Beberapa hari ini ada beberapa pertanyaan yang disampaikan melalui android saya..
Pak Arief saya kaget saat masuk kedalam gedung walet saya, banyak telur walet yang jatuh ke lantai. Sebagian besar pecah. Sebagian yang masih utuh saya kumpulkan kemudian saya taruh di sudut gedung saja karena bingung mau saya taruh di sarang yang mana. Pertanyaan saya, apakah faktor penyebab jatuhnya telur telur walet tersebut, apakah itu negatif apa positif? Makasih atas pencerahannya.
Saya sengaja menulis ulang pertanyaan tersebut dan melalui artikel ini saya jawab agar teman yang lain yang mengalami kasus serupa agar mendapat jawaban juga.
Bahwa telur walet yang jatuh ke lantai pasti ada penyebabnya. Siapa yang menjatuhkan telur telur itu dari sarangnya? Apakah yang menjatuhkan telur tersebut induk walet pemilik telur sendiri misalnya karena stress? Atau ada walet lain (walet pendatang baru) yang merebut sarang. Karena di sarang itu ada telur, maka si walet pendatang itu membuang telur ke lantai? Dari sini mungkin anda sudah mulai bisa meraba kira kira penyebab telur walet jatuh. Baiklah saya teruskan.
Bahwa kemungkinan kecil jika pelaku kasus telur jatuh dari sarangnya itu sengaja dilakukan oleh induk walet sendiri. Mengapa? Sebab naluri induk – induk apapun- pasti akan menjaga calon generasinya. Seperti kita ketahui, bahwa sebelum walet memutuskan menginap di sebuah gedung, burung berliur mahal ini butuh waktu untuk adaptasi sampai walet itu merasa yakin bahwa gedung itu betul betul aman untuk berkembang biak membangun generasi selanjutnya. Setelah walet merasa yakin bahwa tempat tersebut aman dari gangguan predator, maka burungberbulu coklat ini akan menginap dan selanjutnya saat sudah masuk masa produksi walet akan membuat sarang hingga selesai dan bertelur di sarang tersebut. Jadi, dugaan bahwa yang menjatuhkan telur dari sarangnya dilakukan oleh walet itu sendiri adalah tidak mungkin.
Bagaimana jika pelakukanya adalah walet lain? Mari kita lihat kondisi di lapangan.
Bahwa sebuah gedung yang telah memenuhi syarat dalam segala hal, baik ketepatan pemilihan lokasi, rancang desain yang memudahkan walet masuk ke dalam ruang, tata suara yang bagus, hingga kesesuaian iklim mikro dalam gedung tersebut, bisa dipastikan menjadi daya tarik bagi populasi walet di sekitarnya untuk memilih gedung tersebut sebagai tempat bermukim dan berkembang biak.
Bahwa populasi walet yang masuk dan menginap di dalam gedung itu terjadi secara bertahap dan akan terus bertambah tiap harinya. Ada kalanya jumlah walet yang menginap dalam 1 minggu puluhan ekor bahkan ratusan, namun ada kalanya bisa dihitung dengan jari tangan. Faktor musim berbiak dan faktor cuaca bisa saja menjadi penyebabnya. Yang jelas seperti saya jelaskan di atas, jika syarat syarat terpenuhi, gedung walet tersebut akan terus di “serbu” populasi walet pada bulan bulan selanjutnya.
Disini kadang muncul kasus banyak telur berserakan di lantai. Kenapa hal itu bisa terjadi? Penjelasannya sebagai berikut. Bahwa pada bulan bulan pertama sampai misalnya bulan ke 6, populasi walet sudah banyak menginap di gedung tersebut. Sebagian besar induk walet sudah mulai bertelur. Nah pada bulan itu ternyata gedung tersebut mendapat banyak tamu baru. Ada rombongan walet pendatang ikut bergabung menginap di gedung tersebut. Sebagian menginap di papan sirip yang masih kosong sebagaian memilih merebut sarang yang bahkan sudah ada telurnya. Walet pendatang baru itu sengaja merebut sarang dan membuang telur ke lantai.
