Salah satu member yang rajin kosultasi namanya ibu Winarni dari Indramayu Jawa Barat. Kali ini materi konsultasi yang disampaikan yaitu soal lubang masuk burung (LMB) di gedungnya. Sejak gedung dibangun 10 tahun lalu, ukuran LMBnya sempit sekitar 15 cm x 70 cm. Ini ukuran rata-rata LMB di daerahnya. Tinggi gedung hanya 1 lantai. Mengapa ukuran LMB dibuat sempit?
Ada beberapa hal yang mendasari. Yaitu pertama, pada umumnya teknik tata ruang belum dipahami. Sehingga untuk mengatur cahaya dari luar, caranya dengan membuat ukuran LMB yang sempit. Kedua, LMB dibuat sempit untuk menjaga agar aman dari masuknya burung hantu. Ketiga, juga sebagai langkah antisipasi agar tidak kemasukan maling, karena posisi gedung yang rendah.
” Siang pak Arief, saya Winarni dengan nomor member M2505×××, saya mau besarin lubang masuk LMB, bulan ini boleh ngga pak? Keadaan burung lagi mengeram anak walet. Pada bagian bawah yang dibesarin, apakah harus selesai hari itu ya pak? Apakah boleh saya kerjakan pada musim hujan sekarang ini, atau lebih aman musim panas?”
Ibu Winarni adalah salah satu dari member perempuan. Ada beberapa yang lain yaitu Ibu Ratna di Balikpapan, Amel di Denpasar, Ibu Sunari di Pangkalanbun, Taci Shiomi di Batu licin, ibu Yantie di Kutaibarat, Ibu Eliman di Sibolga, Ibu Emi di Sumenep Madura, Ibu Tri Wahyuni di Buntok-Kalteng, Ibu Yenny Palu, Taci Naeng di Sampit. Dan masih ada beberapa member dari kalangan perempuan yang menyukai bidang ini. Bidang yang umumnya banyak digeluti laki-laki.
Seperti diketahui, ukuran LMB yang sempit akan membuat burung walet agak kesulitan saat masuk ke dalam gedung. Burung kecil itu perlu beberapa kali terbang memutar agar bisa masuk dengan aman tidak membentur bibir LMB. Cara masuknya pun pelan tidak berani cepat.
Apabila di dalam gedung tersebut terdapat populasi besar maka akan terjadi antrian saat masuk sore hari. Burung walet dewasa akan lebih cepat masuk daripada burung walet anakan. Antrian burung walet di depan LMB ini mengundang perhatian dan menjadi daya tarik burung walet dari gedung lain untuk ikut bergabung dalam kerumunan tersebut. Jumlah burung walet di depan LMB semakin banyak.
Namun pada sisi lain, kerumunan burung walet depan LMB juga bisa mengundang datangnya predator. Yaitu kelelawar pemakan daging atau burung elang kecil. Sasaranya burung walet anakan yang kemampuan terbangnya belum gesit.
Resiko lain yaitu, jika pada sore itu turun hujan deras atau datang hembusan angin kencang, maka walet anakan yang gagal masuk gedung, kemungkinan akan terbang ke lain gedung yang mudah dimasuki.
Pada LMB ukuran lebar misal 80 cm x 100 cm, burung walet mudah masuk gedung. Baik itu burung lama ( penghuni lawas) atau pendatang baru. Baik itu burung dewasa atau burung anakan. Semua gampang masuk. Termasuk burung hantu dan maling juga mudah masuk.
Dengan LMB lebar maka tidak terjadi antrian di sore hari. Burung walet bisa langsung masuk dengan terbang yang sangat cepat. Bahkan masuk secara bersamaan 2 atau 3 ekor sekaligus. Karena akses LMB sangat mudah, pemilik gedung kadang mengira sepi tak ada burung walet bermain-main di depan LMB. Ternyata burung walet sudah banyak di dalam gedung. Sepi di luar tapi ramai di dalam.
Menjawab pertanyaan ibu Winarni di atas, saya sarankan LMB bisa langsung dibesarin, tak perlu menunggu waktu musim panas. Perubahan dari LMB sempit ke LMB lebar bisa langsung dikerjakan pada hari itu juga. Tak perlu dilakukan secara bertahap. Sebab tidak ada resiko bagi burung walet. Perubahan LMB dari sempit ke lebar itu artinya menghilangkan kesulitan dan memberikan kemudahan. Dan itu tentu lebih disukai oleh burung walet.
Bagaimana dengan persoalan burung hantu dan maling yang juga lebih ” menyukai” LMB yang lebar?
Untuk pencegahan burung hantu agar tidak masuk ke dalam gedung, sudah saya jelaskan di artikel sebelumnya. Sedang kemungkinan masuknya maling ke dalam gedung melalui LMB, mau tidak mau harus diperhatikan secara serius. Gedung harus ada penjaga. Apalagi jika gedung walet itu sudah produktif.