Kondisi di dalam gedung walet haruslah lembab. Untuk itu, air menjadi suatu hal yang sangat penting. Semakin banyak air di dalam gedung, maka kelembapan akan semakin tinggi. Sebaliknya, semakin sedikit volume air di dalamnya, maka akan semakin rendah pula tingkat kelembapan nya.
Seperti diketahui, walet adalah burung yang membutuhkan kondisi lembab. Ini berkaitan erat dengan faktor kemudahan burung kecil ini saat mengeluarkan air liur dari tenggorokannya. Jika kondisinya lembab, walet mudah mengeluarkan saliva serta membangun sarangnya menjadi bentuk yang bagus, serta utuh. Sebaliknya jika kondisi gedung kelembapannya kurang, maka tenggorokan walet akan kering, ini menyulitkan walet mengeluarkan air liur. Air liurnya keluar secara tidak maksimal. Akibatnya, sarang yang di buat kurang sempurna, kecil dan tipis serta mudah retak atau berlubang.
Bahkan dengan kondisi kelembapan yang kurang, tidak merangsang walet untuk kawin, meskipun sebenarnya masa kawin sudah tiba. Gedung walet yang kurang produktif, salah satu sebabnya karena kondisi gedung yang kering atau kurang lembab.
Dalam musim penghujan walet akan sangat mudah membuat sarangnya. Ini karena kondisi udara luar yang lembab, demikian pula di dalam gedung. Kondisi tersebut akan merangsang walet untuk kawin dan segera membangun sarangnya. Kesimpulannya terdapat korelasi yang signifikan antara kelembapan dan reproduksi. Oleh karena itu, banyak peternak walet yang memanen sarangnya 1 atau 2 bulan sebelum musim penghujan. Panen yang dilakukan bahkan dengan cara panen buang telur atau rampasan. Panen itu dilakukan dengan alasan, karena tidak lama lagi musim hujan akan tiba, dan walet akan giat membangun sarangnya kembali untuk ber reproduksi. Bahkan sarangnya lebih tebal dan lebih sempurna disebabkan kondisi kelembapan yang terpenuhi dengan baik. Panen menjelang musim hujan, juga karena alasan ekonomi.
Untuk menciptakan kondisi kelembapan, salah satu cara yaitu membuat kolam air. Semakin lebar kolam akan semakin merata kelembapan ruangan. Udara dalam gedung akan terasa lembab, karena udara mengandung air. Jika di tengah kolam dipasang mesin kabut, maka kelembapan akan lebih tinggi lagi. Agar kelembapan bisa lebih menyebar, hembusan dari kipas angin akan sangat efektif.
Perlu saya jelaskan, kelembapan air dari kolam sifatnya pasif, sebab air yang menguap dari kolam berjalan secara alamiah. Demikian juga sirkulasi angin dari lubang ventilasi juga berjalan secara alamiah dan sifatnya pasif juga. Bagaimana agar sistem kelembapan aktif? Gunakan mesin kabut. Bagaimana agar sirkulasi udara aktif? Gunakan kipas angin atau dengan ex house fan.
Kolam air di dalam gedung walet pastikan jangan sampai bocor. Jika air kolam rembes atau dasar kolam retak, maka rembesan air akan membasahi papan sirip, yang berakibat walet tidak mau bersarang di papan sirip yang basah. Bikin kolam air, bisa dibuat cara sederhana agar resiko bocor tidak terjadi.
Cara sederhana tersebut yaitu dengan membuat kotak papan misalnya ukuran lebar 1 meter panjang 1.5 meter. Tinggi papan sekitar 30 cm. Sebagai alasnya pakailah papan triplek. Lalu lapislah kotak papan tadi dengan karpet plastik. Kemudian isilah air kira-kira 25 cm. Jadilah kolam papan sederhana. Cara ini biasa dilakukan para penjual ikan hias di pasar-pasar. Dengan kolam plastik ini, resiko kebocoran bisa dihindari. Pada gedung walet dengan dak lantai papan, pembuatan kolam sederhana ini bisa di lakukan.
Sebaiknya penempatan kolam air tersebut di tengah atau di pinggir dinding? Pada dasarnya, semakin lebar permukaan air akan semakin mudah tercapainya kelembapan ruang. Untuk gedung dengan ukuran kecil/ sempit, mungkin bisa dengan sistem kolam di pinggir dinding. Namun untuk gedung ukuran lebar, kolam di pinggir dinding saja akan kurang efektif untuk memenuhi fungsi kelembapan. Jadi, jika gedung lebar/ luas, lebih baik kolam air di ditempatkan di pinggir dan di tengah ruangan.