Hari ke 2 di Palembang, kami bersama team berangkat ke Karang Agung Ilir dan Lanan. Perjalanan hanya bisa ditempuh melalui air menyusuri sungai Musi. Kami sewa speed agar perjalanan bisa lebih fleksibel. Semula mau start dari bawah jembatan Ampera, namun agar perjalanan lebih singkat, kami putuskan berangkat dari jembatan PU.
Perjalanan melalui sungai bagi saya bukan hal yang baru. Gedung walet saya berada di Bengkuang Buntok, Kalteng sudah 7 tahun lalu. Sehingga saya terbiasa mondar mandir perjalanan dengan speed dari Buntok menempuh waktu sekitar 2 jam membelah riak sungai Barito. Beberapa lokasi di pinggiran sungai Barito seperti Marabahan, Rangga ilung Mangkatib, Damparan, Teluk timbau, Babay, sudah saya singgahi melalui perjalanan air dari Banjarmasin. Saat rombongan tamu saya dari Vietnam pernah juga saya ajak ke RBW Bengkuang melalui Buntok sewa perahu.
Pada awal bulan Januari kemarin didampingi team dunia walet Kalteng kami ke Pagatan mengendarai speed menempuh waktu 4 jam dari Sampit.
Pada sisi lain perjalanan air lebih mengasyikkan. Saya bisa leluasa take spot gedung walet dengan aneka ukuran dipinggiran banyu dengan refleksinya saat matahari sore dengan warna semburat jingga yang indah.
Kembali menyusuri sungai Musi yang luas, sekitar pukul 11 siang kami menginjakan kaki di lokasi mas Andi Makmur. Gedung putih ukuran 4 x 8 dengan tinggi 3 lantai berdiri di depan rumahnya. Sebelum makan siang saya masuk ke dalam gedung. Saya naik semua lantai dan memberi arahan untuk dilakukan up date tata ruang agar populasi walet di gedung mas Andi lebih produktif ke depan.
Perjalanan kami lanjutkan ke Lanan tempat tinggal mas Pepen. Ukuran gedungnya sama. Cat putih menjadi pilihan agar panas matahari tidak tembus dinding sehingga suhu dalam gedung terjaga kesejukannya. Masuk gedung mas Pepen, lantai bawah full kolam. Suhu dan kelembapan sangat oke. Maka wajar jika populasi walet di dalamnya berkembang dengan baik. ” Alhamdulillah saya aplikasikan ilmu Pak Arief saat seminar di Palembang 1 tahun lalu. Terbukti hasilnya menggembirakan”, jelas mas Pepen bangga.
Kami juga sempat mengunjungi rumah walet mas Ridho. Beliau kakak ipar mas Pepen dan alumnus seminar Palembang. Gedungnya 4 x 8 mtr tinggi 3 lantai. Yang menarik dari fisik RBWnya yaitu berdinding papan, dilapis daun rumbia bagian luarnya. Memang saat saya masuk gedung, suhu terasa memenuhi syarat yaitu sekitar 27 derajat. Perkembangan populasi walet lumayan bagus. Namun ada hal yang menjadi kelemahan penggunaan daun rumbia ini yaitu, tikus mudah naik dinding lalu masuk gedung. Perkiraan saya itu dibenarkan mas Ridho. ” Betul pak Arief, tikus masuk gedung dan membantai walet yang sedang tidur malam hari. Untung sebelum populasi walet musnah, saya kontrol dalam gedung. Segera saya antisipasi mencari lubang akses masuk tikus dan menebar racun didalamnya. Alhamdulillah sekarang sudah pulih kembali dan populasi semakin meningkat”. Jelas Ridho.
Perjalanan esok harinya kami ke Kemang Indah.Team duniawalet masih utuh, Bang Aang, mas Ari, Mas Pepen, mas Andi, bahkan tambah 2 personil lagi yaitu mas Aries Saputra dan Mas Kirom.
Lokasi ini berada di daerah OKI. Kemang Indah termasuk daerah transmigrasi. Hampir 90% warganya berasal dari Jawa. Kami dan team agen Palembang menempuh perjalanan darat dengan menerabas jalan yang berlubang lubang terutama sejak dari Simpang Siberuk menuju Kemang. Bang Aang memacu mobilnya sambil mendengarkan lagu yang mendayu dayu dari audio mobil. Tak lama kami sampai di lokasi. Tuan rumah Mas Rofii yang asli Banyuwangi menyambut kedatangan kami dengan senyum ramah. Karena sama-sama dari Jawa maka berkomunikasi kami lancar, bahkan saya melayani bahasa Jawa inggil dengan fasih.
Di Kemang Indah baru berdiri sekitar 20 gedung walet. Lokasi pakan cukup luas karena daerah ini dikelilingi perkebungan Sawit PT Tania Selatan. Lokasi tempat ini sangat potensial karena tersedia sumber pakan yang melimpah. Namun produksi sarang walet tiap gedung tidak maksimal. Rata rata disini panen 2 kg tiap bulan. Populasi di tiap gedung stagnan tidak berkembang. Apa penyebabnya?
Menurut penuturan mas Kirom, pengepul sarang walet yang siang itu ikut mendampingi bersama team, disini petani walet belum tahu cara mengatur ruang dengan benar. “Tidak ada sekat di dalam gedung walet. Jadi di dalam gedung tidak ada kamar atau tidak ada pengaturan cahaya. Petani walet disini belum paham cara benar mengatur teknis ruangan dalam gedung walet” tutur mas Kirom
Mas Kirom sudah 2 tahun sebagai pengepul sarang walet di wilayah Oku timur dan Oki. Ada sekitar 100 gedung yang sudah berlangganan menjual hasil sarangnya. ” Jadi saya tahu keluhan para petani walet mengenai populasinya yang stagnan. Sementara saya tidak tau solusinya” jelas anak muda yang asli Kediri ini.
Saat saya masuk dua unit gedung walet milik Mas Rofii memang saya lihat tidak ada sekat sekat didalamnya. Kondisinya plong tidak ada pembagian nesting room depan dan nesting room belakang. Karena tanpa sekat maka wajar jika gedung walet kurang produktif.
Saya lalu memberikan arahan agar diatur tata ruang yang benar dengan cara dilakukan penyekatan. Cukup dengan sekat kain saja. Mas Andi sibuk menggambar di kertas arahan saya untuk mengatur sekat yang benar dan tepat.
Seperti kita ketahui bahwa sebuah gedung walet selain harus diatur suhu serta kelembapanya, faktor penyekatan sangat penting. Dengan mengatur tata ruang secara tepat, walet akan banyak pilihan, baik yang berkaitan dengan faktor cahaya, kenyamanan maupun keamanan. Model sekat juga sering saya jelaskan baik di buku-buku saya maupun saat seminar, bahwa ada yang disebut sekat full, ada sekat setengah full (yaitu bagian bawah dibiarkan menggantung sekitar 30 sd 50 cm agar sirkulasi udara tetap lancar), ada juga sekat gantung. Disebut sekat gantung karena teknik pasangnya menggantung di papan sirip. Lebar sekitar 50 cm. Sekat gantung memberikan keleluasaan gerak terbang walet didalam ruang, namun tetap berfungsi memberikan rasa nyaman karena walet bisa sembunyi di dekat sekat tersebut karena terlindung.
Tugas saya hari ini selesai. Team berpamitan. Tak lupa kami poto bersama. Mas Rofii mencatat WA saya, agar bisa konsultasi lanjutan lebih intensif. Salam sukses berkah.