Setelah cek kelestarian dan cek ketersediaan pakan, dalam menentukan lokasi yang prospek untuk budidaya walet maka selanjutnya dilakukan cek kompetitor. Cek kompetitor yakni kegiatan mengecek tingkat persaingan di suatu lokasi yang akan dibangun gedung walet. Apakah di lokasi tersebut persaingan sudah ketat, atau masih belum banyak gedung walet yang dibangun. Semakin sedikit jumlah gedung walet di sekitarnya maka tingkat persaingan tidak begitu ketat.
Sebagian besar orang berpendapat apabila di daerah tersebut belum banyak berdiri gedung walet dianggapnya populasi walet belum banyak, maka menurut pendapat mereka sebaiknya jangan membangun gedung walet di lokasi tersebut. Mereka lebih memilih lokasi di daerah sentra walet dimana sudah banyak berdiri bangunan walet, karena dianggapnya banyak burung walet juga.
Meski pendapat seperti ini kurang tepat, pada sisi lain di lokasi sentra walet, disitu justru terjadi persaingan ketat berebut burung walet. Bagi gedung baru, semakin banyak pesaing semakin kecil peluang keberhasilanya, sebaliknya semakin sedikit kompetitor akan semakin besar peluang berhasil memanggil walet.
Lokasi sentra walet yakni lokasi yang sudah banyak terdapat gedung walet dengan berbagai bentuk dan ukuran dengan jumlah burung walet mencapai ratusan ribu bahkan jutaan ekor. Namun belum tentu bangun gedung walet di lokasi sentra walet berpeluang sukses. Karena apabila ingin bersaing di lokasi yang sudah padat, maka akan semakin banyak faktor yang mempengaruhi kesukesan gedung.
Selain faktor desain gedung, ada juga faktor posisi LMB, void, tata ruang hingga suhu dan kelembapan. Terjadi perang suara walet antar gedung siang-malam nonstop sehingga faktor suara berkualitas pun sangat berpengaruh. Apabila ingin membangun di sentra walet padat, maka gedung dari segala aspek teknisnya harus ideal memenuhi kenyamanan walet sejak awal dioperasikan. Karena apabila gedung sejak masa adaptasi sudah tidak diminati walet, maka burung walet yang sudah menginap beberapa hari akan mudah pindah ke gedung lain yang lebih ideal.
Apabila ingin membangun gedung walet baru yang minimalis di sentra walet padat yang didominasi gedung tinggi, maka besar kemungkinan gedung minimalis tadi akan kalah kompetisi. Lebih baik membangun di lokasi sentra walet yang masih berkembang. Di lokasi ini terdapat banyak populasi burung walet dan juga sumber pakannya. Dengan gedung yang tidak terlalu banyak, maka kompetisi masih rendah. Jadi gedung minimalis atau paket hemat yang hanya memiliki 2-3 lantai masih memiliki peluang sukses menarik walet. Asal semua aspek internal gedung terpenuhi.
Yang harus dihindari petani walet, yakni lokasi sentra walet jenuh. Pada lokasi ini produksi sarang sudah menyusut dari tahun ke tahun. Gedung walet sudah tidak produktif lagi. Yang semula bisa panen puluhan kilogram, belakangan panen cuma sekian ons saja. Lokasi ini tidak direkomendasi untuk dibangun gedung walet karena populasi sudah menyusut akibat praktek panen rampasan yang dilakukan bertahun-tahun.
Terkait kompetitor dan pola panen ini, ada member berkonsultasi sebagai berikut “Pak Arief, jika saya buat gedung baru, posisinya berdekatan dengan gedung tua puluhan tahun yang koloni walet nya banyak. Apakah tidak masalah Pak?”
Gedung lama yang tetap terjaga kelestarian populasi waletnya, pertanda pemilik gedung tersebut menerapkan pola panen yang berkelanjutan. Yaitu panen tetasan. Karena itu efek positifnya populasi walet terjaga hingga waktu lama, menjadi indikasi bahwa pemilik gedung ikut mempraktekkan panen yang berasaz kelestarian. Gedung walet dengan populasi besar yang menerapkan pola panen tetasan, maka berkahnya juga akan dirasakan oleh gedung baru yang dibangun di sekitarnya. Populasi walet muda akan menyebar menempati gedung sekitarnya. Jadi tidak perlu khawatir jika gedung walet tetangga seperti itu. Yang penting nanti ketika sudah bangun gedung, bisa bersama-sama mempraktekkan panen tetasan agar populasi walet tambah banyak. Jadi bisa sukses bersama.
Salam sukses.