Pertanyaan member di WA suatu hari
“ Pak Arief, apakah kelelawar itu musuh walet? Sebab dalam gedung saya ada banyak kelelawar yang tidur bersembunyi di sela-sela papan sirip. Sebagian besar kelelawar menghuni daerah roving room. Sudah saya coba mengusir tapi selalu saja binatang itu kembali lagi. Saya kawatir populasi kelelawar akan berkembang biak bertambah banyak dalam gedung saya, dan akan mengganggu populasi burung walet. “
“Apakah keberadaan kelelawar tersebut mengganggu perkembangan populasi walet ke depan apa tidak? Jika mengganggu bagaimana cara mengusirnya? Juga saat saya masuk ke roving room, bau kencing kelelawar tercium menyengat. Mohon jawabanya pak Arief. Terimakasih sebelumnya. “
Setidaknya ada dua jenis kelelawar yang ikut menginap di dalam sebuah gedung walet, yaitu kelelawar pemakan serangga, dan kelelawar pemakan buah. Baiklah akan saya jelaskan secara sekilas tentang dua jenis kelelawar tersebut.
Secara umum, kelelawar termasuk binatang mamalia (menyusui) yang bisa terbang. Binatang ini mencari makan malam hari dan tidur siang hari dengan posisi kepala dibawah. Sebagian besar binatang ini penghuni gua. Di dalam kota, binatang ini kadang menghuni bawah jembatan, gedung kosong atau di atap rumah tinggal.
Di tempat saya Weleri Kendal, pada sekian tahun yang lalu, jutaan kelelawar menghuni gudang kosong milik PT Kereta Api. Gudang peninggalan bangunan Belanda itu cukup besar dan mampu menampung jutaan kelelawar dan berbiak tambah banyak tiap tahunnya. Setelah gudang itu dibongkar, jutaan kelelawar pindah tempat ke bawah jembatan Kali Kuto, jembatan penghubung Kab. Kendal dengan Kab. Batang, Jawa tengah.
Kelelawar terbang mencari makan di malam hari dengan bantuan mata dan telinganya (Echo location). Siang hari binatang mamalia itu menghabiskan waktu untuk tidur.

Ada 2 jenis kelelawar yang masuk dan tidur bahkan berkembang biak dalam gedung walet yaitu
• Kelelawar pemakan serangga.
Fisiknya kecil sehingga bisa sembunyi di sela papan sirip. Bentangan sayapnya sekitar 30 cm. Warna bulunya coklat. Saat sore hari, kelelawar kecil ini terbang keluar gedung mencari makan berupa serangga yang beterbangan di perkebunan atau persawahan. Menjelang maghrib dan malam hari kelelawar akan menyambar serangga yang beterbangan di lampu-lampu kota.
Pagi hari sebelum dan kadang bersamaan waktunya burung walet keluar gedung, binatang bersayap tipis ini masuk dan tidur di dalam gedung. Gedung walet saya yang berada di Kapuas Kalteng, pada bagian roving roomnya dihuni oleh jenis kelelawar kecil ini. Kotorannya berwarna hitam hampir mirip kotoran walet. Bau kotoran dan bau kencingnya memang cukup menyengat.
Tapi sejauh ini populasi burung walet tidak merasa terganggu dengan binatang mamalia ini. Namun saya pikir jika saya biarkan, perkembangbiakan kelelawar kecil ini bisa semakin banyak.
Daripada berpotensi mengganggu populasi walet nantinya, maka saya lakukan cara agar kelelawar tidak lagi menghuni gedung walet saya ini.
Bagaimana caranya? Yaitu pada bagian posisi kelelawar tidur yaitu di sela papan sirip, saya pasang jaring / pukat yang biasa dipakai untuk menjala ikan. Sehingga saat kelelawar masuk akan terhalang dan terjerat oleh jaring ikan tadi. Saya pasang tanpa mengganggu jalur terbang burung walet. Esok paginya saya masuk gedung, dan beberapa ekor kelelawar terjerat tergantung di pukat tersebut.
Selanjutnya jaring tetap saya biarkan di posisi semula. Esok hari saya masuk gedung dan saya lihat lagi ada beberapa ekor yang terjerat jaring. Pada hari ketiga dan selanjutnya, tidak ada lagi kelelawar yang menghuni gedung lagi.
• Kelelawar pemakan buah.
Fisiknya agak besar. Tidurnya menempel menggantung khas di papan sirip yaitu dengan posisi kepala di bawah. Bentangan sayapnya sampai 50 cm. Warna bulunya agak kehitaman. Kotorannya kental mengumpul di lantai bercampur dengan sisa sisa serpihan buah atau biji buah yang dimakanya.
Saat saya menangani gedung walet milik sohib saya Bang Yuzzi di daerah Sumber-Cirebon, puluhan kelelawar jenis ini menghuni gedung waletnya. Binatang bermocong mirip anjing ini keluar gedung cari makan sore hari dan kembali pulang ke gedung pagi hari. Saya sempat hitung tak kurang sekitar 50 ekor kelelawar menempati ruang sebelah roving room yang cahayanya tidak terlalu terang.
Jika dibiarkan jelas populasi kelelawar ini bisa tambah banyak dari bulan ke bulan.
Langkah mengusirnya, yaitu pada bagian sirip dimana posisi kelelawar ini tidur tiap harinya saya saya lapis plastik agak tebal kemudian di oles dengan gemuk atau stempet. Gunanya plastik agar papan tetap kering tidak terkena gemuk.
Gemuk adalah cairan kental berbentuk gel yang dijual di toko onderdil motor/ mobil. Gemuk gunanya untuk melumas parts dan mencegah korosi mesin. Nah dengan cara mengoleskan gemuk tersebut apa yang terjadi selanjutnya kelelawar kesulitan menempel karena tempat biasa kelelawar tidur telah terbungkus plastik dan licin. Akhirnya seminggu kemudian gedung walet Bang Yuzzi bebas dari kelelawar. Plastik penutup papan sirip pun di buka kembali.
Kedua jenis kelelawar yang telah diulas tadi itu bukanlah musuh burung walet. Kedua binatang itu juga bukan predator sebab makan serangga dan pemakan buah.
Nah ada jenis kelelawar pemakan daging. Kelelawar predator bagi burung walet. Fisiknya agak besar, bentangan sayapnya sekitar 70 cm. Warna bulu putih, sayapnya juga putih transparan, sehingga saat binatang itu terbang, seolah terlihat sayapnya mirip plastik. Binatang ini tidak tidur di gedung walet, melainkan tidur di pepohonan tinggi. Saat sore hari menjelang magrib, binatang ini menyambar burung walet yang akan pulang ke gedung. Kelelawar ini jelas termasuk predator, karena memangsa burung kecil termasuk burung walet. Sulit membasmi predator ini sebab terbang sangat gesit dan cepat.