Suatu hari saya diundang ke daerah Jambi menangani RBW yang stagnan perkembanganya. Lokasinya di luar kota Jambi menempuh perjalanan darat sekitar 3 jam dari Hotel Grand Abadi tempat kami menginap. Kami melewati kota kecil Muara Bulian. Di kota ini, lokasinya tidak jauh dari jembatan, sekian tahun lalu saya pernah membantu menangani satu RBW dengan tinggi 3 lantai yang perkembanganya semakin padat populasi waletnya.
Mobil terus melaju melewati jalan aspal yang sebagian tidak mulus. Beberapa badan jalan ada yang bergelombang dan berlubang. Truk-truk besar mengangkut kayu dan VCO membuat perjalanan sedikit lambat.
Tak lama kemudian kami sampai di lokasi. RBW member ukuran paket hemat dengan tinggi 4 lantai. Dibangun dekat rumah tinggal. Populasi waletnya lumayan padat. Member ini alumni Seminar Budidaya Burung Walet di hotel Batiqa Palembang Oktober 2016.
Saya naik menggunakan tangga model tangga kapal yang tegak lurus mepet dinding. Ini untuk mensiasati ruang yang sempit. Saya naik ke lantai 2 hingga lantai atas. Saya amati sarang di tiap lantai. Member bertanya;
” Pak Arief, mengapa sarang yang banyak di lantai 3 dan lantai 4 saja?
Mengapa lantai 2 dan lantai dasar sedikit sarangnya?
Mengapa burung walet lebih memilih membuat sarang di lantai 3 dan lantai 4 ?
Mengapa burung walet tidak memilih lantai 2 dan lantai dasar? Padahal suhu dan kelembapan lebih memenuhi syarat. Sedangkan suhu di lantai 4 dan 3 lebih tinggi dengan kelembapan yang rendah, tapi justru banyak burung walet membuat sarang?”
Setelah saya analisa, ternyata problemnya pada ukuran lubang terjun (void) yang sempit yang menyebabkan burung walet kesulitan untuk turun ke lantai bawah. Aksesnya lebih mudah ke lantai 4 dan lantai 3 ketimbang ke lantai 2 dan lantai 1.
Bagaimana solusi agar burung walet mudah menjangkau lantai 2 dan lantai dasar ?
Apakah ukuran void diperlebar, agar koloni walet mudah terbang ke lantai bawah?
Pada kasus ini kepada member tidak saya sarankan merubah ukuran void. Sebab jika void diperlebar, maka akan mengurangi lantai. Padahal letak sarang kebanyakan di dekat void.
Solusinya yaitu membuat LMB baru. Dimana posisi LMB baru?
Yaitu di lantai 2. Saya lihat halaman luar cukup luas sebagai roving area. Dengan demikian RBW ini menggunakan 2 LMB. Yaitu LMB atas dan LMB bawah. Koloni burung walet yang bersarang di lantai 4 dan lantai 3, tetap menggunakan LMB lama atau LMB atas. Sedangkan koloni burung walet yang bersarang di lantai 2 dan lantai dasar akan menggunakan LMB baru atau LMB bawah.
Alhamdulillah tiga bulan berjalan, lantai 2 dan lantai dasar sudah mulai banyak penghuni baru. Kotoran walet banyak menumpuk di lantai. Bahkan fondasi sarang sudah mulai tampak di sudut-sudut papan sirip. Ini karena LMB baru jelas mempermudah akses masuk dan keluar koloni walet. Dengan LMB baru koloni burung walet cepat masuk ke lantai 2 dan lantai dasar. