Apakah kasus sarang walet berjamur ini juga terjadi di gedung anda? Yaitu sarang walet berwarna agak keabu-abuan, kadang ada juga yang berwarna hijau-kebiruan. Sarang yang berwarna seperti ini jelas harganya anjlok. Kasus ini ditanyakan beberapa member dari Sumatera juga dari Kalimantan. Pemilik gedung mengaku pusing karena tidak tau apa penyebabnya dan tentu saja tidak tau bagaimana solusinya.
Salah satu pertanyaan member yang agak panjang di WA, saya kutip sesuai teks.
“ Pak Arief selamat pagi, mohon maaf saya memberanikan diri untuk konsultasi perihal kualitas sarang walet di gedung saya. Yaitu warna sarangnya kok tidak putih seperti sarang walet pada umumnya? melainkan warna sarang tampak agak hijau kebiruan, sepertinya tumbuh jamur. Saya sudah konsultasi dengan beberapa kawan, kata mereka itu akibat kondisi gedung yang kotor. Saya sudah bersihkan secara rutin kotoran di lantai. Juga air kolam selalu saya kuras dan saya ganti air bersih. Bahkan dinding gedung sudah saya bersihkan dan disemprot dengan anti hama.
Namun hingga sekarang, belum saya temukan penyebabnya. Sarangnya masih berwarna abu-abu kusam, sepertinya tumbuh jamur di sarang tersebut. Sekedar informasi, jumlah sarangnya saat ini hampir 8000 sarang, dan 80 % kualitas sarangnya jelek. Apa penyebabnya, mudahan saya mendapat pencerahan. Terimakasih sebelumnya Pak Arief, mohon berkenan menjawab dan memberi solusi.”
Pada dasarnya air liur yang keluar dari tenggorokan burung walet warnanya putih bening mengkilat. Jika kemudian warnanya berubah tidak putih lagi, itu akibat pengaruh dari faktor eksternal. Penyebabnya bisa dari udara yang kotor di dalam gedung sehingga berpengaruh terhadap sarang. Sarang akan terkena imbas udara kotor tersebut. Udara kotor akan mudah menempel pada sarang. Karena, seperti diketahui air liur yang keluar dari paruh burung walet masih cair kental, basah dan mudah lengket. Maka jika udara dalam gedung kotor, tentu akan cepat berimbas ke sarang. Ketika sarang sudah kering, warna sarang tak lagi putih, namun berubah kusam akibat terkontaminasi faktor luar.
Pada kasus diatas, kenapa sarangnya menjadi berjamur? Padahal pemilik sudah berusaha membersihkan gedung dari hama dan kotoran walet, baik yang dilantai maupun yang menempel di dinding?
Saya pernah “mengobati” kasus ini pada beberapa gedung walet, antara lain di Ketapang Kal-Bar sekitar tahun 2004, sehingga ada referensi untuk menjawabnya.
+ “ Apakah anda mengunakan mesin kabut ?”
– “ Ya pak betul, setiap lantai ada 3 sampai 4 mesin kabut. Apakah problem utamanya karena saya pakai mesin kabut ? ”
+ “ Iya betul.”
– “ Di mesin kabut nya?”
+ “ Bukan, tapi di airnya”
– “ Jadi air yang mengalir di mesin kabut itu masalahnya kah?”
+ “ Betul.”
– “ Kenapa bisa begitu pak?”
+ “ Sebab air yang anda pakai untuk mesin kabut itu dari sumber yang kotor.”
– ” Mungkin betul juga pak, sebab saya gunakan air pada kolam yang ada di dak atas.”
+ ” Itu masalahnya, yaitu air di dak atas itu kotor serta berlumut dan anda gunakan untuk melembabkan gedung dengan bantuan mesin kabut. Air yang mengandung lumut akan menempel di sarang, maka tumbuhlah jamur di sarang itu.”
– “ Baik pak, saya sangat paham, dan terimakasih masukannya.”
Selang 1 bulan kemudian, sarang-sarang baru, sudah tidak lagi tumbuh jamur. Sarang tumbuh sehat dan warnanya putih mengkilat. Sebab suplai air ke mesin kabut dari air yang bersih, bukan lagi dari air kolam di dak atas yang berlumut, melainkan dari tangki besar yang terlindung dari panas matahari. Semoga artikel ini bermanfaat.