Seperti pebisnis yang mengenali kecenderungan perilaku kosumen, petani walet juga perlu memahami perilaku walet dari sisi biologis. Termasuk mengenai siklus berkembang biak walet agar budidaya walet yang dilakukan efektif serta tepat sasaran.
Siklus perkembangbiakan burung walet yaitu: mencari pasangan, kawin, membuat sarang, bertelur, mengeram, memelihara anak hingga anak bisa terbang. Walet muda yang sudah bisa terbang kemudian menjalani ulang siklus perkembangbiakan dari awal.
Walet muda keluar gedung mencari pasangan dan juga tempat baru untuk berkembang biak. Pada masa kawin seperti ini merupakan masa yang efektif untuk memanggil walet masuk ke dalam RBW. Nah.. Masa ini yang menjadi masa penting untuk diperhatikan para petani walet. Jangan sampai telat hingga terlewat masuk musim berbiak. Karena saat musim berbiak (bertelur – mengeram- membesarka anak), induk walet akan cuek dipanggil dan lebih mengutamakan keberhasilan proses perkembangbiakan. Apabila burung walet sudah masuk dan siap berbiak, maka akan cenderung sulit dirayu untuk pindah ke gedung lain.
Musim kawin walet terjadi pada musim penghujan, yakni ketika tersedia pakan berlimpah. Walet dapat dengan mudah kenyang, untuk kemudian selanjutnya akan bermain mencari pasangan, melakukan perkawinan dan siap berkembang biak. Dalam udara musim penghujan yang lembab, burung walet muda yang siap bereproduksi akan terangsang untuk melakukan ritual perkawinan
“Pak Arief, bagaimana proses perkawinan burung walet dan apa saja yang perlu dipersiapkan?”
Menjawab pertanyaan di atas, yang saya amati burung walet melakukan 2 macam cara perkawinan. Yaitu perkawinan di udara saat terbang, dan perkawinan di papan sirip. Yang pertama, perkawinan di udara, dilakukan walet dengan saling berkejar-kejaran. Sering kita lihat di sekitar gedung walet, dua ekor walet terbang dengan cepat sambil teriak mencicit. Walet yang berkejaran tersebut merupakan walet jantan yang mengejar betina pasangannya.
Proses saling mengejar ini tentu membutuhkan tempat tinggi agar leluasa melayang layang sambil mencicit. Ruang yang pendek atau terkurung akan membatasi gerakan walet yang sedang asik saling mengejar satu sama lain. Perkawinan di langit terjadi dengan cara betina akan terbang cepat pada ketinggian minimal 30 meter di atas permukaan tanah.
Walet betina membalikkan tubuhnya dengan sayap tetap terbentang. Walet jantan kemudian menyusul walet betina tersebut untuk kemudian menempelkan tubuhnya dan terjadilah proses perkawinan. Namun karena tingkat keberhasilan pembuahan yang sangat kecil, perkawinan dengan cara terbang ini dilakukan oleh sepasang walet secara berulang ulang.
Agar proses perkawinan berhasil, sepasang walet itu akan mengulangi lagi perkawinan kedua, yakni perkawinan di papan sirip. Setelah proses perkawinan selesai, sepasang walet akan mempersiapkan tempat bertelur yaitu dengan membangun sarang. Seperti pasutri yang membutuhkan rumah baru untuk ditinggali bersama, pasangan walet muda juga membutuhkan rumah berupa sarang walet untuk berbiak.
Walet akan mulai membangun sarang ketika sudah menemukan gedung yang nyaman dan aman untuk berkembang berbiak. Jadi.. Persiapkan gedung terbaik Anda untuk menyambut pasangan walet muda di masa kawin. Cek sistem sirkulasi udara, tata cahaya, suhu serta kelembaban, keamanan dari predator dan juga pasang suara walet berkualitas. Semakin berkualitas gedung yang kita persiapkan, akan meningkatkan potensi menarik pasangan walet muda yang sudah siap membuat sarang.