Panen sarang walet dan kontrol gedung. Ini agenda hari ini. Saya sudah siap dengan baju kerja. Kaos dan celana pendek. Jam tangan menunjukkan angka 8 waktu Indonesia Timur. Gerimis turun membasahi dedaunan di depan hotel Monita langganan saya menginap. Suara elektronik memanggil walet terdengar bersahutan dari gedung sekitar hotel yang menyala 24 jam. Malam hari saat orang tidur, bunyi suara itu tetap terdengar. Saya memilih kamar 107 agar tidak terganggu.
Untuk apa suara panggil bunyi sepanjang malam? Bukankah burung walet termasuk jenis burung siang? Memanggil walet siang hari bukan malam. Bukankah itu mubazir saja? Atau timer pengatur waktu yang rusak belum diatur ulang? Atau sengaja? Atau tidak paham?
Dalam budidaya walet pendapat orang berbeda-beda. Dan tidak sedikit yang keukeuh pada argumentasinya. Suara hidup sepanjang malam. Namun warga sekitar sudah kebal. Tidak merasa terganggu. Telinga sudah terbiasa.
Mobil putih dobel kabin berlogo segi tiga berlian merapat di halaman parkir hotel. Bang Yandri Toking agen duniawalet tampak turun dari mobil. Anak muda berdarah Tanah Toraja Sulawesi Selatan ini sehari-hari sebagai polisi. Namun jiwa bisnisnya tak bisa dibendung. Beberapa gedung walet miliknya berdiri di Barong Tongkok, Muara Jawa juga di Tenggarong.
Yandri menekuni usaha walet sejak 2015. Sebelumnya bangunan hanya ukuran 4 m x 6 m saja. Seiring dengan keberhasilanya, gedung diperlebar agar produksi semakin berlipat.
” Hari ini kami mau panen pak, ” kata bang Yandri.
” Ini kan masih turun gerimis?”
” Agak siang nanti biasanya sudah reda dan terang.”
” Oke,” kata saya.
Panen sarang walet sebaiknya melihat kondisi. Jika turun hujan atau gerimis burung walet enggan keluar gedung. Suhu sejuk dan kelembapan tinggi membuat sebagian burung walet tetap di dalam gedung. Sebagian bertahan di papan sirip melanjutkan membangun sarang. Karena itu panen saat turun hujan sangat mengganggu. Tunggu kondisi reda. Agar walet keluar cari makan.
Gerimis sudah reda. Awan perlahan tersibak. Matahari mulai menampakkan diri. Kami start menuju gedung bang Yandri. Triton putih meluncur di aspal basah. Jadwal hari ini panen periode ke 2. Panen periode pertama sudah dilakukan sekitar 2 minggu lalu. Ini panen sisa musim kemarau. Pola panen yang diterapkan bang Yandri yaitu sistem pelestarian populasi burung walet. Yaitu pola panen tetasan. Sarang dipanen setelah anak walet terbang. Ini cara panen yang benar. Cara yang tidak memutus rantai perkembangbiakan. Sebagian petani walet masih ada yang panen rampasan. Dimana burung walet selesai membuat sarang, belum digunakan bertelur sudah dipanen duluan.
Tak berapa lama kami sampai di lokasi. Sudah menunggu Bang Yafid dan Bang Din. Peralatan panen sudah siap. Kantong plastik, skrap, lampu kepala. Tidak ketinggalan tangga lipat alumnium sebab tinggi ruang sekitar 4 meter.
Juga semprotan air. Ini diperlukan sebelum sarang dipanen perlu dibasahin sedikit agar sarang tidak pecah dan lunak. Mengapa?Agar hasil panen tidak retak. Maka perlu itu extra hati-hati saat panen. Tidak mengejar jumlah tapi mengejar kualitas. Apalagi sarang yang posisinya di sudut. Perlu sedikit sabar agar hasil panen tidak retak.
Saya masuk ke dalam gedung. Saya amati penyebaran sarang yang merata tiap lantai. Sistem tata ruang yang tepat membuat sirkulasi terbang walet lancar. Selain itu suhu juga terjaga dan cahaya redup sesuai habitat walet. Biarpun musim kemarau jika kondisi suhu dan kelembapan terjaga, produksi sarang akan meningkat.
Saya lihat banyak polesan liur di papan sirip. Dilantai juga banyak bercak kotoran anak walet. Warna kotoran putih.
Bang Yafid dan Bang Din mulai panen dari lantai bawah dilanjutkan ke lantai berikutnya. Tetap melakukan panen pilih. Yang ada telur tetap dibiarkan. Hanya sarang yang kosong “bekas pakai” yang dipanen.
Sore hari member lama Paulus Ricky menemui saya. Dia mengabarkan perkembangan gedung waletnya yang terus meningkat. Anak muda ini alumni seminar duniawalet Melak tahun 2018. Semula bangunan sederhana ukuran 4 m x 4 m. Seiring dengan perkembangan populasi walet, gedungnya sekarang diperlebar lagi dengan hasil panen yang sudah menggembirakan.