Tahun 2018 ini kami kembali menyelenggarakan seminar budidaya walet. Ini seminar tahap ke II. Seminar tahap I sudah berlangsung di 25 kota di Indonesia pada tahun 2016 kemarin.
Dalam 2 bulan ini, sudah terselenggara seminar di 3 tempat, yaitu tgl 15 April bertempat di Meeting Room Kantor Pusat BAN di Kendal Jawa Tengah, di susul tanggal 6 Mei di Hotel Swissbellin Palu, Sulawesi Tengah, dan tanggal 13 Mei kemarin di Hotel Monita Melak Kubar, Kalimantan Timur.
Target seminar yang hendak dicapai yaitu, para peserta mampu mengetahui potensi lokasi walet dan mendesain secara benar sebuah gedung walet. Juga, peserta mampu mengetahui secara detail “penyakit” pada gedung waletnya sendiri, sekaligus mampu secara mandiri “ menyembuhkan” sehingga gedung walet tersebut berkembang menjadi produktif.
Semangat petani walet pada tiap acara seminar selalu terlihat optimis luar biasa. Ini menunjukkkan bahwa petani walet belajar dari pengalaman gagal tetangga atau kerabat, bahwa untuk keberhasilan sebuah usaha harus didahului dengan penguasaan ilmu. Agar usaha ternak walet berhasil sudah tentu harus memahami dan menguasai ilmunya. Maka tepat sekali motto duniawalet yaitu “ Kuasai ilmu jemput suksesmu.”
“ Jika sebab benar maka hasilpun akan benar.”
Faktanya, tidak sedikit gedung walet terlanjur dibangun tanpa ilmu yang benar, tanpa dilakukan cek lokasi secara cermat sebelumnya, tanpa pedoman desain yang benar, dan lain sebagainya sehingga saat gedung walet sudah jadi dan mulai operasional, hasilnya tidak sesuai yang diharapkan. Meski ditunggu dengan sabar 1 sampai 2 tahun, gedung tersebut tetap kurang produktif.
Itulah alasan utama para peserta seminar, yakni mereka harus membekali diri dengan knowledge yang benar sebelum terjun dalam usaha budidaya walet.
Pada seminar di Kantor pusat yang lalu, jumlah peserta 45 orang termasuk 5 peserta dari Malaysia. Peserta lain datang dari Sumbawa, Aceh, Palembang, Bangka, Kalsel, Kalteng, Kaltara, Kaltim, Kalbar, tak ketinggalan dari Jawa.
Saat session konsultasi bedah gedung, saya dibantu Bang Masrifudin Agen Kaltara dan Bang Reyza Pahlevi agen Kerengpangi Kalteng.
Pak Benjamin Chai Phin Ngit asal Kuching, yang pada 2 tahun lalu ( 20 maret 2016) sebelumnya sudah ikut seminar walet di Sintang Kalbar bersama 8 petani walet Malaysia lainya. Kali ini beliau ikut lagi dengan 4 kawannya pemain walet senior dari Sabah, juga dari Teluk Intan-Perak.
“ Tak akan selesai ilmu dicari, dan mencari ilmu tidak akan selesai sampai kapanpun,” kata Uncle Ben memotivasi peserta yang lain.
Usia Uncle Ben memang sudah kepala 6, namun semangat masih seperti kepala 3. Salah satu yang menarik dalam testimoni beliau yaitu, sejak 13 tahun hingga sekarang, semua gedung walet nya yang berjumlah belasan gedung hanya menggunakan suara produk BAN saja. Tak pernah ganti produk lain. Terimakasih Uncle Ben atas kepercayaannya selama ini.
Saya terus terang sangat bersyukur bahwa produk BAN selama ini sangat bermanfaat dan sudah banyak terbukti, baik di Indonesia, Malaysia, Vietnam dan Thailand, karena memang faktanya suara walet produk BAN telah mengantar bukan hanya puluhan atau ratusan, melainkan alhamdulillah, ribuan petani telah sukses dalam budidaya walet.
Seminar walet dilanjutkan ke Palu yang diselenggarakan tanggal 6 Mei 2018 lalu, dimana antusias peserta juga sangat menggembirakan. Peserta hadir dari berbagai daerah di Sulawesi. Baik dari Gorontalo, Poso, Parigi, Gowa, Mamuju, Pasangkayu, Toli-Toli, bahkan ada yang dari Penajam Balikpapan dan dari Jakarta. Dua peserta dari Bone memilih jalan darat menempuh perjalanan 16 jam sampai ke Palu. Luar biasa semangat mencari ilmu.
Dalam acara seminar ini, bang Ahmad Ariadi sebagai ketua penyelenggara seminar sekaligus agen duniawalet Palu memberikan sambutan dilanjutkan beberapa member memberikan testimoninya agar menambah keyakinan dan semangat para peserta seminar. Pak Joko tampil ke depan menyampaikan secara singkat testimoni, bahwa gedung walet beliau semenjak ditangani oleh Tim duniawalet Palu terbukti sangat produktif meskipun baru berjalan 4 bulan saja.