Pertanyaan selanjutnya, mengapa walet pendatang baru ini memilih merebut sarang milik walet lain? Kok berani betul yah ? Apakah walet pendatang baru ini walet usia muda atau dewasa?
Seperti kita pahami, bahwa memanggil walet dengan suara elektronik sifatnya long time. Lazimnya sebagian besar walet yang masuk ke gedung baru itu walet usia muda. Walet ini masih butuh waktu beberapa bulan untuk bikin sarang dan bertelur. Walet muda lebih memilih tempat yang mudah untuk mencengkeramkan kakinya seperti di sudut papan sirip, besek anyaman bambu atau landasan sarang. Walet muda masih butuh beberapa waktu untuk masa produksi. Mereka menginap di gedung tersebut dan menunggu waktu hingga usianya matang untuk memasuki masa kawin, dan selanjutnya akan membuat sarang.
Namun kadang kasus langka bisa saja terjadi dimana walet dewasa pindah ke gedung lain. Pasti ini terjadi karena sebab yang fatal sehingga walet dewasa yang biasanya sulit pindah ke gedung lain, ternyata mereka melakukan migrasi pindah dari gedung asalnya. Penyebab fatal itu karena walet mengalami stress. Stress disebabkan sarang yang sudah dibikin hilang. Padahal di dalam perut walet tersebut sudah ada telur yang siap untuk ditaruh di dalam sarang.
Sebab apa sarang itu hilang? Siapa yang mencuri sarang walet itu? Pencurinya tidak lain si pemilik gedung itu sendiri, yaitu pemilik telah melakukan pola panen rampasan. Yaitu memanen sarang walet yang belum digunakan untuk bertelur. Sarang hasil panen rampasan memang putih bersih karena belum dipakai, dan harganyapun lebih mahal. Namun sebagai akibat negatifnya walet menjadi stress. Akibat stress itu walet melakukan migrasi ke gedung lain. Secara naluri, induk walet akan memikirkan tempat yang aman untuk berkembangbiak membangun generasinya. Jika tempat itu tidak aman, disebabkan selalu dilakukan panen rampasan, wajar jika walet mengalami stress dan mencari gedung lain yang dirasa aman untuk berbiak.
Nah saat rombongan walet stress ini pindah ke gedung baru, koloni ini memilih tempat yang sudah ada sarangnya. Tidak peduli sarang punya siapa, tidak peduli ada telurnya. Walet stress akan mengusir walet pemilik sarang dan menempati paksa sarang itu, lalu membuang telur yang ada di sarang tersebut – untuk diganti telurnya sendiri yang sudah siap keluar dari perutnya. Jika walet pemilik sarang ini berani dan menang melawan walet yang mau merebut sarang itu, maka walet pendatang baru itu akan beralih ke sarang lain, atau tidur di papan sirip lain dan mengorbankan telurnya dengan jatuh ke lantai. Siapa yang kuat akan menang.
Jadi, yang kita lihat banyak telur berserakan di lantai itu, bisa telur walet penghuni gedung itu, bisa juga telur walet pendatang baru. Siapa yang kuat akan mengusir yang lemah. Telur telur jatuh ke lantai akibat korban pertikaian antar koloni walet.
Pertanyaanya apakah kasus telur jatuh di lantai ini positif apa negatif? Jika hanya melihat tidak sedikit telur yang pecah dilantai, spontan kita akan menjawab negatif, sedih hati melihat banyak calon generasi walet yang menjadi korban. Namun jika kita lihat jumlah penghuni gedung walet yang bertambah banyak, mungkin kita akan jawab ini kasus yang positif. Toh koloni walet di gedung itu juga akan bertelur lagi dan akan bertambah banyak populasi walet ke depan yang menghuni gedung tersebut.