Problematika dalam perjalanan usaha budidaya burung walet kadang terjadi. Salah satunya dialami Bang Ham yang RBWnya berada di sebuah kota kecil 3 jam perjalanan darat dari Kota Makassar Sulawesi Selatan. Tahun lalu saya berkunjung ke sana. RBW nya tidak terlalu besar. Ukuran 12 m x 10 m tinggi 2 lantai. Saya masuk ke dalam RBW. Populasi waletnya sudah padat. Hampir semua papan sirip dipenuhi sarang walet. Warna sarang putih karena kebersihan lantai terjaga dengan baik. Tiap periode panen sarang, hasilnya menggembirakan. Kadang dapat hasil 15 kg, kadang 20 kg, tergantung kondisi musim saat itu.
Melihat populasi walet yang sangat ramai, tetangga sebelah tertarik ikut membangun RBW. Ia berharap mendapat hasil ekonomi yang berkelimpahan juga. Tetangga mulai membangun pondasi. Infonya akan dibangun RBW tinggi 3 lantai. Bang Ham pun tidak mempermasalahkan. Sebab sama-sama ikhtiar mencari rejeki. Toh burung walet adalah burung liar. Bisa menghuni gedung siapa saja.
Hanya yang jadi problem, jarak bangunan tetangga dengan RBW bang Ham sangat dekat. Jika bangunan kelak jadi, pasti akan mengganggu akses masuk burung walet ke dalam RBW bang Ham. Sebab jaraknya sangat dekat cuma 3 meter. Tidak ada lagi area putar ( roving area) di depan LMB. Area putar ini wajib tersedia pada setiap rumah burung walet. Apalagi populasi walet di RBW sudah lumayan padat. Maka area putar ini diperlukan karena perilaku burung walet biasanya akan terbang memutar dahulu sebelum masuk ke dalam gedung.
Bang Ham terus terang mengaku agak pusing. Ia kawatir nanti koloni burung walet bisa stres karena kesulitan masuk LMB. Ia juga cemas populasi walet berkurang terutama walet anakan tidak bisa pulang kembali ke gedung. Hal ini karena bangunan tetangga berada tepat di sebelah utara. Sedangkan LMB gedung bang Ham menghadap utara. Otomatis LMB akan terhalang bangunan. RBW bang Ham tinggi 2 lantai. Sedangkan bangunan tetangga tinggi 3 lantai.
Selama ini area putar burung walet di atas lahan kosong milik tetangga. Tiap sore burung ramai terbang memutar sebelum masuk LMB. Bang Ham memang sudah paham kelak hal itu bisa timbul masalah jika di kemudian hari tetangga mendirikan bangunan. Area putar jadi hilang. Dengan demikian apabila LMB gedung bang Ham tidak segera dirubah posisinya, maka akses masuk burung walet akan terhalang bangunan tetangga. Ini menjadi fatal.
Hal lain yaitu Suara Panggil di LMB tidak bebas memancar karena terhalang dinding. Akibatnya gelombang suaranya akan memantul atau menggema. Suara Panggil menjadi tidak efektif karena tidak bebas memanggil koloni walet. Maka bang Ham harus segera berbuat agar tidak terlambat. Mumpung bangunan tetangga belum naik tinggi 3 lantai. Masih ada waktu untuk memindahkan LMB ke arah lain agar tidak terhalang bangunan tetangga.
Sekarang bang Ham sudah bisa tersenyum lebar. Posisi LMB nya sudah berubah. Ia membuka lubang di atap. LMB nya menghadap langit atau populer dengan istilah lubang Naga. Akses masuk burung walet jadi gampang. Area putar tersedia luas di atas gedungnya sendiri. Suara Panggil walet bisa efektif memancar memanggil koloni burung walet untuk masuk ke dalam gedungnya.