Salah satu problem yang dihadapi pemilik gedung walet yakni munculnya binatang kecoak. Kecoak merupakan hama yang mengganggu dan merugikan petani walet karena menggerogoti sarang walet yang akan mempengaruhi kualitas sarang. Sebab sarang sudah tidak utuh. Berlubang-lubang dimakan kecoal. Hama lainnya yang juga kerap muncul menganggu seperti rayap, kutu busuk, semut, nyamuk juga cicak.
Kenapa bisa muncul hama-hama tersebut?
Bagaimana apabila gedung terlanjur muncul hama-hama tersebut?
Bagaimana penangananya?
Bagaimana juga cara pencegahannya?
Simak tulisan berikut.
Munculnya hama-hama tadi tidak lain karena pemilik gedung walet yang membiarkan kotoran walet menumpuk di lantai. Bertahun-tahun kotoran walet dibiarkan menumpuk dan tidak dibersikan. Pemilik beranggapan, jika kotoran dibersihkan, bau khas gedung walet menghilang dan membuat burung walet kabur. Namun, benarkah anggapan demikian?
Tentu saja anggapan tersebut keliru. Penyebab burung walet tiba-tiba kabur ke gedung lain bukan karena kotoran dibersihkan, melainkan ada predator yang mengancam fisik burung walet. Sebenarnya, burung walet tidak suka kotoran. Bahkan, walet tidak menyukai bau kotorannya sendiri. Jika burung walet suka, tentu kotorannya disimpan di dalam sarang, tidak dibuang di lantai.
Keberadaan kotoran yang menumpuk di lantai, menjadi makanan hama kecoak untuk berkembang biak. Apabila gedung walet tidak rutin dikontrol, hama lain seperti rayap, kutu busuk juga semut rawan muncul. Hama-hama tersebut berdampak buruk bagi kesehatan burung walet dan kualitas sarang, sehingga dibutuhkan perhatian khusus dari pemilik gedung.
Dari mana datangnya kecoak?
Terdapat 2 kemungkinan binatang bersayap ini masuk ke RBW. Yaitu pada malam hari kecoak terbang dari rumah atau RBW lain, kemudian hinggap ke dinding lalu masuk LMB. Pada RBW yang berdekatan dengan rumah tinggal, kecoak dengan mudah masuk. Selain itu kecoak masuk melalui lubang pembuangan air. Kecoak lalu bersembunyi di sudut lantai atau di sekitar bak air, juga di sela-sela papan sirip.
Hama kecoak dalam gedung walet akan menggerogoti sedikit demi sedikit sarang walet di papan sirip. Akibat dimakan kecoak, sarang walet menjadi berlubang. Kadang lubang sarang cukup lebar, sehingga telur burung walet yang berada di dalamnya jatuh. Hama kecoak ini aktif pada malam hari mencari makan berupa kotoran walet di lantai, juga memakan sarang burung walet di papan sirip. Akibatnya, sarang walet jadi berlubang, tidak lagi utuh. Jadi apabila menemukan kecoak dalam gedung, keberadaannya harus segera dibasmi dengan pestisida, karena binatang bersayap coklat ini cepat berkembang biak.
Sedangkan hama kutu busuk bersembunyi di sela antara papan sirip dan plafon. Selain itu, kutu busuk juga bersembunyi di dasar sarang atau terselip di antara bulu burung walet. Apabila kita mendapati hama kutu busuk/gurem ini di sarang walet, segera taburi sarang menggunakan kapur ajaib yang ditumbuk lembut seperti bubuk. Ukuranya cukup setengah sendok teh. Ini tidak berbahaya bagi induk dan anak burung walet. InsyaAllah kutu busuk dan anak-anaknya akan mati akibat racun kapur tersebut.
Berbeda lagi apabila muncul hama rayap yang keberadaannya membahayakan bagi RBW yang dibangun secara non-permanen. Keberadaan rayap memang sulit diketahui, karena binatang kecil pemakan kayu ini hidup di dalam tanah. Beberapa pemilik mengaku kaget ketika masuk ke dalam RBW dan melihat terdapat jalur rayap di dinding. Setelah ditelusuri, ternyata jalur rayap naik hingga lantai atas. Karena itu, penting mengontrol secara rutin, sehingga segera diketahui jika ada rayap yang masuk ke dalam gedung.
Hama lainnya yang diperlu diwasadai yakni adanya semut. Dalam hal ini, diperlukan kontrol yang cermat, karena keberadaan semut jarang terlihat apalagi dalam kondisi di dalam gedung yang minim cahaya. Beberapa kali member mengeluh terdapat semut merah ukuran kecil yang memakan sarang walet yanh masih baru yang masih berbau amis. Tentu saja burung walet terganggu dengan adanya semut. Bahkan, semut merah juga menggigit tubuh anak walet yang belum berbulu. Apabila semut merubungi sarang walet yang terdapat anakan, gunakan kapur semut atau kapur ajaib untuk membuat lingkaran di papan sirip sekitar sarang walet. Tujuanya sebagai pembatas atau pelindung agar rombongan semut tidak datang lagi menyerbu sarang. Selanjutnya tentu saja harus dicari sumber datangnya semut, lalu gunakan racun pestisida untuk membasmi hama tersebut.
Apabila penggunaan pestisida karena populasi hama yang sudah meluas, maka gunakan resep saya satu ini. Resep ini menggunakan: susu (cair/bubuk), gula putih, madu, dan racun (saya pakai “regen”, racun hama pertanian. Caranya masukkan susu, gula pasir dan madu masing-masing 2 sendok makan kedalam piring plastik/wadah. Aduk merata dengan air secukupnya dan 1-2 tetes ‘regen”.
Sajikan piring-piring berisi resep racun manis ini di tempat yang mudah dijangkau hama seperti kecoa, cicak semut tadi. Tempatkan beberapa piring jika gedung walet Anda luas serta bertingkat. Resep ini dijamin sangat efektif. Aroma campuran susu gula madu yang khas, serta rasanya yang sangat manis pasti akan menarik hama-hama gedung walet berdatangan. Setelah itu, dijamin hama yang mengerubung dan mencicip ramuan ini pasti mati.
Semoga info diatas bermanfaat bagi Anda pemilik gedung walet. Yang penting lakukan kontrol rutin agar tidak kecolongan dan tidak kalah cepat dari hama. Salam sukses!