Burung walet bisa terusik atau terganggu apabila terjadi situasi yang membuat burung kecil ini tidak nyaman. Tingkat gangguan itu tidak sama. Ada gangguan yang sifatnya ringan ada gangguan yang berat. Apabila gangguan itu terjadi berulang kali, akan menyebabkan burung walet stres. Selain itu, apabila gangguan itu sangat fatal juga akan membuat burung walet memilih kabur, pindah ke tempat lain yang aman.
Dalam pengalaman saya selama ini, sekurangnya bisa dikelompokkan tingkat stres burung walet menjadi tiga tingkatan. Yaitu stres yang ringan, stres yang sedang dan stres berat. Perbedaan tingkat stres disebabkan oleh berat-ringannya gangguan yang dialami oleh burung walet.
Dalam penjelasan di artikel yang saya tulis secara bersambung ini, saya terangkan faktor yang menjadi penyebab stres, serta perilaku burung walet yang sedang mengalami stres.
Sebelumnya harus dipahami bahwa semua makhluk hidup melakukan proses alamiah yaitu berkembang biak untuk mengembangkan populasi atau melanjutkan generasi. Apabila proses ini ada gangguan maka secara alamiah binatang tersebut akan mempertahankan sekuat daya agar proses perkembangbiakan berhasil jangan sampai gagal. Namun apabila gangguan itu lebih kuat dan tidak mampu teratasi, maka binatang tersebut akan kalah dan mengalami stres.
Begitupun yang terjadi pada burung walet. Ia bisa mengalami stres apabila proses perkembangbiakanya terganggu. Pada pembahasan ini, burung walet mengalami stres disebabkan sistem panen sarang. Yaitu panen yang salah yang disebut panen rampasan.
Sering saya jelaskan mengenai apa itu panen rampasan.Yaitu panen yang memutus rantai perkembangbiakan burung walet.
Sebelum bertelur, burung walet akan membuat sarang. Sarangnya dibuat dari air liur yang keluar dari tenggorokan. Sedikit demi sedikit burung walet membangun sarangnya.
Perlu waktu cukup lama sekitar 8 minggu, sarang jadi dan siap menampung telur.
Tetapi apa yang terjadi?
Nafsu serakah manusia menggagalkan proses alamiah perkembangbiakan burung walet. Sebelum sarang digunakan induk untuk bertelur, telah dipanen oleh manusia. Sarangnya telah dirampas. Burung walet telah kehilangan sarangnya. Ibarat manusia, burung walet kaget, marah, kecewa, sedih, dan menangis.
Dalam kondisi stres itu perilaku burung walet terbang secara agresif. Gerakan terbangnya liar dan cepat. Itu dilakukan di sekitar gedung yaitu terbang keliling tidak mau atau takut masuk ke dalam gedung.
Burung walet stres gara-gara panen dilakukan secara rampasan. Cara panen yang salah akan berakibat buruk. Apabila cara panen rampasan sering dilakukan, maka induk walet akan memilih pindah ke gedung lain yang aman yang cara panennya tidak membuat stres.
Secara naluri, semua makhluk hidup ingin berkembang biak tanpa ada gangguan sekecil apapun.
Selain panen rampasan, panen yang membuat induk walet stres adalah panen buang telur. Yaitu panen sarang yang sudah ada telur. Baik baru ada 1 telur atau sudah ada 2 telur. Sarang dan telur hilang karena dipanen paksa. Burung walet akan kaget, marah, dan sedih karena sarangnya telah hilang, juga telurnya. Cara panen buang telur menjadi penyebab burung walet mengalami kondisi stres.
Apabila cara panen tersebut dilakukan berulang kali, maka induk walet akan pindah ke gedung lain untuk berkembang biak secara aman tanpa ada gangguan.