Menjawab pertanyaan member mengenai, mengapa banyak olesan sarang, (fondasi sarang) di papan sirip yang ditinggalkan oleh burung walet pada musim kemarau ini, ( Baca : artikel sebelumnya) dapat saya jelaskan sebagai berikut.
Burung walet ketika akan menempati sebuah RBW baru, ia akan melalui proses adaptasi. Proses adaptasi ini ada yang berhasil ada yang gagal. Disebut berhasil apabila burung walet akhirnya tinggal di RBW tersebut. Sebaliknya, adaptasi disebut gagal, apabila proses itu tidak berlanjut, alias burung walet batal menempati RBW itu.
Burung walet yang akan menempati RBW baru sebagian besar adalah burung walet usia muda. Burung ini pindah dari rumah asalnya, karena berbagai sebab. Antara lain, kondisi populasi di dalam RBW yang sudah sangat padat, dimana papan sirip sudah padat terisi oleh sarang. Kapling di papan sirip sudah habis. Sebagian burung walet membuat sarang pada plafon, atau pada balok.
Pada RBW yang sudah lama dimana populasi walet sangat padat, burung walet bahkan membuat sarang pada dinding. Dampak negative dari kondisi populasi walet yang sudah padat itu, bisa menjadi pemicu berpindahnya sebagian anak walet atau walet muda mencari tempat hunian baru.
Faktor yang lain, yaitu jarak ke lokasi pakan yang sangat jauh. Tidak sedikit RBW di dalam kota yang semakin tahun populasi waletnya berkurang disebabkan lokasi mencari makan yang sangat jauh, dimana hal itu menyebabkan anak walet enggan pulang ke rumah asal. Walet muda lebih memilih tinggal di RBW baru yang dibangun di sekitar lokasi pakan.
Apa yang dimaksud proses adaptasi?
Yaitu proses pengenalan pada tempat baru.
Untuk tinggal pada RBW baru, burung walet akan melalui tahap penjajakan terlebih dahulu. Sebab burung kecil itu tidak dilahirkan di dalam RBW tersebut. Burung walet pendatang baru ini akan hati-hati, sebab ia sama sekali belum pernah mengenal kondisi di dalam RBW tersebut. Ia masih asing. Ia perlu adaptasi sebelum memutuskan untuk tinggal menetap di RBW tersebut.
Dalam proses adaptasi inilah bisa berhasil bisa pula gagal.
Seperti curhat salah seorang member.
“Pak Arief, selama 3 bulan, puluhan burung walet sudah menginap dan mulai tampak membuat olesan liur atau fondasi sarang di papan sirip. Namun minggu lalu saya cek, olesan liur tidak bertambah besar, tidak membentuk sarang. Saya menduga burung walet sudah kabur. Sebab saya lihat kotoran di lantai sudah kering.”
Kasus di atas mungkin banyak juga dialami oleh petani walet lain. Proses adaptasi walet tidak berlanjut, meskipun burung walet sudah menginap beberapa bulan bahkan sudah membuat fondasi sarang.
Apa penyebabnya?
Memasuki musim kemarau, kondisi alam yang kering menyebabkan suhu lingkungan meningkat dan kelembapan menjadi berkurang. Begitu pula suhu dan kelembapan di dalam RBW pun juga mengalami perubahan. Terutama pada RBW yang ukuran kecil, dengan dinding tipis. Suhu bisa naik mencapai 32 ‘ C dan kelembapan bisa turun ke angka 50%. Kondisi tersebut jelas tidak sesuai dengan habitat burung walet, di mana suhu yang disukai burung kecil itu antara 26′ C sd 29 ‘ C, dengan kelembapan antara 70 sd 90 %.
Apa yang terjadi?
Karena iklim mikro dalam RBW mengalami perubahan, maka kondisi tersebut menyebabkan burung walet pindah ke tempat lain mencari suhu dan kelembapan yang diinginkan. Bisa pindah ke lantai bawah dimana suhu dan kelembapannya lebih oke dari lantai atasnya, atau pindah ke RBW lain. Proses adaptasi yang sudah berjalan baik, tidak berlanjut alias batal karena perubahan kondisi suhu dan kelembapan akibat memasuki musim kemarau.
Apa yang harus dilakukan?
Apabila sistem kelembapannya menggunakan kolam atau ember, maka harus lebih sering mengisi air, karena pada musim kemarau ini air di kolam atau di ember akan lebih cepat berkurang. Itu terjadi karena proses penguapan yang lebih cepat. Yang menggunakan mesin kabut, durasi kerjanya harus lebih panjang. Agar kondisi kelembapan lebih terjaga. Upayakan kondisi di dalam RBW tetap lembab sesuai habitat burung walet. Jika kondisi RBW kering, burung walet akan merasa kurang nyaman. Apabila kelembapan dalam RBW rendah, burung walet juga lebih lambat bahkan sulit membuat sarang.
Pada musim kemarau, RBW yang bersuhu sejuk dan kelembapan yang terjaga dengan baik maka akan dipilih oleh burung walet sebagai tempat tinggal. Sebaliknya RBW yang tidak lagi memenuhi syarat sesuai habitat burung walet, tempat tersebut akan ditinggalkan. Uraian di atas semoga bisa dipahami mengapa olesan liur di papan sirip tidak berlanjut.
Semoga bermanfaat.