Kualitas dan keutuhan sarang walet pada masing-masing gedung sering tidak sama. Para pengepul sarang yang sudah menjadi langganan membeli sarang walet di sebuah tempat, pasti sudah hapal, ini sarang walet dari gedung milik si A dengan kualitas begini. Sementara sarang walet dari gedung si B, kualitasnya begini. Pengepul juga sudah hapal kualitas sarang walet gedung milik si C dengan kualitas sarang sangat bagus, maka ia membeli dengan harga yang tinggi pula.
Salah satu penentu kualitas sarang walet adalah dari segi keutuhan sarang. Sarang yang berlubang, tentu harganya lebih murah. Sarang berlubang dikategorikan sarang tak utuh alias sarang rusak. Mengapa sarang walet bisa menjadi berlubang? Apakah mungkin dalam sebuah gedung, sarang semua berlubang? Apa penyebabnya sehingga sarang walet berlubang? Selain masalah rendahnya harga, apakah ada efek negative dari sarang yang berlubang? Bagaimana cara mengatasinya? Ada dua hal penyebab sarang menjadi berlubang, Yaitu pertama, karena kondisi gedung yang sangat rendah kelembapannya Kedua, karena terdapatnya kecoak dalam gedung yang memakan sarang dengan cara menggerogoti sarang hingga berlubang.
Gedung walet yang kelembapannya rendah disebabkan karena kurangnya air dalam gedung sehingga menyebabkan tingkat kelembapan menjadi sangat kurang. Bisa pula karena ruangan yang sempit dan pendek sehingga suhu di dalam gedung menjadi tinggi dan kelembapan juga rendah. Banyaknya fentilasi udara pada dinding gedung juga bisa menyedot kelembapan dalam gedung menjadi “habis’, tersedot keluar.
Kondisi ruangan yang kelembapannya rendah, membuat walet kesulitan mengeluarkan air liur. Sehingga sarang yang dibuat walet bentuknya kurang sempurna. Misalnya sarang berkerut, bentuk sarang bergelombang dll, pendeknya bentuk sarang menjadi tidak utuh. Lebih-lebih lagi yang membuat sarang adalah burung walet muda, dimana produksi liurnya masih sedikit. Hal itu bisa dipastikan, bentuk sarang menjadi tidak sempurna, dan pada bagian dasar sarang akan mudah retak dan berlubang, karena daging sarang yang tipis. Ini sangat rentan karena sarang mudah retak, mudah pecah. Apalagi pada bagian dasar sarang pasti akan sering terkena kaki burung saat bertumpu didalam sarang, maka akan cepat rapuh dan berlubang.
Sebagian besar gedung walet terdapat kecoak.Entah dari mana datangnya. Tau-tau kita mendapati kecoak sudah berkembang biak. Apalagi jika kebersihan gedung tidak terawat, maka bisa dipastikan banyak kecoak. Sumber makanan kecoak adalah kotoran walet yang tersebar di lantai. Namun jika populasi kecoak banyak, maka sarang walet sering menjadi sasaran. Kecoak akan menggerogoti sarang walet, dimulai pada bagian yang tipis yang mudah dimakan. Kecoak makan sarang di siang hari saat burung walet meninggalkan sarangnya. Jika bagian dasar sarang yang menjadi sararan kecoak, maka bisa dipastikan sarang akan berlubang. Semakin hari, lubang akan semakin besar. Jika pada saat itu walet bertelur di sarang yang berlubang besar, maka ada kemungkinan telur akan jatuh. Ini artinya, keberadaan kecoak dalam gedung juga akan menghambat perkembangan populasi walet. Memang tidak semua sarang menjadi sasaran kecoak. Namun jika gedung sama sekali tidak pernah dirawat atau kotoran walet yang menumpuk di lantai tak pernah/ jarang dibersihkan, kemungkinan populasi kecoak akan berkembang sumbur. Ini bisa berakibat lebih fatal yakni, sebagian besar sarang walet bisa menjadi sasaran kecoak. Oleh karena itu, gedung walet harus bersih dari kotoran dan hama, termasuk harus bebas kecoak.