Kematian anak walet di dalam gedung bisa juga disebabkan oleh serangan hama. Pengalaman saya selama 20 tahun berkecimpung dalam dunia walet, ada 3 hama yang menyerang anak walet sehingga menyebabkan kematian.
Sebenarnya penjelasan ini sudah saya tulis dalam buku-buku saya yang terbit tahun 2003-2005. Namun karena buku tersebut sudah tidak lagi tersedia di gramedia karena pihak penerbit tidak lagi mencetak ulang, maka perlu saya tulis ulang di artikel ini untuk diketahui oleh pembaca.
3. Kematian karena serangan hama :
Serangan Nyamuk
Keberadaan nyamuk di dalam gedung walet, karena ada air kolam tempat nyamuk berkembang biak, ternyata berdampak buruk bagi kesehatan anak walet khususnya yang masih merah atau belum tumbuh bulu. Beberapa kali saya masuk gedung walet yang kondisinya kotor, belum lama berdiri di dalam gedung puluhan nyamuk sudah menempel di tangan, kaki, dahi juga leher. Di dalam gedung walet binatang ini mengisap darah. Terbukti belum genap 5 menit berada di dalam masuk gedung, nyamuk lapar sudah langsung menyerbu. Nah, lalu jika kita tidak masuk gedung, nyamuk akan menyedot darah siapa? Jawabanya, nya muk akan menyerbu anak walet, terutama yang masih belum tumbuh bulu.
Beberapa kejadian sempat saya lihat, disebabkan banyak kolam di dalam gedung walet dan tidak dipelihara ikan atau ditabur racun abate, mengakibatkan ribuan nyamuk berkembang biak subur di air kolam tersebut. Dampaknya, nyamuk akan menyerbu anak-anak walet yang masih merah di dalam sarang. Tubuh anak walet disedot darahnya oleh nyamuk. Bahkan nyamuk juga menyedot bulu muda di sayap atau ekor anak walet yang mengandung darah. Akibat serbuan nyamuk, banyak anak walet mati terjatuh di lantai dalam kondisi tubuh biru pertanda kurang darah. Sementara yang masih hidup dan berkembang besar, bulu sayap dan bulu ekor tidak tumbuh sempurna akibatnya anak walet gagal terbang dan jatuh ke lantai.
Kasus itu akhirnya selesai setelah saya arahkan agar air kolam dikuras, kemudian diganti air baru lalu dipeliharan ikan dalam kolam tersebut sehingga tidak ada lagi media bagi nyamuk berkembang biak di dalam gedung walet.
Serangan Semut
Semut yang menyerbu anak walet adalah jenis semut merah dengan tubuh yang kecil. Semut-semut kecil ini naik ke papan sirip dan mendekati sarang yang ada anak walet yang masih merah. Lalu rombongan semutpun menyerbu anak walet sampai sampai mati. Bagaimana mengetahui kalau ada serbuan semut merah?
Cara pertama yaitu dari visual mata saat mengontrol dalam gedung harus jeli memperhatikan jikalau ada sesuatu yang membahayakan di sarang walet. Semut akan berjalan beriringan membentuk garis kecil menuju sarang, sehingga akan mudah terlihat jika kita membawa senter terang saat mengontrol dalam gedung.
Cara kedua, yaitu perlunya kita mengetahui jenis suara anak walet yang mencicit. Jika suara mencicit itu suara kesakitan, maka segera dilihat apa penyebabnya. Ternyata setelah dilihat lebih dekat, puluhan semut menggigit tubuh anak walet itu, sehingga burung malang ini teriak kesakitan.
Dari mana datangnya semut kecil berwarna merah itu? Bisa dari kayu yang digunakan untuk membangun gedung walet. Bisa pula dari dinding, bisa pula dari lantai bukan cor.
Jika mendapati kasus tersebut apa yang harus segera dilakukan? Ambilah anak walet malang itu dari sarangnya. Bersihkan secara pelan dari gigitan semut. Kadang tubuh anak walet terlihat merah bengkak karena racun yang dikeluarkan dari mulut semut. Jika serbuan semut ini sudah berlangsung lama, maka kematian anak walet akan terjadi. Namun jika serbuan itu masih sebentar, maka cara menetralkanya, yaitu bebaskan anak walet dari semut, kemudian letakkan lagi di sarangnya. Setelah itu gunakan kapur semut (kapur ajaib) untuk membuat lingkaran di papan sirip sekitar sarang walet. Tujuanya agar rombongan semut tidak datang lagi menyerbu sarang tersebut. Selanjutnya tentu saja harus dicari sumber datangnya semut, lalu gunakan racun pestisida untuk membasmi hama tersebut.
Serangan Kutu Busuk
Kutubusuk atau kepinding adalah juga termasuk hama yang menyerang anak walet. Binatang ini mengisap darah. Jika dipencet akan tercium bau yang sangat busuk sekali. Maka dinamakan kutubusuk. Kutubusuk ini memilih untuk berkembangbiak di sela papan, atau di kursi, di papan tempat tidur dari kayu, karpet, jok mobil, almari, juga di kasur tempat tidur.
Kutubusuk ini juga sering ditemukan berkembang biak di dalam sarang burung seriti yang terbuat dari rumput atau daun cemara kering. Binatang ini mendapat makanan berupa darah segar dari anak walet hasil penetasan di sarang seriti.
Rumah walet di Jawa, Bali, Lombok juga NTT, berawal dari rumah seriti. Dengan proses pergantian telur walet, maka perlahan populasi walet berkembang biak di rumah tersebut. Namun, rumah burung seriti ini salah satu hama yang ganas adalah terdapatnya kutubusuk. Kutubusuk berkembang di sela papan sirip atau di dalam sarang seriti. Jika kita tidak awas dalam mengontrol maka keberadaan hama ini bisa luput dari pengamatan.
Apabila kita mendapati kasus ini, maka segeralah bersihkan kondisi sarang seriti dari kutubusuk. Caranya, dengan menggunakan kapur ajaib yang ditumbuk lembut seperti bedak. Lalu taburkan dalam sarang tersebut. Insyaallah kutubusuk dan anak-anaknya akan mati akibar racun kapur tersebut.
(bersambung)