Burung walet pada umumnya membikin sarang secara rapi di papan sirip. Walet akan membangun sarang dengan menjaga jarak sekitar 5 sampai 10 cm dari sarang walet lain. Masing-masing walet memiliki kapling. Namun lain halnya jika populkasi walet di sebuah gedung sangat padat. Pasti akan terjadi rebutan kapling. Pernahkah anda menemui sarang walet bersusun dua.? Sarang bersusun disebut juga sarang ganda, atau sarang bertumpuk dua di mana sarang yang di bagian bawah tak berfungsi lagi karena terhalang oleh sarang di atasnya.Umumnya kasus ini terjadi pada sarang sudut.
Dimana walet membikin sarang baru dengan cara menumpang pada sarang lama yang di bawahnya. Padahal sarang lama tersebut sudah ada 2 butir telur. Jadi, bentuknya lucu. Di bagian tengahnya ada 2 butir telur yang sudah mati embrionya. Dua sarang sudut bertumpuk menjadi satu. Kasus ini memang merugikan pemilik gedung. Sebab nilai jualnya relative murah.
Ada beberapa hal yang bisa dijelaskan atas kasus sarang ganda ini. Pertama : populasi walet di gedung tersebut sudah padat atau sangat padat, sehingga walet berebut tempat bersarang. Papan sirip yang tersedia sudah terisi penuh oleh sarang. Tempat bersarang sudah habis. Padahal populasi walet terus bertambah. Sementara pemilik gedung lambat mengantisipasi dengan menyediakan ruang baru. Maka di ruang itu populasi walet padat sekali. Akhirnya yang kuat mengusir yang lemah.
Kedua : walet yang kuat merebut sarang yang sudah ditempati oleh walet yang lemah. Biarpun sarang walet lemah ini sudah ada telurnya, namun walet kuat tak peduli. Akhirnya walet yang lemah mengalah, mencari tempat lain. Karena papan sirip sudah penuh sarang, walet lemah akan membangun sarangnya di dinding tembok bawah papan siri atau. di balok semen.
Kasus berebut sarang, juga terjadi pada gedung walet di Jawa, di Bali, Sulawesi dan daerah dimana populasi walet dan seriti berkembang. Di daerah tersebut satu gedung berisi dua jenis burung, yaitu seriti dan walet. Secara fisik postur tubuh burung seriti lebih kecil dibanding walet. Selain itu kemampuan produksi liurnya juga sedikit, sekitar 15 % dibanding walet. Oleh karena jumlah liurnya sedikit, maka burung seriti membikin sarangnya menggunakan rumput kering, daun pinus, daun cemara. Kadang seriti membikin sarang dari tali rafia, plastik, kapuk, lumut, dan lain-lain.
Perkembang-biakan burung walet di gedung yang sudah ada burung seritinya, dilakukan dengan cara putar telur, yaitu mengganti telur seriti dengan telur walet. Burung seriti dimanfaatkan sebagai induk angkat yang mengerami telur walet dan membesarkan anak-anak walet hingga bisa terbang. Namun apa yang terjadi? Fisik burung seriti yang kecil, sering jadi “bulan-bulanan” burung walet yang mulai tumbuh dewasa. Memasuki masa reproduksi walet akan meminjam paksa sarang seriti tempat dimana dia dibesarkan. Seriti dipaksa pergi. Sarang seriti akan ditebalkan dengan liur walet muda itu. Karena fisik walet lebih kuat, ia dengan gampang mengusir seriti.
Oleh karena itu, kita harus mengantisipasinya. Jika gedung tersebut memang sudah padat, harus dibuatkan ruangan baru agar populasi walet menyebar tidak berjubel. Pada gedung yang populasi seriti dan walet padat, juga perlu ruang baru. Seriti lebih cenderung di suhu yang tinggi, dengan ruangan yang kelembapannya rendah dan cahaya yang terang atau remang. Biarpun harga sarang seriti murah, namun burung ini ada manfaatnya juga. Sebagai mesin tetas penambah populasi walet. Maka jangan sampai burung ini pindah ke gedung lain.