Keberadaan kolam air dalam RBW sangat penting untuk menjaga kestabilan kelembapan dalam gedung. Habitat burung walet menyukai tempat yang lembab. Karena itu, usahakan kolam air jangan sampai kering agar populasi burung walet betah dan nyaman tinggal di dalam gedung tersebut.
Yang perlu diperhatikan adalah munculnya nyamuk di kolam air tersebut. Sebab kolam air seringkali jadi tempat nyamuk berkembang biak. Nyamuk tadi awalnya masuk ke dalam RBW melalui LMB atau lubang ventilasi. Nyamuk dengan nalurinya, mencari tempat lembap untuk berkembang biak. Kolam air gedung walet dengan air yang tenang menjadi tempat yang disukai nyamuk untuk beranak pinak.
Yang harus diperhatikan, kebersihan kolam air harus senantiasa dikontrol dan rajin dibersihkan. Sebab kotoran walet yang jatuh dan menumpuk bercampur air kolam akan menjadi problem serius.
Beberapa kali saya masuk gedung walet yang kondisinya kotor, belum lama berdiri di dalam gedung puluhan nyamuk sudah menempel di tangan, kaki, dahi juga leher. Di dalam gedung walet binatang ini mengisap darah. Terbukti belum genap 5 menit berada di dalam masuk gedung, kerumunan nyamuk lapar sudah langsung menyerbu.
Sering saya temui, beberapa pemilik gedung juga membiarkan banyak nyamuk di dalam gedung. Mereka malah menganggap, burung walet makan nyamuk. Padahal, burung walet tidak makan nyamuk. Pengalaman saya selama 20 tahun berkecimpung dalam dunia walet, keberadaan nyamuk justru merugikan bagi walet.
Nyamuk yang berkembang biak dalam kolam di gedung walet butuh makan yakni berupa darah. Apabila orang tidak masuk ke dalam gedung, siapa yang jadi sasaran nyamuk?
Nyamuk akan menyerang anak walet di dalam sarang yang belum memiliki bulu dengan mengisap darah anak walet itu. Nyamuk menyerang anak walet yang masih merah tadi hingga menyebabkan lemas dan berujung kematian.
Beberapa kejadian sempat saya lihat, ada banyak kolam di dalam gedung walet dimana menjadi tempat ribuan nyamuk berkembang biak dengan subur di air kolam tersebut. Dampaknya, nyamuk menyerbu anak-anak walet yang masih merah di dalam sarang. Tubuh anak walet disedot darahnya oleh nyamuk. Bahkan nyamuk juga menyedot bulu muda di sayap atau ekor anak walet yang mengandung darah. Akibat serbuan nyamuk, banyak anak walet lemas lalu terjatuh di lantai dalam kondisi tubuh biru pertanda kurang darah. Sementara yang masih hidup dan beranjak besar, bulu sayap dan bulu ekor jadi cacat tidak tumbuh sempurna. Itu berakibat anak walet tadi gagal terbang dan jatuh ke lantai.
Saya masih ingat sekali, kasus ratusan anak walet mati karena nyamuk ini. Pertama kali saya temui di Indramayu-Jabar. Kasus kedua di Singkil Aceh Selatan. Kasus ketiga di Sampit-Kalimantan Tengah. Ratusan hingga ribuan piyik walet yang masih usia 10 sd 20 hari mati jatuh di lantai. Menyedihkan sekali! Anak walet mati sia-sia karena kecerobohan pemilik gedung yang membiarkan gedung waletnya tergenang air kotor. Piyik mati dengan tubuh kebiru-biruan.
Jadi tidak benar burung walet makan nyamuk. Justru nyamuk yang “makan” anak walet. Selain itu, keberadaan nyamuk ini berbahaya bagi lingkungan sekitar karena potensi menimbulkan gangguan lingkungan sekitarnya.
Karena itu, usahakan kolam air di dalam RBW harus bebas nyamuk. Caranya bisa dengan memelihara ikan di dalam kolam atau gunakan bubuk abate agar jentik nyamuk mati. Pada dasarnya juga jangan biarkan air kolam dalam gedung walet kotor. Kelembapan sangat penting tapi jangan dengan air yang kotor. Air harus selalu bersih, agar lingkungan sehat, populasi walet juga akan menjadi sehat. Apabila air sudah kotor, segera buang ganti dengan air bersih. Sirkulasi air juga harus terus diperhatikan. Jika gedung tersebut penuh populasi walet, sementara air yang menggenang di lantai bawah itu jarang dikuras, maka akan menjadi sarang nyamuk. Nyamuk akan subur berbiak di tempat yang kotor dengan air yang menggenang. Jangan beri kesempatan untuk nyamuk jadi ‘penghuni gelap’ gedung walet Anda.
Waspadalah.