Awal bulan ini saya memenuhi undangan tugas ke Kumai-Pangkalanbun-Kalimantan Tengah. Teman saya mengeluhkan problem gedung waletnya yang terletak di sekitar pasar Kumai. Gedung setinggi 5 lantai tersebut telah 1 tahun ini beroperasi. Lokasi nya sangat prospek, sebab berada di sentra walet, dengan jumlah populasi walet yang puluhan ribu.
Teman saya ini sudah berhasil memanggil walet untuk keluar masuk gedungnya, secara rutin sejak pagi hingga sore hari dalam jumlah yang lumayan banyak. Namun, walet tak banyak yang mau menginap. Hanya keluar masuk saja selama 1 tahun ini. Wow..pusing kepala teman saya ini. Bayangkan, dalam 1 tahun gedung beroperasi di tengah sentra walet, namun sarang tak lebih 10 biji !.
Saat teman saya ini menelpon seminggu yang lalu, mengeluhkan problem gedung waletnya, saya langsung menjawab singkat, gedung anda pasti ada yang salah. Kesalahannya di mana?? Saya tak bisa menjawab tepat, sebab saya harus memeriksa secara detail letak kesalahannya. Mau tidak mau saya harus datang ke lokasi, melihat secara akurat titik-titik kesalahannya.
Kepada teman saya tadi, saya menyanggupi untuk datang ke Kumai tanggal 4 Januari. Menurut informasi, situasi Pangkalanbun sudah aman terkendali, dimana 3 hari sebelumnya, rumah dinas Bupati di bakar massa akibat konflik Pilkada yang berkepanjangan.
Sekitar jam 2 siang pesawat Trigana yang saya tumpangi mendarat mulus di bandara Pangkalanbun. Perjalanan yang saya tempuh sekitar 50 menit dari Semarang. Pada hari itu juga, 2 jam sebelumnya, Bupati yang baru, juga mendarat dari Jakarta setelah dilantik oleh Mendagri. Pak Sopir, Wayan, segera membawa saya meluncur ke lokasi diiringi hujan gerimis. Di sudut-sudut perempatan, aparat masih terlihat siaga 1, berjaga-jaga.
Tak lama kemudian, sampailah kami ke lokasi. Tampak pemandangan khas di sebuah sentra walet, yaitu gedung walet bersaing, berjajar. Di Kumai, jumlah gedung walet sudah ratusan. Suara walet elektronik bersahut-sahutan. Teman saya bilang, 80 % gedung walet di Kumai menggunakan suara dari Pak Arief. Alhamdulillah, kata saya dalam hati.
Gedung walet teman saya ini ukuran sekitar 8 m X 20 m dengan tinggi 5 lantai. Posisi terletak di sentra walet. Saat saya tiba di gedungnya, saya mengamati dengan seksama dari bawah melihat ratusan walet keluar masuk LMB gedung tersebut.
“ Sejak 1 tahun lalu, ya begini ini Pak. Walet hanya keluar masuk terus…”. keluh teman saya.
” Apakah anda ingin walet langsung tidur…?” kata saya.
“ Ya dong pak, pusing kepala saya. Sudah saya atur lubang masuknya… tata ruangnya…suara panggilnya… volumenya… kelembapannya.. tapi yachh…hasilnya masih tetap nihil”
“Agar walet cepat tidur, mudah caranya..”
“Bagaimana pak..??”
“Kasih saja pil tidur..dijamin langsung terlelap..”..gurau saya.
Selanjutnya, tanpa membuang waktu saya segera naik dari lantai ke lantai. Saya mengamati beberapa hal. Lalu, saya memperoleh titik kesalahan gedung tersebut. Saya memberikan poin poin penting, yang segera harus dibenahi esok harinya, yaitu :
1.Letak LMB yang tidak tepat
2.Posisi void yang kurang nyaman bagi walet
3.Pengaturan volume suara void yang tidak pas
4.Pemasangan sekat yang perlu ditambah
5.Posisi lampu penerang void yang kurang.
Tanggal 5 Januari, sejak pagi hingga jam 12 siang, 2 orang pekerja menyelesaikan pembenahan yang sudah saya sarankan. Dinding tembok yang tebal 1 batu, sangat merepotkan untuk membuka LMB baru. Tapi Alhamdulillah, siang itu pekerjaan sudah selesai. Jam 3 sore, suara mulai berbunyi di LMB baru. Ratusan walet langsung merespon LMB yang benar.
Pemandangan ini tentu saja membuat wajah teman saya berseri-seri. Apalagi, penjaga gedung yang sore itu mengamati di dalam gedung di lantai tiga, melaporkan melalui HP, bahwa ratusan walet juga turun ke lantai 3. Hati teman saya ini senang tak terkira. Beban berat selama 1 tahun, selesai dalam hitungan 2 hari saja. Harapan sukses gedung waletnya terbayang di pelupuk mata. Kepalanya bergeleng-geleng melihat antrian walet masuk melalui LMB baru. Posisi void yang benar, juga sangat memudahkan walet turun menukik ke lantai bawah.
Saya menjabat erat tangan teman saya ini. Telapak tangannya basah. Mungkin gemetar bercampur senang. Ok semoga segera sukses ! Penyakit gedung ini sudah terobati. “Insyalllah, gedung walet anda, mulai besok pasti akan berangsur-angsur sehat” jelas saya.
Saya segera membubuhkan tanda tangan di dinding gedung. Ini sebagai garansi bahwa apa yang saya lakukan memang sudah benar sesuai pekerjaan saya secara profesional.
Semoga Tuhan selalu memberikati kita, kata teman saya penuh semangat. Amiiinn.