Pak Arief saya mau bertanya. Namun sebelumnya saya mau menceritakan kronologinya terlebih dulu. Begitu bunyi tulisan di WhatsAph layanan konsultasi kantor duniawalet.
Kemarin saya membawa sekardus sarang berisi 20 kilogram dari Balikpapan ke Makassar. Setelah sampai di rumah saya buka kardusnya dan sarang saya angin-anginkan di lantai. Betapa terkejutnya saya, sebab warna sarang berubah. Saat di Balikpapan warna sarangnya putih. Namun begitu sampai di Makassar kok warna sarang agak kekuningan. Padahal hanya beberapa jam saja perjalanan menggunakan pesawat terbang. Yang saya tanyakan apa penyebab terjadinya perubahan warna tersebut.
Sebelum menjawab pertanyaan ini, baiklah saya terangkan mengenai sarang walet yang sangat sensitif, dalam kasus ini yaitu rentan kontaminasi.
Sarang walet memiliki sifat kenyal, lembut dan lengket saat masih berupa cairan kental yang keluar dari tenggorokan burung kecil itu. Karena sifat itu, maka walet mudah membuat sarang meskipun melalui proses waktu yang tidak sebentar. Lambat laun karena pengaruh suhu, sarang walet yang semula lembek akan mengeras.
Cepat atau lambat proses mengerasnya liur walet tersebut tergantung kondisi temperatur di sekitarnya. Jika suhu rendah maka liur walet lambat kering. Sebaliknya jika suhu ruang tinggi, liur yang berbentuk sarang tersebut akan cepat kering dan mengeras.
Sarang walet dibangun secara bertahap membutuhkan waktu berhari hari. Awalnya berupa cairan bening melelet di papan sirip. Jika disenter maka terlihat tipis mengkilat di permukaan papan. Lambat laut walet secara telaten terus mempertebal dengan liurnya hingga membentuk sarang.
Pada asalnya liur burung walet ini berwarna bening putih. Namun karena sifatnya yang rentan terkontaminasi udara kotor, baik itu berasal debu kotor atau zat amoniak, maka berangsur-angsur sarang walet tidak putih lagi warnanya. Debu dan amoniak memang berada di lantai, namun sifatnya yang sangat halus dan ringan, itu akan terbawa udara naik ke plafon dan berpengaruh terhadap sarang yang ada di papan sirip. Gedung yang lantainya banyak kotoran dan jarang dibersihkan maka akan mengakibatkan kualitas sarang jelek. Apalagi jika gedung itu kelembapannya tinggi, maka kadar air di sarang walet itu membuat debu dan kotoran lebih mudah menempel di sarang.
Efek sarang kotor juga akan berimbas ke sarang lain yang berada dalam satu tempat. Misalnya jika sarang putih dan sarang coklat dicampur dalam satu box, maka zat kotor di dalam sarang coklat akan menular ke sarang yang putih. Apalagi jika sarang di box itu disemprot air dengan tujuan agar tidak pecah atau retak saat dibawa di perjalanan. Maka, karena basah, zat kotor akan mudah menular ke sarang putih, sehingga menyebabkan sarang di box tersebut akan seragam warnanya, yaitu kecoklatan semua.
Dari sini bisa pahami, pada kasus di atas sarang yang berada dalam satu kotak kardus berisi campuran sarang putih dan coklat, dalam waktu 2 atau 3 jam akan berubah warna. Apalagi jika sarang tersebut basah, maka tingkat kontaminasinya akan lebih cepat terjadi.
Semoga bermanfaat.