Apakah benar burung walet bisa kita beri pakan di dalam gedung?
Begitulah pertanyaan seorang member yang memiliki gedung baru. Beliau bertanya apakah perlu di dalam gedung walet diberi buah-buah busuk agar mengeluarkan serangga-serangga kecil sebagai pakan walet? Kata orang, tujuanya agar burung walet tidak jauh cari pakan. Apalagi di musim kemarau dimana ketersediaan pakan alami sangat sedikit
Pendapat ini dipercayai banyak petani walet. Bahkan ada yang meyakini agar walet mau masuk ke dalam gedung, harus disediakan makanan berupa serangga kecil yang dihasilkan dari buah-buahan busuk. Saya juga sering menjumpai di gedung klien, lantai atas dekat LMB disediakan buah-buah yang sudah busuk seperti nanas.
Keberadaan buah busuk tersebut ditujukan agar ada serangga kecil yang muncul sebagai pakan burung walet. Serangga kecil tersebut menjadi daya tarik agar walet mau masuk ke gedung tersebut. Dengan disediakan makanan serangga itu, membuat populasi walet akan meningkat.
Walet muda yang sedang belajar terbang juga tidak perlu jauh mencari makanan karena pakan serangga dari buah-buahan busuk tadi sudah tersedia di dalam gedung tersebut.
Namun, apakah cara tersebut terbukti efektif menarik burung walet? Apakah dengan menaruh buah-buahan untuk memancing serangga pakan walet benar-benar efektif membuat populasi walet meningkat? Menurut saya hal ini tidak efektif. Apa alasannya? Mari kita kaji secara objektif.
Pertama, sebenarnya makanan walet adalah aneka jenis serangga yang sudah tersedia di areal persawahan, perkebunan dan lain sebagainya. Alam sekitar sudah menyediakan makanan berupa serangga yang komplit bagi burung kecil ini dengan jumlah yang berlimpah. Burung walet akan bebas memilih jenis serangga yang disukai. Memang pada buah-buahan busuk akan muncul serangga-serangga kecil warna kuning. Namun serangga tersebut hanya 1 jenis saja. Serangga tersebut hinggap dan menghisap sisa sisa nutrisi dalam buah busuk dan tidak beterbangan. Serangga akan terbang di sekitar buah jika diganggu. Tak lama serangga akan hinggap lagi di buah busuk itu. Posisi serangga yang tidak terbang akan menyusahkan untuk disambar walet. Walet adalah jenis burung yang cara makannya dengan gerakan terbang menyambar. Burung walet tidak bisa hinggap dan mematuk serangga. Selain itu, gerakan terbang menyambar serangga juga membutuhkan ruang terbuka yang luas. Burung walet tidak berani menyambar serangga dari buah itu sebab posisinya sulit dan tubuh walet bisa membentur dinding gedung. Oleh karena itu burung walet akan lebih leluasa makan menyambar serangga di area yang luas dan terbuka.
Kedua, serangga yang dimakan walet usia muda berbeda dengan serangga yang dimakan induk walet. Dari mana tahu jenis serangganya berbeda? Pakan burung terlihat dari tampilan kotorannya. Walet muda cenderung memakan serangga kecil yang mengandung air. Bentuk kotoran walet muda berupa bercak bercak warna putih di lantai gedung. Sedangkan induk walet lebih memilih serangga yang padat. Terlihat dari bentuk dan warna kotorannya yang hitam dan kental.
Indikasi kotoran ini menunjukkan bahwa burung walet memilih serangga yang berbeda sebagai pakan sesuai tingkatan usianya. Apabila Anda penggemar burung ocehan, Anda bisa buktikan hal di atas ini dengan mudah. Burung ocehan yang diberi makanan telur semut rangrang, kotorannya akan berbeda dengan yang diberi makan konsentrat.
Kembali ke pertanyaan awal, apakah burung walet bisa kita beri pakan?
Dari penjelasan di atas, tentu pemilik gedung sulit menyediakan berbagai jenis serangga variatif yang dibutuhkan burung walet. Untuk rutin menyediakan buah busuk saja sangat repot. Tiap seminggu sekali pemilik perlu mengganti pasokan buah lain yang juga mulai membusuk dan membuang buah busuk sebelumnya yang sudah menghitam. Pemilik akan capek. Lama lama suplay buah busuk tidak dikerjakan lagi dan sisanya menumpuk di roving room membuat gedung walet bak tempat sampah. Kesimpulanya memberikan pakan walet dari buah busuk tidaklah perlu.