Lebih berat mana stres yang dialami oleh burung walet ketika di malam hari rumah walet kemasukan maling atau kemasukan binatang predator seperti tikus?
Tentu sebagai petani walet tidak mengharapkan dua kasus itu terjadi. Namun tidak dipungkiri keberadaan rumah walet terbukti mengundang datangnya maling dan binatang predator ganas.
Sekawanan maling datang karena daya tarik dari sarang burung walet yang harganya mahal. Mereka tidak membangun rumah walet, tapi ikut panen sarang. Sedangkan binatang predator datang untuk memangsa daging burung walet.
Akibat kemasukan maling, pemilik keduluan panen sarang. Karena dipanen paksa malam hari, banyak korban berjatuhan. Puluhan bahkan ratusan anak walet mati dan telur jatuh di lantai. Sebagian besar telur walet telah pecah. Ada telur yang masih muda, ada juga telur yang sudah berembrio.
Di malam naas itu, induk walet terbang malam menyelamatkan diri. Namun dalam waktu sekitar seminggu, induk walet mulai pulih dari trauma/stres dan kembali masuk rumah untuk membuat sarang lalu berbiak lagi.
Sedangkan rumah walet yang kemasukan predator tikus, sarang walet di papan sirip masih utuh. Sarang tidak hilang.Tikus tidak makan sarang. Yang dimakan hanyalah burungnya. Baik burung indukan dan anakan.
Jumllah sarang tidak berkurang. Yang berkurang adalah burung walet karena mati dimakan tikus.
Kasus rumah walet kemasukan tikus sering terjadi. Terutama RBW non permanen yang dibangun bersanding dengan rumah hunian. Antara RBW dengan rumah, terdapat celah yang memungkinkan jalan tikus masuk.
Jika rumah walet kemasukan maling, memang akan membuat shock pemilik. Apalagi melihat ratusan anak walet mati di lantai. Namun induk walet tetap selamat dan akan kembali membuat sarang. Shock pemilik akan pulih lagi seiring kembalinya burung walet.
Namun jika kemasukan tikus, burung walet tidak selamat alias menjadi korban keganasan predator. Semula jumlah burung walet sudah terhitung ada ratusan ekor yang menginap, gegara dimangsa tikus, tinggal puluhan ekor saja. Yang stres bukan hanya burung walet melainkan juga pemilik RBW.
Pemilik merasa harapanya telah pupus. Tikus yang masuk tidak sedikit. Sampai 6 ekor. Pantas saja burung walet yang mati cukup banyak, hingga hanya sedikit yang tersisa hidup. Di sudut ruang terkumpul tumpukan bulu walet. Pembantaian massal oleh predator tiap malam terjadi tanpa diketahui oleh pemilik atau penjaga. Sebab rumah pemilik jauh dan penjaga tidak memperhatikan perubahan yang terjadi.
Biasanya burung walet ramai tiap sore menjelang magrib di depan LMB.Tapi belakangan sepi.
Kasus itu baru diketahui selang beberapa waktu. Setelah pemilik masuk ke dalam, ternyata banyak kotoran walet yang sudah kering dan populasi di dalam nya sepi. Tak terdengar suara anak walet ramai minta makan.
Agar kasus kemasukan tikus tidak terjadi, harus diantisipasi. Yaitu antara lain memastikan dinding RBW tidak berlubang. Setelah itu tiap lantai disediakan racun tikus.