Harusnya saya datang ke Manado tgl 28 februari kemarin, pas perayaan Cap go meh . Namun saya baru bisa datang tanggal 1 maret. Cap go meh adalah perayaan setelah 15 hari tahun baru China-Imlek. Dalam Islam, 7 hari setelah hari raya Iedul Fitri, juga dirayakan dengan tradisi Syawalan. Di daerah saya Kaliwungu, syawalan selalu ramai. Cap Go meh di Manado juga tak kalah ramai, dibanding dengan daerah lain. Namun Cap go meh yang paling ramai adalah di Singkawang-Pontianak.Saya diundang ke Manado sudah beberapa kali, dan sempat dua kali ikut menikmati suasana Cap go meh. Namun yang khas Cap go meh di Manado, yaitu ada tradisi pawai “pengantin”. Wanita-Manado yang terkenal cantik berkulit putih mengenakan aneka mode baju pengantin. Dalam pawai itu, mereka naik mobil bak terbuka yang sudah dihias, didominasi warna merah, warna khas masyarakat China. Jadi pawai yang dikuti oleh ribuan peserta itu, selain menyuguhkan atraksi kekebalan, juga menampilkan parade mode baju pengantin. Hani Sembung, teman saya yang gedung waletnya di Kairagi, tak pernah absen mengikuti perayaan ini. Sebab, selain Hani adalah seorang Stilys, dia juga pemilik usaha penyewaan baju pengantin cukup terkenal di ibu kota Sulawesi utara ini.
Saya ke Manado kali ini, atas undangan Pak Beny Raintama. Lima tahun yang lalu, saya membantu membikin gedung walet beliau, di Winangun dan di Kalasey. Hingga sekarang perkembangan populasi waletnya sangat menggembirakan. “Ini adalah karunia Tuhan”, kata Benny bersyukur. Beliau memang cukup kental dalam hidup beragama. Belum lama ini, Pak Benny mengeluarkan album lagu rohani Kristen, dalam bentuk VCD. Promosinya melalui Pasific TV – TV local Manado. Dan sekarang, pimpinan Manado Pos ini akan membangun 2 unit gedung walet lagi di daerah Tolok- sekitar 1 jam perjalanan dari kota. “ Mari kita selalu mencari berkat Tuhan “, katanya
Kalasey adalah salah satu sentra walet di Manado. Banyak gedung di bangun di tempat ini. Namun seperti sentra walet pada umumnya, hanya 30 % gedung walet yang produktif di sebuah sentra, sebagian besar yakni 70 % gedung walet, kurang atau tidak produktif. Di Kalasey, tidak sedikit gedung yang perkembangan waletnya lembat, bahkan tidak sedikit pula gedung walet yang kosong melompong bertahun-tahun. Jika gedung walet kosong, atau sangat lembat perkembangan populasi waletnya, pasti ada yang salah di gedung itu. Namun sebagian besar, pemilik gedung walet, tidak tahu letak kesalahannya. Sehingga, ia hanya pasrah pada keadaan, atau, menunggu dan menunggu sampai kapan tak tahu.
Bayangkan, gedung walet di daerah sentra, tetap kosong, atau hanya 10 sarang walet, padahal sudah 6 tahun di bangun. Secara logika, pasti ada yang salah di gedung walet itu. Entah salah lubang masuk, entah salah penataan sekat, entah salah letak void, entah salah pengaturan suhu -kelembapan-cahaya, entah salah pasang pengaturan audionya, dll. Yang jelas, pemilik gedung walet itu telah rugi biaya dan rugi waktu.
Gedung Pak Beny yang di Kalasey, meskipun perkembangan waletnya menggembirakan, namun ada salah satu predator di dalam gedung itu. Kalau saja tidak ada predator di dalamnya, tentu populasinya waletnya akan berkembang lebih banyak lagi. Apa predator itu ? Ular ! Ya, ini yang jarang orang tahu, bahwa ular ternyata juga memangsa burung walet. Kenapa ular bisa masuk gedung walet? Inilah yang membuat Pak Beny pusing. Adik beliau si Harul yang bertugas mengelola gedung tersebut, juga tak kalah pusing. Sebab sudah 5 ekor ular di temukan di dalamnya. Padahal Semua lubang ventilasi sudah di tutup ram kawat. Lubang pembuangan air sudah di tutup juga. Setiap sudut gedung sudah di lapis seng sebagai antisipasi agar dinding licin. Jika Harul mengontrol gedung walet pasti tak lupa membawa sabit. Jadi, jika ia menemukan ular, senjata selalu siap untuk membunuh predator itu. Saat saya mengontrol gedungnya kemarin , Harul menunjukkan posisi ia menemukan ular di lantai 3.