“ Inilah pentingnya pemilihan lokasi, desain gedung, tata ruang serta tata suara harus sesuai dengan habitat burung walet. Sebab benar hasil akan benar,” jelas pak Joko yang berprofesi sebagai aparat keamanan Polres Palu.
Testimoni juga disampaikan oleh Ahmad Vical dari Gorontalo. Gedung waletnya ukuran 6 m x 12 m, 3 lantai. Usia gedung belum ada 2 tahun namun sangat produktif, sehingga anak muda yang rajin konsultasi ini sudah bisa panen sarang walet 3 kali.
Saat coffe break, ada peserta yang usianya sudah kepala 5 mendekati dan menyalami saya.
“Saya anggota dewan di Palu pak Arief.”
“ Baik pak …”
“ Terimakasih atas ilmu yg dibagikan dalam seminar ini. Sehingga khususnya saya yang sedang proses membangun gedung, memperoleh panduan jelas khususnya desain gedung serta tata ruang sehingga tidak salah.”
Saya tersenyum dan bersyukur mendengarnya.
“ Tapi menurut saya, tiket seminar yang hanya Rp 4 jt, sangat murah dibanding ilmu yang saya terima. Bahkan saya masih diberi kesempatan konsultasi tanpa batas waktu, serta dapat 1 paket suara. Bagi petani walet yang cerdas, murah sekali harga tiket seminar ini.” Kata beliau lebih lanjut.
Pada seminar di Palu ini, dalam session konsultasi saya dibantu Bang Masrifudin Agen Kaltara dan Bang Widodo Agen Parenggean Kalteng, untuk melayani bedah tata ruang gedung.
Seminar walet di Palu pada periode sebelumnya terselenggara pada tanggal 20 November 2016 di hotel yang sama.
Berikutnya seminar di Melak Kalimantan Timur tanggal 13 Mei 2018 di hotel Monita. Bang Yandri dan Pak Didi Agen duniawalet sebagai penyelenggaranya. Kapasitas meeting room sekitar 50 kursi yang disiapkan terisi penuh. Peserta datang dari berbagai daerah termasuk dari Tenggarong. Bahkan ada peserta nama bapak Mansyur yang datang dari Muara Bengkal, Kutai Timur menempuh perjalanan darat 16 jam ke Melak demi mencari ilmu.
Seminar dibuka ketua penyelenggara bang Yandri Toking yang memiliki 5 gedung walet produktif di Barongtongkok Kubar. Kemudian acara dilanjutkan testimoni oleh pak Hartono. Dalam testimoninya pak Har menjelaskan gedung waletnya semula sudah bisa panen 4 kg tiap bulan. Setelah ikut seminar duniawalet pada 2 tahun lalu serta menerapkan ilmu teknis yang saya sampaikan, sekarang hasil panen sarang berlipat menjadi 8 kg. Salah satu kuncinya kata pak Har, gedung walet jangan gelap.
Selanjutnya testimoni dari pengguna suara BAN. Namanya Herdianto, masih muda usianya, kedua tanganya yang berkulit hitam penuh gambar tatto. Semangatnya saya kasih jempol dua. Lokasi gedungnya di Linggang Bigung Kutai Barat. Gedungnya hanya dari papan dengan ukuran 4 m x 4 m, tinggi 4 lantai. Produksi sarangnya dalam 7 bulan belakangan meningkat pesat setelah memakai suara produk BAN dan rajin konsultasi dengan Bang Yandri.
Testimoni berikutnya oleh Pak Borus Daud Sihombing yang sehari2 sebagai PNS bagian laborat di Rumah Sakit Melak. Usia gedung waletnya sudah 1 tahun namun hanya ada 1 sarang saja. Beliau lantas mengikuti seminar di Kantor pusat atas saran agen Melak pak Didi. Sehabis mendapat pencerahan dalam seminar, lalu diterapkan pada gedung waletnya. Alhamdulillah dalam waktu 10 hari pasca perbaikan, belasan populasi walet langsung menginap dalam gedungnya.
Pada seminar di Melak ini, saya dibantu Bang Reyza Agen Kerengpangi Kalteng, dan Bang Yandri juga Bang Didi, untuk melayani konsultasi bedah tata ruang.
Saya sangat bersyukur bahwa apa yang selama ini kami sampaikan ke petani walet khususnya di Indonesia membawa berkah dan kesuksesan. Target seminar yaitu para peserta mampu mengetahui penyakit gedung waletnya serta mampu menyembuhkan berdasar ilmu seminar yang telah disampaikan secara detail. Selain itu, untuk konsultasi secara intensive dibuatkan group WA dengan anggota khusus alumnus seminar. Hal ini sangat penting sebagai cara pendampingan teknis agar budidaya walet berhasil sesuai yang diharapkan.
Oleh karena itu jika ingin sukses bersama duniawalet, ikuti seminar kami mendatang.
Sukses ditangan anda.
Kuasai ilmu, jemput suksesmu.
Salam hormat dari Duniawalet.