Saya sering menerima pertanyaan soal anak atau piyik burung walet yang mati dengan berbagai sebabnya serta tingkat usia yang berbeda.
“ Pak Arief, saya mendapati di sarang hanya ada 1 ekor piyik walet. Sementara ada piyik walet mati di lantai tepat di bawah sarang. Bagaimana itu bisa terjadi, mohon penjelasanya.
Ada juga pertanyaan, “ Pak Arief, saat saya kontrol gedung, di roving room ada 2 ekor anak walet mati. Apa sebabnya?” Masih ada beberapa kasus anak walet mati yang menjadi tanda tanya para member.
Baiklah dalam kesempatan ini saya tuliskan sebagai jawaban di artikel website, agar bisa sekaligus menjawab beberapa member yang menyampaikan pertanyaan serupa. Kasus kematian anak walet bisa dikategorikan ke dalam 3 hal :
1. Kematian alamiah, yaitu anak walet mati karena kurang suplay makan.
Ini bisa disebabkan karena musim kemarau panjang. Air danau mengering tidak ada lagi genangan air. Areal persawahan serta rawa-rawa menyusut airnya. Tetumbuhan dan semak meranggas kering. Kondisi tersebut membuat serangga berkurang tidak sebagaimana di musim hujan. Ini yang membuat induk walet sulit mendapatkan makanan.
Pada kondisi musim kemarau ini, karena jumlah serangga tidak banyak, agar mendapat makanan yang lebih, induk walet akan mencari makan hingga magrib. Maka, jika musim kemarau koloni walet pulang ke gedung sudah agak malam.
Disinilah resiko sering terjadi menimpa anak-anak walet yang menetas di musim kemarau. Mereka “lahir” di musim paceklik. Kondisi alam sekitarnya tidak mendukung. Alam sekitar tidak menyediakan makanan yang berlimpah sebagaimana di musim hujan. Akibatnya anak-anak walet akan kekurangan suplay makanan dari induknya. Dan akibat selanjutnya adalah kematian bagi anak-anak walet yang lemah itu.
Sebenarnya kita bisa mengenali apakah suara piyik yang ada di sarang itu mencicit sehat dan kenyang, atau mencicit lemah dan kelaparan. Dari bunyi suaranya apabila kita bisa membedakan, akan lain terdengar. Baik dari segi nadanya maupun volumenya. Saat kita kontrol di dalam gedung walet, suara piyik yang sehat akan terdengar mencicit lebih keras dengan intonasi yang jelas. Sebaliknya pada piyik walet yang kelaparan atau tidak sehar, suaranyapun lemah dan pelan. Ini diakibatkan induk walet tidak memberi makanan sehingga kondisi fisiknya semakin memprihatinkan.
Untuk menge-cek apakah anak walet tersebut dalam kondisi sakit, silahkan dekati sarangnya dan peganglah tubuh anak walet itu. Jika kondisi tubuhnya terasa dingin, itu sudah pasti anak walet tersebut dalam kondisi yang tidak sehat.
Kadang sering terjadi pada musim kemarau, hanya 1 piyik walet yang sehat, dan 1 piyik walet mati jatuh ke lantai. Ini disebabkan makanan yang dibawa oleh induk dalam temboloknya, hanya sedikit jumlahnya dan tidak cukup untuk dua anak walet. Akibatnya anak walet yang lebih aktif, ia akan mendapat suplay makanan induk. Hari-hari selanjutnya yang aktif lebih agresif meminta suapan saat induknya datang. Sementara si induk walet tidak mampu membawa stok makanan lebih untuk 2 ekor anaknya. Lamban laut perkembangan fisik 2 piyik walet pun berbeda. Piyik yang 1 cepat tumbuh besar, sementara piyik yang satu lagi kurus dan lambat tumbuhnya akibat kurang makan. Yang terjadi selanjutnya, adalah seleksi alam. Piyik yang lebih besar bertambah sehat. Kadang ia juga mendominasi ruang dalam sarang itu, dan lalu mendorong keluar piyik yang kurang sehat. Piyik yang lemah akhirnya jatuh ke lantai menemui ajalnya. (bersambung).