Belum lama ada member konsultasi. Member ini tinggal di Singkawang, Kalimantan Barat. RBWnya dibangun di pinggiran kota menuju ke Sambas. Saya pernah menangani gedung walet di Sambas hingga kota kecil Sekura sekian tahun yang lalu.
+ : ” Pak Arief, saya mau konsultasi mengenai ventilasi yang ada di gedung walet saya.”
– : ” Ya. Silahkan.”
+ : ” Yang saya tanyakan mengenai penyebab sirkulasi udara di dalam gedung walet yang saya rasakan kurang lancar. Itu terjadi pada semua lantai.”
– : ” Ventilasi menggunakan paralon ukuran berapa?”
+ : ” Standar pak, yaitu 4 inci.”
– : ” Jaraknya?”
+ : ” Jarak antar lubang ventilasi 80 cm.”
– : ” Apakah sudah diperiksa lubang ventilasinya tidak tersumbat oleh rumput kering sarang burung gereja?”
+: ” Tidak pak. Sudah saya cek kondisinya bersih.”
– : ” Berapa angka suhu di dalam ruangan?”
+ : ” Sekitar 29 sampai 30 derajat.”
(Lalu saya minta member mengirim poto atau video paralon ventilasi. Tak lama kiriman datang. Di video itu, tampak ventilasi di bagian luar, dipasang keni atau elbo.)
+ : ” Ini videonya pak. Silahkan dianalisa.”
– : ” Itu elbo kok dipasang di luar ?”
+ : ” Betul pak. Tujuanya agar pada siang hari tidak banyak cahaya yang masuk ke dalam ruang. Setelah dipasang elbo, kondisi ruangan sekarang sudah lumayan redup. Dulu, sebelum dipasang elbo, pada siang hari cahaya dalam gedung cukup terang.”
– : ” Tapi letak elbo salah pasang.”
+ : ” Maksudnya bagaimana pak.”
– : ” Elbo jangan dipasang di luar. Melainkan pasang di dalam.”
+ : ” Alasanya pak?”
– : ” Jika elbo dipasang di luar, cahaya memang tidak masuk ke dalam ruangan, tetapi angin juga tidak bisa masuk. Akibatnya sirkulasi udara tidak lancar. Namun jika elbo dipasang di bagian dalam, maka angin bisa masuk ke dalam ruang, sedangkan cahaya akan diredam atau “dibelokan” oleh elbo ke bawah.”
+ : ” Baik pak, posisi pemasangan elbo akan saya rubah. Terimakasih atas penjelasanya.”