Setelah membaca kasus di web saya, yang berjudul bikin kolam air sederhana, teman baru di Sekura menanyakan apakah ada kemungkinan bahaya bagi walet jika ada kolam air dalam gedung. Maksudnya jika ada kolam air, anak walet yang jatuh dari sarangnya, terjebur ke kolam, langsung akan mati. Jika gedung tanpa bak air, maka kalau ada anak walet jatuh dilantai, tidak akan mati. Benarkah demikian?
Teman ini penduduk lokal Sekura dan mulai 2 tahun lalu membangun gedung walet sederhana.
Sekura adalah kota kecil di Propinsi Kalimantan Barat. Bulan Juni 2005 saya pernah berkunjung ke sentra walet ini. Perjalanan darat dari Pontianak sangat melelahkan membutuhkan waktu 7 jam, melewati kota Singkawang, Tebas dan Sambas. Di Sekura, saya menginap di hotel melati pinggir sungai, yang di bagian atas hotel juga untuk budidaya walet. Saat sore asyik mengamati walet sambil minum kopi di restoran terapung di sungai itu. Sekarang kondisi Sekura sudah padat dijejali gedung-gedung walet. Sekitar pasar, ruko-ruko bagian atasnya dimanfaatkan untuk budidaya walet. Lahan-lahan yang semula untuk tanaman jeruk dan karet juga mulai dipenuhi bangunan walet.
+ Pak Arief, gedung saya ukuran 8 m x 12 m 3 lantai. Bangunan dari papan, begitu juga dak lantainya. kelembapan di gedung walet saya sangat rendah, sekitar 60 %. Apakah karena itu, perkembangan walet jadi lambat?
– Apakah tidak ada bak air di dalamnya?
+ Tidak pak.
– Kenapa tidak pakai kolam papan saja?
+ Saya takut pakai kolam
– Kenapa?
+ Entar anak walet yang jatuh dari sarangnya, tercebur ke kolam, langsung mati.
– Emangnya kalau anak walet terjatuh di lantai, tidak akan mati ?
+ Tapi kan bisa saya naikkan ke sarangnya lagi?
– Apakah kamu tiap hari masuk ke dalam gedung walet ?
+ Ya tidak lah pak…tak mungkin tiap hari saya masuk ke dalam gedung
– Jadi, kalau anak walet jatuh hari Kamis, sementara kamu masuk ke dalam gedung hari minggu, apakah anak walet tersebut tidak mati ?
+Mudah-mudahan masih hidup pak..he he he
-Padahal 3 hari tidak disuapi induknya ?
+Mungkin sudah lemas ya Pak karena kelaparan. Kita puasa 15 jam saja sudah gemetaran. .Jika ternyata anak walet itu sudah mati saat saya masuk gedung … ya innalillahi dech,,,
-Kalau ternyata anak walet itu masih hidup…lalu kamu naikkan ke sarangnya lagi ya?
+Iya…
-Kamu tahu di mana sarangnya?
+Tidak tahu…
-Lalu akan kamu taruh di mana anak walet itu?
+Sembarang sarang saja pak. Asal ada sarang yang kosong saya taruh di situ…
-Spekulasi dong?
+Ya, gimana lagi siapa tahu itu memang sarangnya… Jika bukan sarangnya ya mudah-mudahan ada induk yang mau menyuapinya…
Sebenarnya kasus anak walet jatuh dari sarangnya ada beberapa kemungkinan, antara lain :
1. Anak walet jatuh karena kejahatan walet lain, dimana anak walet ini memang sengaja di jatuhkan oleh walet pendatang yang merebut sarang. Walet nakal ini hinggap dan menempati sarang kendati di dalamnya ada telur atau anak yang masih merah, lalu dibuang begitu saja tanpa belas kasihan. Walet pendatang ini disebut walet nakal, untuk meraih tujuan secara cepat dengan menghalalkan segala cara, gak peduli merugikan walet lain…Kasus ini wajar di dunia kehewanan. Yang kuat akan menang. Dalam gedung yang berisi seriti dan walet, sering kali walet merebut sarang seriti. Sarang seriti yang dibentuk dengan rerumputan atau daun cemara, direbut walet dan akan dilapis oleh walet dengan liurnya. Sehingga nampak liur putih tebal bercampur rerumputan.
