+ : ” Pak Arief, bagaimana meningkatkan kelembapan khususnya di lantai atas. Sebab selama ini sarang walet di lantai atas mudah retak dan sering terlepas jatuh. Untuk panen saya harus semprot dengan air agar lunak saat pengambilan sarangnya agar sarang tidak pecah.”
– : ” Apakah sudah pakai mesin kabut?”
+ : ” Dulu pernah saya coba, tapi masalahnya, dak lantai terbuat dari papan dan saya hampar terpal plastik. Semburan kabut air dari mesin itu membuat lantai papan jadi basah sebab sebagian air mengalir ke sela terpal. Saya kawatir lantai papan cepat rusak. Maka saya tidak pakai lagi mesin kabut lagi.”
– : ” Sudah dibuatkan kolam air?”
+ : ” Sudah juga pak. Saya buatkan kolam dari papan kayu tinggi 60 cm dengan ukuran 2 m x 4 m saya gunakan terpal. Tapi sudah 2 kali ini kolam terpal bocor. Airnya merembes ke lantai bawah.”
– : ” Sekarang apakah tersedia air di lantai atas?”
+ : ” Ada pak. Saya gunakan ember plastik. Saya tata secara merata di lantai atas. Tapi kelembapan saya ukur masih belum tinggi. Hanya berkisar 60% saja.
Saya rencana pakai kolam terpal lagi tapi takut bocor.
Apakah karena kualitas terpal yang kurang tebal atau bagaimana pak?”
– : ” Kolam terpal yang bocor disebabkan bagian alas/ dasar kolam tidak dilandasi triplek atau kardus tebal. Sehingga jika ada butiran pasir kecil di lantai papan itu akan menyebabkan terpal tembus pasir tersebut, yang menyebabkan kebocoran. Tekanan air pada kolam, akan memudahkan bocornya terpal tertembus butiran pasir itu. “
+ : ” Jadi perlukah saya buat kolam di lantai atas lagi? Dan apakah lebih baik saya gunakan terpal yang lebih tebal?”
– : ” Menurut saya kelembapan yang dihasilkan dari kolam akan lebih baik dan merata dibanding dari ember. Sebab permukaan kolam lebih lebar dan itu akan membuat gelembung lembut dari air kolam menguap lebih merata.
Kualitas terpal yang tebal tentu akan lebih bagus dan lebih tahan bocor apalagi bagian dasar kolam dilandasi dengan triplek atau sejenisnya yang bersih dari pasir atau benda tajam.”
Sering saya sampaikan baik di seminar atau di buku yang saya tulis, bahwa rendahnya angka kelembapan di dalam gedung walet akan mengakibatkan kualitas sarang kurang bagusnya, yaitu daya rekat liur walet ke papan sirip jadi rendah, daging sarang tipis dan karenanya akan mudah retak atau terlepas jatuh ke lantai. Apalagi pada musim kemarau, faktor kelembapan dalam gedung haruslah diperhatikan. Jika lalai maka bukan saja berakibat pada kualitas sarang dan produktifitas, melainkan bisa menjadi faktor pendorong berpindahnya walet muda ke gedung lain yang faktor suhu dan kelembapan lebih bagus kondisinya.
Semoga bermanfaat.