Selain Tata Ruang, apa penyebab umum gedung walet tidak produktif ?
Pertanyaan tersebut diajukan member pada sesi seminar yang sedang membahas berbagai kasus problem gedung walet. Pertanyaan ini sangat cerdas. Belajar dari kesalahan umum pemilik gedung walet, ada 2 hal penting dalam budidaya walet yang harus diperhatikan yaitu pertama tata ruang ( selain kondisi internal berupa kondisi suhu & kelembapan) , dan kedua mengenai tata suara di dalam gedung walet atau disebut Audio System.
Dalam berbagai seminar yang saya selenggarakan, selalu saya tekankan inti dari pengaturan tata ruang sebuah gedung walet. Ilmu tata ruang gedung walet mengatur pergerakan terbang walet, mulai dari masuk LMB hingga turun untuk menginap di nesting room terjadi dengan mudah.
Akses masuk ke nesting room, dan juga akses masuk ke lantai bawah (void) harus memberikan kemudahan bagi burung kecil ini terutama pada saat masa adaptasi. Jika dari awal tata ruang membuat walet susah adaptasi, maka kemungkinan selanjutnya adalah walet enggan untuk menginap. Apabila ada tata ruang di beberapa bagian tidak tepat, maka persebaran walet yang menginap bisa tidak merata.
Banyak kasus gedung walet yang saya sering ditemui, dimana walet sudah masuk ke nesting room di lantai atas, namun ketika dilihat di lantai dasar/ bawah, hanya sedikit walet yang bersarang. Padahal suhu dan kelembapan di lantai dasar/ bawah lebih ideal dibanding lantai atas. Tapi mengapa walet justru banyak bersarang di lantai atas yang notabene suhu lebih tinggi dan kelembapan kurang?
Hal tersebut dikarenakan sulitnya akses untuk walet turun melalui lubang void menuju lantai dasar. Hanya puluhan ekor walet saja yang berhasil menjangkau lantai dasar dan bersarang. Hal itu disebabkan ukuran lubang void terlalu sempit misalnya, menyebabkan walet usia muda ragu-ragu terbang turun melewati void. Hanya walet dewasa yang kemampuan terbangnya lebih mahir dan berani terjun menukik. Maka void tersebut perlu dirombak untuk memberikan kemudahan bagi walet menjangkau semua lantai.
Jika semua hal berkaitan dengan tata ruang dan iklim mikro yang sudah memenuhi syarat, maka hal terpenting kedua adalah pengaturan tata suara. Kenapa tata suara? Setelah kondisi internal gedung walet sudah disiapkan dengan baik untuk diinapi walet, maka saatnya pemilik gedung melakukan ‘marketing’ untuk menarik perhatian walet. Walet ditarik dengan suara pemanggil dipancarkan dari twiter di lubang masuk burung (LMB). Suara panggil ini tentu harus bagus dan berkualitas, sebab gedung walet bersaing dengan gedung walet lain yang juga memanggil walet.
Disinilah terjadi adu suara panggil walet, atau istilah saya terjadi perang suara antar gedung walet. Suara yang benar benar disukai walet sajalah yang akan ramai didatangi burung kecil tersebut. Merk twiter serta penempatan twiter di LMB menjadi sangat berpengaruh. Sebab suara panggil di LMB ini jadi suara yang pertama kali di dengar walet ketika walet sedang diluar gedung.
Jika walet terlihat sudah mau masuk ke dalam LMB, maka selanjutnya harus disambut dan dipandu oleh twiter void. Twiter void dan twiter tarik ditempatkan pada titik-titik yang tertentu dengan pengaturan volume yang tepat. Begitu pula formasi twiter inap di nesting room diatur sedemikian rupa agar walet merasa gedung ramai dan nyaman ditinggali. Apabila faktor pertama tadi, yakni tata ruang dengan internal gedung sudah sesuai habitat ideal walet, walet akan segera menginap mencari posisi nyaman di papan sirip. Apabila faktor tata ruang sudah baik, namun faktor tata suara tidak mampu menarik walet dari mulai masuk LMB hingga masuk ke dalam nesting room maka hal itu bisa kurang maksimal hasilnya. Gedung walet jadi tidak produktif. Kedua faktor ini sangat berkait erat dan saling mendukung menuju sukses budidaya walet.
Salam cerdas.