Kasus papan sirip jangan dipandang remeh. Beberapa kali saya menerima keluh kesah member melalui konsultasi online. Kenapa sampai sekarang tak ada burung walet menginap? Padahal tiap pagi dan sore RBW selalu ramai dengan koloni walet yang beradaptasi. Namun belum ada satupun yang mau tidur di papan sirip. Padahal usia RBW sudah berjalan 4 bulan.
Member sangat bingung apa yang salah. Tanya sana sini jawabanya berbeda-beda. Semua saran teman sudah dituruti. Tapi hasilnya nihil. Apakah setting volume yang kurang pas? Apa suara Tarik terlalu keras? Apakah suara inap terlalu lemah? Atau aturan midel dan tribel yang kurang tepat?
Ukuran void juga sudah standar 4m x 4m. Tata ruang sudah meredam cahaya dalam nesting room menjadi lumayan redup. Tapi kenapa ditunggu dari bulan ke bulan belum ada 1 ekorpun walet yang menginap? Sebenarnya waktu pagi dan sore puluhan walet terlihat rutin adaptasi masuk dan keluar RBW berulang-ulang. Siapapun menyangka pasti sudah banyak burung walet yang menginap. Tapi ketika di cek jam 5 pagi ada berapa ekor yang keluar LMB, ternyata zonk, tidak ada seekorpun walet yang keluar RBW.
Mengenai suara panggil sudah terbukti oke. Faktanya Suara Eagle dikombinasi dengan suara Green Wave Super sangat direspon. Sementara di bawah twiter Tarik sudah banyak bercak kotoran. Tapi kenapa di ruang inap tak ada kotoran menumpuk? Mengapa walet tak mau menginap? Apanya yang kurang?
Dimana gerangan kesalahanya? Padahal RBW steril dari predator. Kenapa burung walet batal nginap?
Kepada member itu saya menghujani pertanyaan berkaitan dengan papan sirip. Setelah saya runut dari awal kronologinya, akhirnya ketahuan penyakitnya.
” Apakah dulu saat awal membangun sudah disiapkan papan sirip jauh hari sebelumnya?”
” Saya kurang paham pak. Semua proses membangun RBW, saya percayakan ke pemborong. Saya sendiri tidak pernah nungguin. Hanya sepupu yang kontrol. Itupun tidak setiap hari. Saya cuma terima kunci setelah bangunan RBW selesai sesuai perjanjian.
Memang kenapa dengan papan siripnya, apakah ada masalah pak?”
Singkat cerita, saya peroleh informasi bahwa waktu pembangunan RBW ternyata papan sirip langsung dipasang meskipun dalam kondisi basah. Papan baru datang dari sawmill. Kondisi papan sirip masih mengandung air tanpa melalui proses pengeringan.
Papan yang masih basah tentu menimbulkan bau apek. Ini tidak disukai oleh burung walet. Selain itu papan sirip tidak diserut. Masih banyak serabut kayu. Serta tidak digaris-garis.
Selain itu ada satu lagi problem di RBW tersebut, yaitu pemasangan papan sirip tidak rapat menempel ke plafon. Masih ada rongga sekitar 0.5 cm.
Inilah yang menyebabkan burung walet batal menginap.