Saya sudah wanti-wanti, jangan mengikuti pendapat orang yang mengatakan; RBW yang sudah banyak dihuni burung walet tidak perlu lagi membunyikan suara rekaman walet di dalamnya. Amplinya dimatikan saja. Twiter panggil dan inap dilepas. Koloni burung walet akan lebih suka dan lebih nyaman mendengar suara asli, begitu katanya. Dengan mematikan bunyi rekaman suara walet, populasi burung berliur mahal itu akan lebih cepat berkembang.
Member ini tinggal di Jakarta. Tapi RBWnya di daerah sentra walet Pekanbaru pinggiran. Ia sebagai pendatang baru alias pemula. Belum lama berkecimpung di usaha walet.Tipe orangnya pengusaha yang berani spekulasi.
RBW nya berupa ruko yang dimodifikasi.Tinggi 4 lantai. Kanan-kiri ruko walet milik tetangga berdekatan. Populasi di RBWnya sudah lumayan. Saya sempat menghitung ada sekitar 400 sarang. Namun rupanya member ini tidak sabar. Ia ingin populasi waletnya cepat berkembang menyalip tetangga sebelah.
Biasanya orang yang tergesa-gesa akan mudah terpeleset. Orang yang nafsu besar mengejar untung biasanya mudah kena tipu.
Sudah saya jelaskan, perkembangan populasi walet tidak bisa cepat secara instan. Apalagi lokasi RBW berada di tengah sentra walet yang tinggi kompetisinya.
Rupanya member ini ngotot ingin populasinya cepat berkembang walau dengan cara yang tidak lazim, yaitu meniadakan bunyi suara walet di dalam RBW nya. Amplinya dimatikan. Suara panggil, tarik, dan suara inap mati total.
Apa yang terjadi?
Burungnya kacau. Sore hari menjelang magrib burung walet tak mau masuk LMB. Sebab ada yang berubah. Sebelumnya di LMB ada suara panggil. Namun mendadak suaranya tak berbunyi. Burung walet pun bingung. Hanya terbang berputar2 di depan LMB tak mau masuk. Semakin sore semakin banyak. Sebab koloni burung tetangga juga ikut berputar2.
Memberpun tersenyum riang. Ia mengira usahanya akan sukses. Ia senang karena tak lama lagi RBW nya akan banyak dihuni burung walet.
Namun keramaian koloni burung walet sore hari di depan LMB itu hanya berlangsung sekitar 1 minggu saja. Selanjutnya sepi. Pun walet penghuni juga berangsur – angsur berkurang. Gara-gara rekaman suara walet di RBW nya dimatikan, populasinya semakin menyusut karena burung walet migrasi ke gedung lain yang ada bunyi rekaman suara walet. Member ini akhirnya menyesal. Ia mendapat pelajaran sangat berharga, bahwa suara rekaman walet di sebuah RBW sangat penting. Tetap dibunyikan walau populasi waletnya sudah ribuan.
Dengan membunyikan suara rekaman walet tersebut, maka akan bisa mengamankan koloni walet dari kemungkinan migrasi ke tempat lain, juga sekaligus untuk memanggil koloni walet dari RBW lain. Jadi penggunaan audio walet ini sifatnya long time, alias selamanya.
Perlu dipahami, membunyikan rekaman suara walet adalah syarat utama dalam budidaya burung walet di masa sekarang ini.
Penggunaan suara walet elektronik untuk gedung walet baru dikenal sebelum tahun 2000 an. Ini sebagai cara efektif untuk memanggil walet masuk dan menghuni sebuah tempat, baik itu rumah atau ruko yang telah disulap untuk budidaya walet, atau gedung khusus yang memang sudah disiapkan untuk memelihara burung walet. Teknik ini terbukti sangat efektif hingga dipakai oleh pembudidaya walet sampai sekarang ini, baik di Indonesia maupun di mancanegara.
Suara walet produksi BAN hingga kini masih dipakai di Malaysia, Vietnam, Thailand, Kamboja. Salah satu pengguna yaitu Mr. Ben dari Kuching yang memiliki 20 lebih RBW, sejak tahun 2013 sampai sekarang tetap memakai rekaman suara walet produk BAN.
Share Artikel ini