Jika pencuri itu telah berpengalaman dan profesional, setelah berhasil masuk ke dalam gedung walet, langkah pertama yang ia lakukan adalah menutup lubang masuk walet serapat mungkin, dengan kain atau kardus. Tujuannya jelas, yaitu saat ia menjalankan aksinya, walet yang panik tetap berada dalam gedung tak bisa keluar. Malapateka dalam gedung walet itu terjadi sangat tragis. Ribuan burung beterbangan dalam ruang dalam suasana panik. Juga karena gelap, tidak sedikit yang bertabrakan antar burung atau menabrak dinding gedung, menghantam papan sirip. Pagi harinya banyak burung berserakan di lantai, ada yang sudah mati, ada yang masih bisa bernafas. Walet yang sudah jatuh ke tanah, sayapnya terkena kotoran membuat burung malang ini makin sulit terbang. Pencuri yang tidak punya hati ini juga membuang piyik walet tersebar di lantai begitu saja. Tidak sedikit piyik merah yang mati, juga piyik yang sudah mulai berbulu. Jika kasus pencurian ini tidak segera diketahui pemilik gedung, maka bangkai-bangkai walet akan menyebarkan bau busuk. Rombongan semut merah datang menghabiskan bangkai walet malang itu.
Kasus walet keluar malam, pernah dialami salah seorang member saya di Sampit-Kalimantan Tengah. Namun berhubung lokasi gedungnya ada di daerah yang terpencil, walet yang keluar malam itu tidak terdeteksi. Penjaga gedung tidak mengetahui bahwa gedungnya telah kebobolan dan burung walet malam itu keluar gedung berbondong-bondong. Walet yang keluar tersebut tidak berputar-putar di luar gedung, melainkan berkerumun di sekitar pasar karena terangnya lampu reklame. Maka, sebenarnya penerangan di sekitar gedung itu, bermanfaat bukan saja untuk keamanan lingkungan sekitar, namun juga untuk keamanan walet jika suatu hari terjadi kasus serupa, walet yang keluar malam hanya berputar sekitar gedung karena kondisi yang terang.