2. Anak walet jatuh karena sakit, salah satu sebab karena kurang makan karena kondisi alam yang kemarau sehingga sedikit serangga. Pada kondisi ini salah satu anak walet akan menjadi korban kelaparan dan akhirnya jatuh ke lantai, dan akan menemui ajal. Jatuhnya anak walet itu merupakan seleksi alam, dimana yang kuat akan hidup dan yang lemah akan mati. Kasus ini merupakan takdir kehidupan.
3. Anak walet jatuh dari sarangnya karena terkejut. Kasus ini menimpa anak walet yang hampir bisa terbang. Penjelasan sederhananya begini : misalnya anda masuk ke gedung walet, dan panen sarang. Di sebelah sarang yang anda panen terdapat anak walet yang menempel di papan sirip dengan kedua sayap menyilang tampak seperti gunting hitam. Anak walet itu kurang 2 hari lagi akan bisa terbang ~ menunggu matang. Namun karena terkejut, akhirnya anak walet yang belum siap terbang itu terpaksa terbang atau terbang terpaksa~terbang premature.. Padahal sayapnya belum kuat, keseimbangannya pun belum sempurna. Sehingga kita lihat, gerakan terbangnya seperti pesawat yang oleng. Anak walet itu bukan terbang naik, tapi justru terbang turun tanpa arah, lalu menghantam dinding, dan akhirnya nyungsep ke lantai…tak mungkin bisa terbang naik lagi, oleh karena kakinya kecil dan lemah serta desain sayapnya yang khas, tidak seperti burung lain. Anak walet itu terus berusaha terbang, namun tak bisa naik. Hanya terbang setinggi 50 cm, lalu jatuh lagi. Akhirnya anak walet itu kehabisan energi. Nafasnya terengah-engah. Lalu menyerah kepada takdir. Jika kita ambil anak walet itu lalu kita naikkan ke sarangnya lagi, karena sudah terlanjur stress, anak walet itu akan meronta dan berusaha untuk terbang lagi. Kasus ini, merupakan anak walet korban panen. Dan hampir terjadi saat dilakukan pemanenan sarang.
Kembali ke soal semua, jadi gedung walet yang di dalamnya ada kolam, atau tanpa kolam, tidak ada hubungannya dengan anak walet yang terjatuh dari sarangnya dan berujung kematian. Artinya, gedung walet yang di dalamnya tanpa kolam, jika ada anak walet yang jatuh ke lantai pasti akan mati dengan cara mati perlahan-lahan-tersiksa. Jika gedung walet pakai kolam, anak walet yang jatuh ke air, akan mati tenggelam dengan cara lebih cepat-tanpa menderita panjang. Bak air yang ditutup ram kawatpun, tidak bisa menghindarkan dari kematian si piyik walet.
Suatu siang, Ibu Tuti yang gedung waletnya terletak di Jl. Pelita-Sampit-Kalimantan Tengah, telepon terbingung-bingung ( kosa kata baru.. he he he).
+Pak Arief, gimana caranya menyelamatkan anak piyik yang jatuh di lantai…?”
-Taruh saja di sarangnya lagi bu…
+Sudah saya coba naikkan ke sarangnya Pak, tapi jatuh lagi… kasian saya melihatnya
-Coba pegang badannya masih hangat apa sudah dingin?
+Sudah dingin
-Itu artinya sudah agak lama anak walet jatuh di lantai
+Lalu bagaimana cara menyelamatkannya?
-Bawa saja ke Puskesmas… he he he
+Serius nih Pak ?
-Anak walet yang sudah terbiasa disuapin induknya, upaya penyuapan yang anda lakukan akan sia-sia. Apalagi kalau anak walet itu sudah tumbuh bulu, mulutnya tak mau terbuka.
+ Jadi pasti mati dong?
– Ya gitu deh…siapkan kain kafan saja ya bu… he he