Sudah 7 bulan gedung walet Amin merana. Bukan hanya gedungnya yang merana, tapi pemiliknya ikut merana juga. Kenapa merana? Ya, karena 7 bulan adalah waktu yang cukup lama. Harusnya selama 7 bulan sejak operasional gedung walet, koloni walet sudah menginap bahkan sudah bersarang. Tapi, dalam waktu 7 bulan, walet yang menginap di gedung Amin hanya 1 ekor.
Amin adalah salah satu dari ribuan “sahabat” saya. Di bidang perwaletan, ia adalah pemula. Usianya sekitar 30 tahun. Usahanya sebagai penjahit baju-celana sekaligus jualan kain. Gedung waletnya kecil ukuran 3 m X 9 m hanya 1 lantai terletak di atas kiosnya. Lantai bawah untuk usaha menjahit sedang lantai atas untuk budidaya walet.
Untuk mewujudkan impian sukses di walet, segala cara sudah ia lakukan. Audio walet sederhana sudah terpasang, dengan bunyi suara yang tidak menarik. (bagi telinga saya tidak menarik, tentu bagi walet juga tidak menarik) entah beli dimana, saya sengaja tidak bertanya. Parfum walet sudah disemprot ke papan sirip maupun ke dinding. Ember plastik berisi “makanan walet” juga sudah tersedia dalam gedungnya. Tapi semua itu percuma, karena parfum walet dan makanan memang tidak ada relevansinya dalam mengundang burung walet. Walet tak pernah belajar mencium bau parfum itu. Walet juga membutuhkan makanan dari alam bebas yang lebih variatif. Di Kalimantan, makanan berlimpah ruah. Di dalam gedung walet yang sempit dan rendah, walet sulit menyambar serangga. Walet takut menabrak dinding. Kebanyakan orang ikut-ikutan dengan cara tersebut.
Kuala Kapuas adalah daerah sentra walet yang belum begitu besar, namun ke depan sangat potensial. Kota kecil ini terletak di jalur trans Kalimantan antara Banjarmasin dengan Palangkaraya. Untuk menuju Kuala Kapuas transportasi sangat mudah ditempuh dengan jalur darat. Dari Banjarmasin sekitar 1 jam perjalanan, sementara dari Palangkaraya membutuhkan waktu tempuh sekitar 2.5 jam. Tidak jauh dari Kuala Kapuas, ada 2 lokasi yang cukup prospek yakni Bahaur dan Pulang Pisau. Untuk menuju Pulang Pisau, bisa ditempuh jalan darat sekitar 1 jam, sedang ke Bahaur perlu waktu 50 menit perjalanan melewati sungai menggunakan speed boad.
Di Kuala Kapuas gedung walet mulai menjamur. Selain banyak toko yang mulai difungsikan untuk budidaya walet, warga juga ikut-ikutan memfungsikan rumah tinggalnya untuk walet. Sore hari, saya sengaja keliling kota, melihat banyak rumah hunian 1 lantai, yang cuma ditambah kotak kecil sebagai rumah monyet di atasnya. Lalu dilengkapi suara panggil walet yang terdengar nyaring, tampak puluhan ekor walet mendatangi rumah itu. Amin juga memanfaatkan rukonya ukuran 3 m X 9 m, di Jl. Anggrek, untuk budidaya walet.
Kembali ke gedung walet Amin yang minimalis, ada beberapa kesalahan yang saya lihat, yaitu : Salah pemilihan lubang masuk. Di gedung ini, Amin membikin 2 lubang masuk, lubang yang 1 menghadap ke sebelah timur, dan yang satu lagi menghadap ke utara. Saya sarankan untuk menggunakan 1 lubang masuk saja. Bagi saya gedung walet harus 1 lubang masuk. Ini agar walet fokus. Jika 2 lubang masuk, maka walet akan masuk dari 1 pintu dan segera keluar melalui pintu yang lain. Ini ibaratnya gedung walet bocor. Walet tak fokus turun ke void.
Saya sarankan kepada Amin untuk menggunakan lubang masuk yang menghadap ke utara. Kenapa saya pilih lubang masuk ke utara? Ini lebih disebabkan letak posisi void. Jadi saya harus menyesuaikan lubang masuk dengan posisi void harus pas. Ini berkaitan dengan gerak terbang burung. Jika lubang masuk burung tidak pas dengan posisi void, pasti walet sulit turun.
Alasan saya menutup lubang masuk timur, bukan persoalan sinar matahari pagi masuk ke gedung, melainkan dengan pertimbangan karena lubang timur tidak sesuai dengan letak voidnya. Kebanyakan orang menghindari lubang ke timur atau ke barat, dengan alasan yang tak masuk akal, yaitu saat pagi hari walet yang keluar gedung akan langsung melihat matahari pagi. Kata mereka walet tidak suka karena mata walet akan silau. Saya jawab, mata walet tak mungkin silau, karena walet sudah pakai kacamata Ray-Ban..he he he
Jika letak void sesuai dengan lubang masuk ke timur, tentu saya akan memilih lubang ke timur, dan menutup lubang yang ke utara. Jadi, saya memilih lubang masuk menghadap ke utara, dengan pertimbangan dan analisa bahwa lubang yang ke utara tersebut sesuai dengan letak / posisi void. Ukuran void gedung Amin hanya 1 m X 1.5 meter. Saya sampaikan ke Amin, sebenarnya ukuran void tersebut kurang lebar. Tapi biarlah, gak perlu dilebarkan lagi. Entar jebol dak lagi. Biarpun void sempit, karena posisi lubang masuk dari utara, maka arus terbang walet akan pas turun ke lantai bawah. Di jamin walet gampang turun.
