Saya sering mendapat pertanyaan yang sebenarnya berkaitan dengan masalah suhu serta kelembapan gedung walet. Salah satu pertanyaan disampaikan dari – sebut saja namanya Hendri – yaitu mengapa sarang walet di gedungnya banyak yang jatuh ke lantai.
“ Pak Arief apa sebab sarang walet jatuh ke lantai? Hampir tiap bulan, saya selalu memungut puluhan keping sarang walet yang di lantai. Meskipun itu laku dijual tapi harganya jadi murah. Bagaimana cara mengatasinya pak, Mohon pencerahannya. “
Yang pertama harus dipahami bahwa sarang walet adalah terbuat dari air liur walet yang saat keluar dari paruh burung kecil itu berupa cairan kental. Cairan itu memiliki sifat lengket seperti getah karet, getak buah nangka dan getah lain pada umumnya.
Burung walet akan memilih tempat yang aman dan nyaman untuk merajut liurnya itu hingga membentuk sebuah sarang. Sarang walet menempel di langit langit gua atau pada papan sirip sebuah gedung walet.
Apakah sarang walet itu cukup kuat menempel pada bidang papan sirip? Mengapa ada sarang walet yang sangat kuat menempel di papan sirip sehingga susah diambil saat panen? Sebaliknya, mengapa ada sarang walet yang tanpa banyak tenaga tangan kita begitu mudah melepaskannya dari papan sirip? Di sisi lain, mengapa banyak sarang walet yang belum dipanen sudah berjatuhan sendiri di lantai? Bukan hanya sarang walet yang jatuh, namun telur yang ada di dalam sarang itu juga ikut pecah sia sia di lantai. Menjawab pertanyaan ini ada beberapa hal yang bisa dijelaskan.
1. Fondasi sarang
Ibarat sebuah bangunan, kuat tidaknya sarang walet yang menempel di papan sirip yang disiapkan untuk menampung berat beban tubuh induk beserta 2 butir telur saat mengeram nanti akan tergantung seberapa kuat fondasi sarang tersebut. Sebelum membentuk sarang, walet akan mengeluarkan liur pada bidang papan sirip. Semakin tebal fondasinya, maka daya rekat sarang itu akan semakin kuat. Selain itu semakin lebar fondasi sarang juga akan memperkuat daya rekat sarang tersebut pada sebuah papan sirip.
2. Usia walet
Faktor usia walet juga berhubungan dengan kekuatan sarang walet. Sebab walet muda belum mampu secara maksimal memproduksi air liur sehingga menyebabkan fondasi sarangnya relatif tipis serta tidak lebar. Maka sering kita temukan sarang yang jatuh dilantai adalah sarang yang ukurannya kecil sekitar 1 atau 2 jari dan daging sarang tipis. Itu sebagai indikasi bahwa pemilik sarang tersebut adalah walet usia muda. Menyadari bahwa produksi air liurnya belum maksimal, maka walet muda lebih memilih membuat sarang di sudut sudut papan sirip, untuk membantu kekuatan sarang tersebut agar tidak mudah jatuh.
3. Papan sirip yang kasar
Faktor papan sirip yang kasar dan bergaris garis tentu sangat membantu untuk daya rekat sarang walet tersebut. Jika papan sirip licin maka, saat walet membuat sarang, air liurnya tidak terlalu meresap masuk ke dalam pori pori papan. Sarang yang menempel di papan sirip yang licin pasti tidak sekuat sarang walet yang menempel di papan yang kasar atau bergaris garis.
4. Musim kemarau
Faktor musim kemarau juga menyebabkan kasus terlepasnya sarang walet dari papan sirip. Sering kita lihat sarang walet di papan sirip tampak terkelupas bagian bawahnya. Ini disebabkan kondisi suhu kemarau yang tinggi sehingga menyebabkan produksi air liur walet sedikit, dikarenakan faktor makanan yang tidak tersedia melimpah sebagaimana musim hujan. Sarang walet pada musim kemarau umumnya fondasi sarangnya tipis demikian juga sarangnya tidak tebal.
5. Faktor suhu gedung
Pada umumnya, suhu serta kelembapan sebuah gedung walet tidak sama. Pada lantai atas sebuah bangunan gedung sarang walet suhu dan kelembapan jauh berbeda dengan suhu serta kelembapan lantai dasar. Saya sering menerima keluhan, mengapa lantai atas suhunya mencapai 31’ celcius dan kelembapan yang hanya 50 %? Disebabkan kondisi suhu dan kelembapan yang tidak memenuhi syarat inilah maka banyak sarang walet yang terkelupas dan akhirnya jatuh ke lantai.
Bagaimana agar daya rekat sarang walet lebih kuat menempel di papan sirip?
Jawabnya tidak lain, usahakan kondisi gedung terutama pada lantai atas, suhu dan kelembapannya memenuhi syarat yaitu suhu sekitar 27’ sd 29’ dan angka kelembapan sekitar 80 % atau minimal 60 %. Ini bisa dilakukan dengan mengatur jumlah ventilasi dan tersedianya mesin kabut.
Selain itu faktor papan sirip juga sangat penting, yaitu antara lain sirip yang diberi alur atau bergaris. Ini tentu akan membantu daya rekat sarang walet karena air liur burung kecil itu masuk disela sela alur/ garis tersebut, sehingga menjadi kekuatan fondasi sarang.
Nah dari penjelasan ini, melalui BBM kepada Hendri saya sampaikan satu pertanyaan, “ jika anda memasang sarang imitasi di papan sirip, agar kuat apakah anda menggunakan paku yang kecil atau dengan paku yang besar?”
Hendri tidak menjawab dengan kata kata melainkan dengan emot senyum yang lebar.