Dari mana ular bisa masuk gedung walet? Sampai sekarang belum bisa di temukan jawabannya. Apa ada orang jahil atau sabotase, dengan cara melempar ular melalui lubang masuk burung? Harul hanya bisa menaikkan ke dua alis matanya.
Ular juga masuk ke gedung koh Bok Sing, di Weleri. Bok sing, pengusaha mini market yang berdomisili di Semarang memiliki beberapa gedung walet. Saya mengelola gedungnya yang di Mranggen-Demak, di Weleri-Kendal dan di Gringsing-Batang. Gedung yang di Weleri kemasukan ular. Saya dan Andi, menemukan bekas kulit ular di roving room. Ular ganti kulit di dalam gedung walet. Saat saya amati, sepertinya jenis ular sawah, dengan ukuran sebesar ibu jari kaki orang dewasa. Saya segera mencari lubang yang memungkinkan ular bisa masuk ke dalam gedung. Ternyata ada saluran pembuangan air yang memungkinkan ular bisa masuk ke dalam gedung. Andi teman Bok Sing segera menutupnya. Tapi ularnya sendiri belum diketemukan.
Member saya di Indramayu, ibu Yuli, juga menemukan 3 ekor ular berturut-turut di dalam gedungnya. Ada persamaan lokasi antara gedung walet Bok Sing dengan Ibu Yuli, yaitu, gedung walet dibangun di pinggir areal persawahan. Sementara gedung walet Pak Benny, dibangun di pinggir bukit. Kenapa ular masuk ke gedung? Jawabannya sederhana. Ular cari makan. Mungkin makanan ular yaitu tikus, katak di persawahan mulai habis. Maka, ular mencari makanan alternative lain, yaitu burung walet jadi sasaran.
Saya pernah masuk ke dalam gua walet di Gombong. Gua ini milik pribadi, terletak di tengah kebun milik Pak Muhammad yang tinggal di Purworejo-Jawa Tengah. Saya disuruh pakai lengan panjang, kaos tangan, dan juga sepatu boots. Ini sebagai tindakan menjaga keselamatan, karena di dalam gua banyak berkeliaran ular. Kenapa ada ular di dalam gua? Tentu karena ada makanan di dalam gua, yaitu bangkai anak walet atau walet tua yang mati di lantai gua. Saat Joni – anak buah pak Muhammad, panen sarang, ia melihat ular merayap di dinding gua mendekati sarang walet, kemudian memangsa anak walet atau telur. Di dalam gua yang gelap, ular yang merayap di dinding bebatuan gua, kelihatan mengkilat terkena sorot sinar senter.
Gedung walet haruslah aman dari segala jenis predator. Lubang saluran air, atau pipa paralon, yang bisa untuk sembunyi tikus, atau ular harus diperhatikan. Saat katak di persawahan sudah mulai langka, karena selalu di buru orang, ular mau makan apa? Di daerah saya ada warung swekee, bumbunya sangat enak, mak nyuuss….rasanya.. wow.. nendang banget.. Tiap hari tidak kurang 30 kg katak di sajikan di warung ini sebagai makanan yang digemari. Belum lagi di warung dan restoran lain yang menyajikan masakan swekee. Kalau tidak salah, menurut mazhab Maliki, katak bukan kategori binatang yang haram dimakan. Jadi, saya juga pernah menyantap katak goreng.
Di Manado, tikus kebun banyak diburu orang. Orang Manado memang doyan makan binatang apa saja. Jika anda ke Manado, tidak lengkap jika tidak jalan-jalan ke pasar tradisional. Aneka daging binatang di jual di pasar itu. Ada daging anjing, ular, babi, ayam, kucing, tikus dll.
Jadi, saat tikus dan katak selalu di buru orang, ular kesulitan mencari mangsa. Gedung walet jadi sasaran.