Burung walet memulai membangun sarang dengan terlebih dahulu membuat fondasi. Yaitu berupa polesan tipis di papan sirip, di sudut papan sirip, atau di media lainya. Yang dimaksud media lain misalnya di atas twiter, di atas potongan gabus sebagai landasan sarang, di sarang imitasi, di besek bambu dan lain sebagainya. Liur burung walet ini berwarna putih bening. Apabila di lihat sekilas kadang tak nampak karena amat tipis. Apalagi dalam ruangan yang minim cahaya. Namun jika menggunakan senter yang terang sinarnya, maka akan kelihatan polesan tipis liur walet tersebut. Mengkilat seperti kaca.
Untuk menduga apakah di papan sirip sudah ada polesan sarang, bisa dilihat dari tumpukan kotoran di lantai. Apabila tumpukan kotoran ini sudah lumayan banyak, dengan lingkaran sebesar piring makan, maka itu tanda burung walet sudah lama menginap dan biasanya sudah tampak polesan liur di papan sirip.
Pada artikel sebelumnya sudah saya bahas mengenai polesan liur walet yang secara bertahap akan sempurna menjadi sebuah sarang. Burung walet membutuhkan waktu sekitar 8 minggu hingga sarangnya selesai dan segera bertelur. Pada musim penghujan waktu membuat sarang bisa lebih cepat lagi disebabkan oleh kondisi kelembapan lingkungan yang sangat mendukung.
Namun tidak jarang kita temui, polesan liur walet itu tidak berlanjut menjadi sebuah sarang, melainkan hanya polesan saja sampai berbulan-bulan tidak diteruskan. Bahkan warna liur tipis itu tidak putih lagi melainkan sudah berwana agak coklat, kering dan sedikit terkelupas.
Saya sering menemui kasus ini di berbagai daerah, terutama daerah sentra walet. Ada yang baru berupa polesan liur tipis, ada yang sudah mulai agak besar ukuran 1 jari. Oleh pemilik gedung, sarang ukuran 1 jari itu akhirnya ikut dipanen, sementara polesan liur di papan sirip tak mungkin bisa dipanen karena belum berbentuk. Akhirnya dibiarkan saja.
Mengapa terjadi polesan liur tak dilanjutkan oleh burung walet? Kenapa sarang hanya sebesar 1 jari? Untuk mengetahui jawabanya, silahkan amati kotoran yang menumpuk di lantai, tepat di bawah posisi polesan liur tersebut.
-: “ Pak Arief beberapa kali saya jumpai di papan sirip, sarang walet dengan ukuran kecil, hanya 1 jari. Saya tunggu beberapa bulan tak dilanjutkan lagi. Pada papan sirip lain juga saya lihat, polesan liur walet tidak diteruskan menjadi sarang. Hanya polesan saja sampai hampir terkelupas dari papan sirip. Mohon penjelasan.”
+: “ Coba dilihat kotoran di lantai, bercak putih atau hitam?”
-: “ Kotoran sudah menumpuk tebal dan warnanya hitam.”
+: “ Jika kotoranya bercak-bercak putih, itu tanda walet yang tidur di papan sirip, adalah walet muda. Namun jika kotoran di lantai berwarna hitam, itu tanda walet dewasa atau walet usia tua.”
-: “ Jadi polesan dan liur tebal sebesar 1 jari yang tidak dilanjutkan itu milik burung walet yang sudah tua?”
+: “ Betul, lebih tepat lagi itu dilakukan oleh burung walet tua yang sudah afkir, yang sudah mulai masuk fase pasca produksi. Usia burung walet sekitar 7-8 tahun. Pada usia tua, tentu burung walet sudah berkurang produksi air liurnya.”
-: “ Apa yang harus saya dilakukan jika demikian?”
+: “ Mau dibiarkan saja silahkan, dan (bisa jadi) akan bermanfaat sebagai landasan sarang bagi burung walet yang lain. Atau mau diambil/ dipanen juga silahkan. Jika dijual ke pengepul, sarang 1 jari ini termasuk kategori sarang patahan.”
Semoga bermanfaat.