Saya juga memperbaiki formasi pemasangan twiter, yaitu menempatkan twiter pada posisi yang tepat. Sebab, posisi twiter sangat berhubungan dengan arus gelombang suara. Jika penempatan kurang tepat, maka gelombang suaranya kacau, bergema, sehingga walet tidak menemukan sumber suara.
Tata ruang juga saya atur. Bikin kamar/ sekat cukup pakai kain tebal warna hitam. Gedung Amin yang relative sempit, 3 m X 9 m, saya atur sedemikian rupa. Kain tak usah beli, karena Amin jualan kain. Kenapa sekat pakai kain? Karena cara pemasangannya relative mudah, cepat dan praktis. Kenapa sekat tidak dari triplek? Karena walet tidak pakai helm, jadi kalau kepala walet membentur triplek bisa sakit, atau malah gegar otak…Dengan pakai kain, walet yang membentur sekat, tidak sakit bukan?
Kenapa harus kain hitam? Karena kalau kain merah, entar disangka saya berafiliasi ke PDIP. Kalau pakai kain hijau disangka saya PKB atau PPP. Kalau menggunakan kain biru, dikira saya orangnya SBY atau Amin Rais. Kenapa tidak kain putih? Lho, saya kan bukan golput….? He he he. Dengan menggunakan kain hitam, agar bernuansa gelap. Yang jelas, dengan kain, pemasangan sekat bisa cepat dan, praktis, karena mudah cara kerjanya. Dengan adanya sekat yang tepat, akan membuat walet cepat merasa nyaman dan aman.
Untuk suara yang dibunyikan, harus saya ganti. Namun karena kunjungan ke rumah Amin ini secara mendadak, maka saya tidak membawa CD suara walet. Saya segera telepon Pak Samsul, staf saya di kantor, untuk segera mengirim CD panggil Jaguar dan CD Inap Super. Saya juga kirim CD serupa ke Saleh, keponakan Amin, yang gedung waletnya juga di Jl. Angrek, namun lokasinya agak jauh dari gedung Amin.
Suara Jaguar adalah salah satu suara panggil yang sangat bagus dan mantap. Sedang Inap super, adalah suara inap, untuk ruang dalam yang diputar 24 jam, agar burung langsung menginap. Suara Inap super adalah produk andalan saya, yang belum pernah saya jual ke pasaran. Saya namakan Inap Super karena memang sangat super. Mendengar irama Inap Super, dijamin walet langsung menginap.
Mendengar penjelasan saya, Amin mengangguk-angguk. Entah paham atau tidak. Pekerjaan saya sudah selesai. Saya akan melanjutkan kerja ke Pulang Pisau. Sebelum pamit pulang, saya membubuhkan tanda tangan dengan spidol besar di pintu masuk gedung Amin. Tertanggal 29 Maret 2010. Tanda tangan itu sebagai garansi bahwa gedung yang baru saja saya tangani ini pasti sukses. Ini karena kerja yang saya lakukan berdasar ilmu, bukan kerja abal-abal, bukan ngecap doang… Tanda tangan ini juga sebagai jaminan nama saya. Jika gagal, pasti orang akan bilang saya konsultan walet ecek-ecek.
Sekitar 1 minggu kemudian, Amin telepon menyatakan kegembiraannya. Saleh yang sore itu ikut mengamati ramainya koloni walet menyerbu gedung Amin, ikut berliur. (Gedung walet milik Saleh hingga artikel ini ditulis, masih dalam tahap penyelesaian). Alhamdulillah, Puji Tuhan. Saya sangat senang. Hari pertama suara Jaguar dan Inap Super diputar, walet langsung menyerbu masuk gedung. Koloni walet langsung gampang turun lewat void, dan puluhan walet langsung menuju kamar yang disediakan. Malam itu juga, walet langsung menginap, langsung guring. Kini hati Amin mulai berbunga-bunga. Tidak lagi merana. Semoga Tuhan segera melimpahkan rejeki kepada Amin melalui ~diantaranya sarang burung walet.. amiiiiiin.
Suara Inap Super ini tidak saya jual. Tapi anda bisa memperolehnya. Inap Super telah saya infaqkan ke Panitia Pembangunan Masjid An Nur Weleri. Masjid Annur adalah masjid di kampung saya, persis tepat depan rumah. Sekarang lagi direhab. Saya ikut terlibat sebagai panitia. Saya menginfaqkan karya saya ini, dalam rangka mencari dana. Ini saya niatkan sebagai amal baik saya disisa hidup saya yang tinggal menghitung tahun. Ini juga sebagai cara berinvestasi untuk hidup di akherat kelak.
Jika anda membutuhkan CD Inap Super, silahkan saja. Cara memperolehnya cukup transfer langsung ke rekening panitia. Dengan demikian Anda ikut beramal membangun rumah Tuhan. Hidup ini harus mencari untung ~ untung di dunia dan untung di akherat. Cara memperoleh Inap Super ini sudah saya jelaskan di halaman website ini juga. Jangan ragukan kualitas produk suara walet dari saya. Salam sukses untuk anda !