+ : ” Selamat siang pak Arief. Sebelum saya menanyakan problem yang saya alami, perkenankan saya memberi gambaran mengenai rumah walet saya. Ukuran lebar 6 m x dan panjang 18 m, hanya satu lantai dengan tinggi ruang sekitar 3 meter. Semula bangunan ini bekas kandang ayam. Karena sudah tidak produktif maka saya alih fungsikan menjadi rumah walet. Dinding luar menggunakan seng, bagian dalamnya papan. Pada bagian tengah antara seng dan papan saya pasang gabus stereofom yang tebal 2 cm. Kondisi suhu dan kelembapan menurut saya sudah memenuhi syarat. Karena gedung ini rendah maka agar tinggi saya tambah rumah monyet ukuran 150 cm x 120 cm setinggi 6 meter. Saya mau menanyakan kenapa burung walet hanya masuk keluar kotak sabun dan tidak mau turun ke nesting room? Sampai sekarang sudah berjalan 10 bulan belum ada satu ekorpun yang menginap. Lokasi rumah walet ini berada di perkebunan yang jauh dari tetangga. Sebab dulu lokasi untuk ternak ayam. Tiap pagi dan sore banyak sekali walet yang beterbangan mencari makan. Apa yang salah dari rumah walet saya ini pak, mohon solusinya. ”
Membaca gambaran di atas, kemungkinan anda sudah bisa menganalisa dimana letak kesalahan rumah walet tersebut.
Dari segi lokasi sudah tepat yaitu termasuk lokasi pakan dimana banyak walet yang datang pagi dan sore mencari makan. Artinya memanggil walet ibaratnya tak perlu teriak keras sebab yang dipanggil sudah ada di sekitarnya.
Dari segi persaingan juga tidak ada, sebab lokasinya di dalam areal perkebunan pribadi jauh dari rumah walet tetangga.Penyebabnya bukan faktor eksternal. Apakah problemnya karena faktor internal? Baiklah kita bahas bersama.
Rumah walet ini nesting roomnya cukup luas yaitu ukuran 6 m x 18 m.
Iklim mikro yaitu suhu dan kelembapan sudah memenuhi syarat.
Rumah walet ini menggunakan rumah monyet setinggi 6 meter dengan maksud agar LMBnya tinggi.
Namun ukuran void cukup sempit habnya 150 cm x 120 cm. Jika dilihat dari luar, rumah monyetnya tinggi mirip leher angsa.
Dimana letak problem rumah walet ini sehingga sudah 10 bulan belum ada 1 ekorpun yang menginap?
Problemnya tidak lain pada bangunan rumah monyet yang tinggi dan sempit. Tidak mudah bagi walet menjangkau nesting room jika jarak antara LMB ke ruang inap cukup jauh.
Terbang ke bawah dengan lubang terjun yang sempit membuat burung walet kesulitan karena tidak tersedia ruang putar yang cukup.
+ : ” Bagaimana kalau rumah monyet leher angsa itu tidak saya fungsikan dan saya membuka LMB baru di lantai bawah saja?”
– : ” Rumah walet 1 lantai dengan posisi LMB yang rendah, bisa saja dilakukan dengan syarat harus tersedia roving area di depan LMB yang luas agar walet dapat bebas manuver sebelum masuk LMB
Ini seperti rumah walet milik H. Aman di Teringsing Muara Teweh Kalteng. Rumah walet beliau ukuran 6 m x 12 m 1 lantai saja.Posisi LMB rendah sekitar 2 meter dari tanah. Areal roving cukup luas dan lapang tanpa ada pepohonan karena depan LMB ada kolam untuk budidaya ikan patin. Populasi waletnya sangat padat dan terus berkembang sampai sekarang.”
+ : ” Bagaimana soal keamanan? Kalau posisi LMB rendah apakah nanti tidak mudah dimasuki maling? ”
– : ” Nah kalau soal keamanan itu sudah persoalan lain. Memang maling akan mudah masuk karena posisi LMB cukup rendah. Maling masuk cukup menggunakan tangga pendek tak perlu bersusah payah. Karena itu faktor keamanan juga harus dipikirkan matang. Maling memang banyak akal. Jangankan gedung rendah, gedung 3 lantai saja maling bisa masuk gedung padahal posisi LMB nya tinggi.”
+ : ” Terimakasih pak Arief atas pencerahanya. Salam sukses selalu.”
– : ” Ya sama-sama ..aminn..”