Untuk menjawab pertanyaan member terkait waktu tepat untuk panen diperlukan data yang lengkap. Konsultasi terkait waktu panen perlu menyertakan berapa jumlah sarang serta berapa lama usia gedung. Sebab beda ukuran gedung dan beda lokasi, hasil jumlah sarangnya tidak sama.
” Selamat siang pak Arief. Saya mau tanya, gedung saya sudah on hampir 2 tahun. Jumlah sarang sudah ada sekitar 100 sarang. Kira-kira kapan saya bisa panen?”
Saya ambil kasus salah satu member ini agar saya bisa menjelaskan lebih lanjut. Namun sebelumnya harus dipahami dulu bahwa panen sarang walet akan membuat walet stress. Maka pemilik harus tahu cara panen yang benar yaitu meminimalisir tingkat stress walet. Ada 3 hal yang harus diperhatikan sebagai berikut:
- Untuk panen sarang, perlu diketahui jumlah sarang walet di dalam gedung. Semakin sedikit jumlah sarangnya, maka resiko stress walet akan semakin besar. Sebaliknya semakin banyak sarangnya akan semakin rendah tingkat stresnya. Dengan jumlah sarang walet hanya 100 biji, maka panenlah sebanyak 25% saja. Ini dimaksudkan, agar jumlah walet yang stress hanya 25 pasang saja. Dan walet yang tidak stress jumlahnya lebih besar yaitu 75 pasang. Karena jumlah walet yang tidak stress lebih banyak, maka itu akan membantu walet yang stress cepat pulih normal kembali.
- Untuk meminimalisir tingkat stress walet, terapkan pola panen tetasan. Yaitu panen sarang yang sudah kosong, alias sudah digunakan untuk berbiak. Jangan lakukan panen rampasan atau panen buang telur. Ini mengakibatkan tingkat stress walet tinggi. Kenapa bisa begitu? Karena tugas walet belum selesai dalam berbiak. Coba bayangkan dimana induk walet sudah siap mengeluarkan telur, namun kaget karena sarangnya telah dipanen. Induk walet kebingungungan akan diletakkan dimana telurnya. Sarang yang sudah siap untuk berbiak hilang dalam sekejap. Panen rampasan inilah yang akan bikin walet stress. Demikian juga jika panen buang telur, walet jadi stress karena sarang dan telur hilang disaat sedang proses mengerami terputus di tengah jalan. Cara panen yang aman yakni menunggu proses berbiak itu selesai, dimana anak walet sudah terbang dari sarangnya. Cara seperti ini disebut panen tetasan. Resiko induk walet stress jadi sangat kecil.
- Lakukan panen sarang pada jam pagi yakni ketika walet sedang mencari pakan, yaitu mulai jam 09.00 sd jam 12.00. Saat itu walet tidak ada di dalam gedung sehingga pemilik gedung bisa lebih leluasa panen. Namun jika hari hujan urungkan rencana untuk panen, karena walet berada di dalam gedung.
Untuk masuk gedung lakukan secara hati-hati. Yaitu sebelum masuk gedung matikan dulu mesin audionya. Tunggu 10 menit agar semua burung walet keluar gedung. Lakukan panen hingga jam 12 siang saja sebab walet mulai pulang ke gedung untuk istirahat setelah cari makan. Sebagian orang melakukan panen hingga jam 3 sore, maka walet yang mau pulang tidak berani masuk gedung. Walet hiruk pikuk di mulut LMB dengan terbang sangat liar tanda walet panik dan rentan stress.
Jadi dari 3 hal diatas, dapat diketahui panen sarang walet bukan saja dilihat dari berapa lama gedung beroperasi. Namun perlu diperhatikan juga jumlah sarang yang ada serta lakukan pola panen yang benar agar populasi gedung terjaga.