Pak Antono, salah satu member di Indramayu, Jawa Barat, mengeluh karena selama ini program putar telur yang telah dilakukan selalu berujung kegagalan. Kegagalan tersebut bukan karena telur tidak menetas, melainkan anak walet yang sudah bisa terbang, tidak kembali alias hilang.
Saat konsultasi, beliau menyampaikan, bahwa ia hampir putus asa sebab sudah 5 kali melakukan putar telur namun selalu gagal. Telur walet yang dierami oleh induk seriti sudah menetas. Namun ketika anak walet bisa terbang, tidak ada yang kembali walau seekorpun.
Ukuran RBW beliau yaitu 6 m x 10 m, tinggi 2 lantai. Jumlah sarang seriti yang ada kurang lebih 500 keping. Selama ini beliau membeli 400 butir telur walet untuk ditaruh di 200 sarang seriti. Seleksi telur sudah dilakukan. Seleksi usia induk juga telah diperhatikan. Buktinya semua telur sukses menetas. Induk seriti juga berhasil membesarkan anak walet sampai bisa terbang. Tapi mengapa anak walet tidak pulang. Hilang entah kemana. Dan itu terjadi berulang kali. Itulah yang membuat pak Antono bingung. Maka wajar jika beliau hampir putus asa.
Agar saya paham kondisi internal RBW nya, maka saya minta pak Antono mengirim poto dan video. Tak lama data-data saya terima. Dari data itulah saya bisa menganalisa sebab terjadinya kegagalan program putar telur. Yaitu pak Antono belum mengatur kondisi internal RBW. Suhu di dalam RBW tersebut masih sesuai habitat seriti, yaitu 29° c. Pun angka kelembapan sangat rendah 60%, belum diatur untuk habitat burung walet. Demikian juga mengenai pencahayaan, masih agak terang. Faktor2 itulah yang menjadi penyebab tidak pulang anak walet dikarenakan di dalam RBW tersebut kondisinya belum disiapkan untuk habitat burung walet. Pantaslah kalau anak walet tidak ada yang kembali.
+ : ” Ini saya kirim poto dan video kondisi di dalam RBW kami pak. Semoga lebih jelas dan mohon diberi solusi.”
– : ” Kondisi di dalam RBW bapak ini masih agak terang. Memang cocok untuk habitat seriti. Namun tidak sesuai habitat burung walet. Burung walet menyukai tempat yang redup atau agak gelap.”
+ : ” Betul pak. Dari awal dibangun memang sistem pencahayaan agak terang. Ventilasi udara belum dipasang keni. Kondisinya tidak berubah sejak awal dibangun. Lubang masuk burung ada 4. Yaitu di lantai atas ada 2 lmb, dan di lantai bawah juga ada 2 lmb. Ruangan tidak ada sekat atau kamar. “
– :” Kolam air juga tidak tersedia.”
+ : ” Betul pak. Dulu pernah pakai ember plastik. Tapi karena airnya cepat habis, sekarang sudah tidak dipakai lagi.”
– : ” Agar tidak gagal program putar telur maka harus diperhatikan 3 faktor yaitu suhu, kelembapan dan cahaya.
Burung walet menyukai suhu yang sejuk antara 26° C hingga 29 ° C. Burung walet menyukai cahaya yang redup atau agak gelap. Lubang ventilasi harus dipasang elbo atau keni agar cahaya luar tidak banyak menerangi ruang dalam. Faktor selanjutnya yaitu kelembapan yang juga harus diperhatikan. Kolam air atau ember air harus difungsikan kembali. Atau bisa dipasang mesin kabut. Ini agar ruangan menjadi lembab sesuai habitat burung walet dimana kelembapan antara 80% sd 90%. Kelembapan yang rendah tidak disukai burung walet.”
Mengenai cara mengatur ruangan yang efektif pada RBW pak Antono ini agar anak walet mau menempati RBW tersebut akan kita bahas pada artikel selanjutnya.