Pertumbuhan gedung walet belakangan ini sungguh luar biasa. Masyarakat dengan antusias membangun gedung walet hingga pelosok desa. Harga sarang walet yang sempat meroket hingga mencapai 26 juta/ kg menjadi daya dorong yang kuat sehingga budidaya walet menjadi pilihan usaha yang menggiurkan. Dalam perjalanan saya ke berbagai daerah baik di Kalimantan maupun Sulawesi, bangunan khas untuk budidaya walet dengan berbagai ukuran dan material bangunan terlihat dimana mana. Di sebuah desa di Kalimantan Timur, dalam waktu 3 bulan saja sudah berdiri beberapa bangunan. Tukang bangun rumah/ gedung walet kebanjiran order. Sepertinya memiliki usaha budidaya walet sudah menjadi pilihan bisnis yang menggiurkan. Hal ini antara lain karena asumsi bahwa budidaya walet adalah budidaya yang relatif mudah dibanding budidaya ternak lainya. Pelaku usaha walet cukup investasi sekali yaitu membangun kandang walet, menyediakan sound system, sudah selesai. Tak perlu menyediakan makanan tiap hari, tak perlu membersihkan kandang tiap hari. Asumsi bahwa usaha bidang perwaletan ini tidak ribet memang betul. Tapi beberapa hal harus diperhatikan agar pilihan usaha ini sesuai dengan harapan ke depan yaitu bisa memetik keuntungan dengan panen sarang walet. Jika teknis membangun salah atau kurang memenuhi persyaratan, harapan sejahtera hanya menjadi angan angan semata. Tidak sedikit pelaku usaha walet yang pusing karena sudah berjalan 2 tahun jumlah sarang hanya hitungan jari. Mereka tiap sore duduk termangu memandang lubang LMB yang sepi.
Yang kita lihat dilapangan Gedung/Rumah/ kandang burung walet dibangun dengan berbagai macam bahan material. Ada bangunan permanen dan tidak sedikit yang non permanen. Yang dimaksud non permanen karena bahan dari papan, atau seng dengan tiang dari kayu. Minggu ini saya sempat berkunjung ke Muara aloh, yaitu sebuah daerah sekitar 2 jam dari Samarinda Kaltim. Lokasinya sangat lembab karena terdapat danau alami yang cukup luas dipinggiran sungai Mahakam. Ratusan rumah walet dibangun diatas air sebagian di darat. 99% bangunan dari papan.
Dari Muara Aloh saya melanjutkan perjalanan ke Melak menyusuri sungai menempuh waktu 3 jam dengan naik perahu kayu. Sepanjang perjalanan tampak kandang walet dibangun menjulang dengan tinggi rata rata 3 lantai dengan rumah monyet dibagian atasnya.
Sebagian bangunan tampak ada berwarna biru, coklat, merah karena dindingnya dari seng.
Minggu sebelumnya saya ke Marabahan Kalimantan Selatan. Bangunan gedung walet berjajar di pinggir kanan kiri sungai Barito. Sebagian besar terbuat dari dinding kalsibot.
Kandang yang terbuat dari papan atau seng memang biaya relatif terjangkau kocek. Namun tidak sedikit kandang tersebut yang memenuhi unsur suhu dan kelembapan yang menjadi inti dalam budidaya burung walet secara benar.
Saya sering mendapat keluhan dari konsumen.
” Pak Arief saya sudah menggunakan suara dari produk BAN, tetapi mengapa walet hanya ramai selama 1 minggu saja setelah itu sepi hingga sekarang. Apa walet bosan dengan suara tersebut atau ada yang salah di rumah walet saya?”
Setelah saya telusuri ternyata kandang waletnya dibangun non permanen dari dinding seng.
Seperti kita ketahui bahwa sifat seng, akan menyimpan panas jika terkena matahari dan sebaliknya akan dingin jika kondisi hujan atau pada malam hari.
Dalam masa adaptasi burung walet untuk menghuni sebuah gedung, walet akan mendeteksi melalui tubuhnya apakah sebuah gedung memenuhi unsur suhu dan kelembapan yang cocok. Jika saat burung walet masuk ke lantai atas/ rumah monyet dan ternyata walet merasakan suhu yang panas, maka walet kurang menyukai karena gedung tersebut tidak memenuhi syarat, meskipun lantai bawah gedung tersebut suhu dan kelembapan sangat bagus, namun walet akan ” menyimpulkan” kondisi gedung dari lantai atas saat adaptasi awal.
Apa yang terjadi dengan kondisi tersebut? Bahwa walet sebenarnya sudah respon positif terhadap suara yang dibunyikan namun selanjutnya walet respon negatif terhadap suhu dan kelembapan yang dirasakan.
Walet hanya ramai dalam seminggu itu bukti bahwa daya tarik dari suara yang digunakan sudah oke, namun setelah walet masuk RBW, kondisi suhu kurang oke, lalu walet memutuskan untuk adaptasi ke gedung lain.
Bagaimana solusi yang bisa dilakukan agar gedung dari dinding seng menjadi lebih baik kondisi suhu dan kelembapanya?
Caranya yaitu mengecat dinding seng bagian luar dengan cat warna putih. Warna putih akan menolak panas saat siang hari. Cara kedua bisa membasahi dinding luar dengan air yg memancar dari spuyer pada saat siang hari terik. Cara ketiga memasang jaring paranet sekeliling gedung dan tetap menyediakan ventilasi udara agar angin tidak terhalang masuk gedung. Atau menggabungkan dari ketiga cara tersebut. Memang ribet sih, tapi apa boleh buat. Itu sebagai jalan keluar daripada membiarkan investasi tidak produktif.
Salam sukses.