saya jelaskan ini, bisa diketahui manfaat dan kekurangan dari lantai bawah gedung walet berupa tanah yang tidak dicor. Menurut saya lebih banyak dampak negatifnya daripada dampak positifnya. Lantai tanah memang membuat kelembaban sarang bawah lembab disukai walet, namun resikonya bermacam-macam. Mulai dari kualitas sarang, kebersihan dan juga keamanan gedung. Kemudian bagaimana apabila lantai tanah gedung walet tersebut dicor? Akankah pekerjaan tersebut bisa mengganggu walet yang sudah mapan di gedung itu?
Pekerjaan mengecor/menyemen lantai tanah tentu akan menimbulkan resiko. Burung walet yang sudah menetap di lantai dasar kemungkinan akan kabur. Suhu ruangan berubah menjadi panas sewaktu proses pengecoran lantai berlangsung. Lebih baik diatas lantai tanah dihampar plastik atau terpal agar mudah saat membersihkan kotoran walet. Jika kelembapan masih tinggi, maka dibuatkan lubang ventilasi agar kelembapan terbuang keluar.