Pada awalnya burung walet adalah burung penghuni gua. Burung kecil ini membikin sarang di dinding bebatuan yang kasar atau di langit gua yang memungkinkan walet mencengkeramkan kukunya dan bersarang. Pada tahun 2001 an saya sempat melakukan penelitian habitat walet gua di daerah Kebumen Jawa Tengah yang lokasinya tidak jauh dari gua wisata Baturaden. Dengan memakami kamera pocket otomatis, saya sempat memotret populasi walet yang bersarang di dinding dinding gua yang bertekstur agak kasar.
Selanjutnya karena sarang walet memiliki nilai ekonomi yang tinggi, maka dilakukanlah budidaya burung walet. Selain disediakan gedung dengan kondisi suhu dan kelembapan yang disukai walet, juga disediakan papan sirip untuk walet bersarang. Manfaat papan sirip yaitu
- Bentuk sarang akan lebih bagus dan seragam dibanding bentuk sarang walet gua yang tidak beraturan mengikuti bentuk tekstur dinding gua yang juga tidak beraturan.
- Cara panen yang mudah dan cepat karena cukup pakai scrap untuk mengambil sarang walet yang menempel di bidang papan sirip yang datar. Panen sarang walet di gua lebih sulit karena sarang walet menempel di ceruk bebatuan gua.
- Tinggi tiap ruang yang hanya maksimal 3 meter, akan memudahkan dilakukan panen sarang karena cukup pakai tangga lipat saja. Bandingkan dengan kondisi gua yang tinggi sehingga untuk panen sarang walet gua harus menggunakan alat bantu berupa bambu panjang itupun masih disambung agar terjangkau langit gua yang kadang tingginya mencapai 20 meter.
- Pengaturan teknis panen secara detail juga lebih mudah dilakukan yaitu dengan tujuan meningkatkan populasi dan mengembangkan kelestarian populasi walet dengan cara panen tetasan. Bukan panen rampasan, panen buang telur atau panen buang anak walet.
- Seperti diketahui, sistem panen sarang walet gua dilakukan secara membabi buta. Yang penting bisa panen sarang walet dalam jumlah besar tiap periode panen. Sarang yang dipanen pun sulit terseleksi disebabkan kondisi gua yang tinggi, sehingga tiap kali panen, ribuan telur dan anak walet jadi korban sia sia. Maka tidak heran jumlah sarang walet gua semakin tahun semakin merosot jumlahnya.
Manfaat papan sirip juga sebagai pelipat ganda jumlah sarang. Pada blok ukuran 4 X 4 meter untuk kapasitas produksinya bisa mencapai 5 kg sarang walet.Bagaimana menghitungnya? Pada blok 4 x 4 meter terdapat 8 papan sirip dengan asumsi jarak papan sirip 50 cm. Tiap papan sirip panjang 4 meter. Jika 1 meter papan sirip terdapat 10 sarang walet, maka papan sirip sepanjang 4 meter itu akan terdapat 40 sarang walet. Itu papan sirip sebelah kanan saja. Padahal 1 papan sirip ada 2 bidang tempat bersarang ( kanan & kiri), jadi papan sirip sepanjang 4 meter akan terdapat 80 sarang walet. Jika 1 blok tersebut terdapat 8 lembar papan sirip, maka jumlah sarang dalam 1 blok adalah 80 x 8= 640 sarang. Sering saya mendapat pertanyaan, antara lain. Apakah jarak antar papan sirip boleh hanya selebar 25 cm? Jawab saya, boleh saja. Maka jika mengikuti penjelasan diatas dalam 1 blok 4 x 4 meter akan terdapat 16 papan sirip, dan kapasitas produksinya bisa mencapai 1280 sarang lebih. Pertanyaan selanjutnya, apakah burung walet tidak kesulitan bersarang di papan sirip dengan jarak antar papan 25 cm? Jawab saya, walet tidak kesulitan dan nyaman saja bersarang di papan yang “sempit” itu. Percaya saya, walet sangat mau. Bagaimana sebaiknya formasi papan sirip ? Apakah membujur semua? Atau berkotak kotak? Jika papan sirip di gedung walet dipasang membujur maka akan dihasilkan sebagian besar sarang bentuk mangkok. Jika formasi papan sirip dibikin berkotak kotak, maka sebagian besar hasil sarangnya berbentuk sudut. Harga sarang mangkok tentu lebih mahal dibanding sarang bentuk sudut. Anda pilih yang mana? Formasi papan sirip membujur atau yang berkotak-kotak? Ikuti cara saya di bawah ini dengan pertimbangan yang rasional. Pada tahun pertama saya membikin formasi papan sirip yang berkotak kotak. Karena walet usia muda lebih suka dan mudah bersarang di tempat bersudut. Tujuannya agar banyak walet muda yang menginap di sudut dan bersarang. Pada tahun pertama ini saya cuek saja biarpun hasil sarangnya berbentuk sudut. Saya lebih mementingkan banyak walet yang menghuni gedung dan bersarang didalamnya.
Istilah saya, pada tahun pertama saya produksi burung walet dan belum memikirkan produksi kualitas sarang. Dengan cara ini, gedung walet saya di bebeberapa lokasi, terdapat 600 sd 900 sarang dalam 1 tahun pertama. Jumlah burungnya banyak, biarpun bentuk sarangnya sudut. Trus kapan produksi kualitas sarang? Apakah sarang sudut bisa berubah menjadi sarang mangkok? Pada tahun kedua, saya mulai melepas sekat sekat papan di papan sirip. Dengan kata lain, saya mulai mengurangi bentuk papan yang berkotak kotak. Saya pilih mana papan sekat sirip yang bisa saya lepas. Yang masih ada telur atau ada anaknya saya biarkan sampai anak bisa terbang, baru sekat papan saya lepas. Saya lakukan bertahap saja, hingga akhirnya formasi papan sirip berkotak kotak mulai berkurang setahap demi setahap.
Pada tahun kedua dan selanjutnya saya mulai merubah formasi papan sirip berkotak ke formasi papan sirip membujur. Dari cara itu bentuk sarang mulai berangsur berubah. Jika pada tahun pertama sebagian besar bentuk sarangnya sudut, maka pada tahun kedua dan tahun berikutnya, bentuk sarangnya sebagian besar mangkok. Dari segi hasil rupiahpun jelas berlipat jauh karena harga sarang mangkok lebih tinggi dibanding sarang sudut. Dari penjelasan di atas, coba jawab pertanyaan dibawah ini, dalam hati saja hehehe ..
Apakah anda mengatur formasi papan sirip di gedung walet anda semuanya membujur, agar sejak tahun pertama anda bisa panen sarang bentuk mangkok? Apakah jika ada sudut di papan sirip itu justru anda tutup dengan segi 3 kecil -agar sudutnya hilang, agar sejak tahun pertama bentuk sarangnya bukan sudut?