Problem anak walet tidak pulang sebenarnya dialami oleh sebagian besar gedung walet dengan prosentase yang berbeda. Misalnya gedung A, anak walet tak pulang 5 %, sedang gedung B mencapai 10%. Gedung C anak walet gagal pulang mencapai 20 %. Bagi gedung walet yang populasinya sudah banyak, tidak terlalu kelihatan jumlah anak walet yang gagal pulang. Pemiliknya mungkin tidak begitu memikirkanya sebab kenyataanya populasi burung walet tetap bertambah dari tahun ke tahun. Artinya hanya sedikit anak walet yang tidak kembali. Selain itu karena populasinya sudah ribuan, sulit juga menghitung angka prosentase anak walet yang hilang. Yang problem adalah para petani walet pemula, yang jumlah sarangnya baru puluhan saja, dan anak walet yang tak pulang mudah terhitung.
+ : ” Pak Arief, kemarin saya lihat beberapa anak walet masih tinggal di sarangnya, tapi sekarang tak ada lagi. Kemungkinan sudah terbang dan tidak kembali. Sebab jumlah burung yang menginap jumlahnya tetap. Harusnya kan ada penambahan dari anak2 walet itu. Kotorannya berupa bercak putih juga tak kelihatan di lantai. Kenapa anak walet tidak pulang lagi?”
– : ” Bagaimana kondisi suhu dan kelembapan gedungnya?”
+ : ” Agak gerah saya rasakan. Tubuh keluar keringat. Mungkin karena dinding belum diplester baik luar maupun dalam. Masih berupa susunan bata merah. Di dalam gedung juga belum ada bak air. Ukuran suhu dan kelembapan saya tidak tau sebab saya belum punya hygrothermometer.”
– : ” gedung walet ukuran berapa, dan luas void berapa? ”
+ : ” Gedungnya ukuran 4 m x 8 m tinggi 3 lantai. lubang terjun ukuran sekitar 2 m x 1 m.”
– : ” Apakah sudah dipasang sekat di dalamnya? ”
+ : ” Belum pak masih plong saja.”
– : ” lokasi gedung di daerah pakan atau lintasan?”
+ : ” Lokasi di daerah lintasan pak, saat saya bangun gedung, sudah berdiri 2 gedung milik tetangga. Namun sekarang ini banyak yang membangun. Saya hitung sudah berdiri 12 gedung.”
– : ” Jarak dengan lokasi pakan misalnya perkebunan sawit atau hutan, jauh apa dekat? ”
+ : ” Lumayan jauh pak, sekitar 10 km ada perkebunan sawit.”
– : ” Sudah berapa tahun usia gedungnya?”
+ : ” Sekitar 12 bulan. Tapi perkembanganya lambat sekali. Sampai sekarang baru ada 20 sarang sementara jumlah waletnya sekitar 75 ekor.”
– : ” Pada 1 bulan pertama, walet yang menginap ada berapa ekor?”
+ : ” Pada bulan pertama, dilihat dari kotoranya ada 6 titik. Kalau dihitung pagi habis subuh walet yang keluar gedung ada 10 ekor.”
– : ” Dari mana asal burung walet yang menginap di gedung bapak? ”
+ : ” Hehe ..mana saya tau pak. Tentunya walet dari gedung orang lain.”
– : ” Iya, yang masuk dan menginap di gedung bapak Itu pasti walet dari gedung orang lain. Dan orang lain tersebut tentu juga merasa anak waletnya tidak pulang, hilang entah kemana.”
+ : ” Trus apa yang musti saya lakukan agar anak walet kembali pulang?”
– : ” Harus dipahami terlebih dahulu bahwa burung walet memilih tempat untuk bersarang pada suhu maks 29 “C dan kelembapan min 60%, dengan cahaya yang redup atau remang dan tempatnya aman serta tersembunyi.
Kondisikan faktor internal gedung sebaik mungkin. Dinding luar diplester lalu diplamir kemudian di cat putih. Tujuanya agar panas matahari tidak tembus ke dalam. Cara yang murah bisa pasang paranet pada dinding bagian barat dan timur kecuali di sekitar LMB. Cek juga pipa ventilasi apakah sirkulasi udara bisa lancar terasa ada hembusan angin masuk dan tidak tersumbat sarang burung gereja. Jika suhu masih gerah, bisa pasang exhaust fan agar sirkulasi angin lebih lancar.
Untuk mendapatkan kelembapan yang bagus, buatlah kolam air di tiap lantai. Bisa digunakan mesin kabut di tengah kolam dengan on off tiap 15 menit dari pukul 10 sd pukul 4 sore. Bisa pula dengan mengalirkan air pada dinding.
Untuk mengatur cahaya dalam gedung, lakukan penyekatan ruang. Ini agar terdapat degradasi cahaya, dimana ada ruang yang terang, remang, dan ruang agak gelap. Bahan sekat bisa dari kain, terpal, tripleks, kalsibot, dll.
Ukuran lubang turun/ void perlu diperlebar menjadi 2.5 m x 2.5 m agar lalu lintas turun naik burung walet lebih mudah.”
+ : ” Baik pak akan saya terapkan.”
– : ” Untuk faktor eksternal seperti jumlah gedung walet yang terus dibangun tiap bulan tentu tidak mungkin dicegah sebab itu hak orang lain, juga lokasi pakan yang lumayan jauh termasuk faktor anak walet gagal pulang tersesat masuk ke gedung lain.
Cara yang bisa dilakukan yaitu bunyikan suara panggil dan suara inap serta mesin ampli yang berkualitas. Ini sangat penting agar menang dalam persaingan. Dengan suara yang berkualitas, diharapkan anak walet akan kembali pulang, juga memancing anak walet gedung orang agar masuk ke gedung sendiri.
Sebagian petani walet kurang perhatian pada faktor suara sehingga menggunakan mesin ampli yang penting asal bunyi. Kalau posisi gedung tunggal dan lokasi di daerah pakan, hal itu tidak problem. Namun jika mulai muncul kompetitor maka faktor suara dan perangkat audio yang berkualitas harus lebih serius diperhatikan.”
+ : ” Baik pak saya paham. Terimakasih atas pencerahanya.”