Pertanyaan yang sering kita dengar, bagaimana sich sebenarnya desainideal gedung walet itu? Apakah desain ideal itu pada luas dan tinggi gedung? atau pada tata ruang di dalamnya? Atau pada pengaturan suhu – kelembapan – cahaya? Untuk menjawab pertanyaan ini tidaklah sulit jika kita mengacu pada ‘ilmu dasar habitat walet’ yaitu sebagai burung yang asalnya menghuni gua.
Dalam buku ini saya menjelaskan kenapa burung walet pada awalnya memilih gua untuk berkembang biak ? Ini karena iklim mikro gua sangat sesuai dengan habitat walet.
Tapi benarkah semua gua di pegunungan, atau di pinggir pantai pasti dihuni walet ? Jawabnya tentu tidak! Secara sederhana, terdapat 3 kategori gua, yaitu, Pertama : gua yang sangat produktif, terdapat ribuan sarang walet di dalamnya. Gua seperti ini, kondisi iklim mikronya lembab atau sangat lembab Ukuran gua lumayan luas dengan langit-langit yang tinggi. Faktor cahaya di bagian dalam remang-remang sampai gelap.
Kedua, gua yang agak produktif, yaitu populasi waletnya tidak sebanyak gua yang pertama. Ini karena faktor kondisi iklim mikro gua yang tingkat kelembapannya sedang dengan ukuran luas gua yang sedang pula. Ketiga, gua yang sama sekali tidak dipilih walet untuk berkembang biak. Mengapa? Karena kondisi gua yang kering, cahaya terang, ruangan sempit dan pendek, serta bersuhu agak tinggi. Jika ada burung yang bersarang, kemungkinan dari jenis seriti. Walet tidak cocok dengan iklim mikro seperti ini.
Mengapa faktor kelembapan sangat penting? Walet akan mudah mengeluarkan liurnya dalam kondisi ruang yang lembab !.Bentuk sarang walet juga akan bagus. Jika kelembapan kurang atau rendah, walet akan kesulitan mengeluarkan air liurnya. Udara dalam gedung yang jumlah kadar airnya kurang akan berakibat sarang tipis, bentuk tidak sempurna dan mudah retak. Namun sebaliknya jika kelembapan ruang sangat tinggi, akan berakibat sarang walet terlalu banyak mengandung kadar air. Bentuk sarang memang sempurna tapi jika dipegang kenyal seperti karet. Mengapa sarang walet gua banyak terdapat bulu-bulu ? Hal ini dikarenakan kelembapan gua sangat tinggi, sehingga walet harus membuat “kasur” dengan bulu-bulunya, agar sarang terasa lebih hangat, agar kadar air di sarang tidak merusak embrio sehingga telur walet dapat menetas dengan baik.
Dengan pedoman ini, membangun gedung walet harus meniru gua. Bukan pada fisiknya, namun meniru iklim mikro dalam gua tersebut, yaitu pada suhu sekitar 25 – 27 derajat celsius, kelembapan rata-rata 90-96 %, dan kondisi cahaya remang-agak gelap sampai gelap. Satu lagi yang sangat penting, akses masuk walet ke dalam gedung harus mudah !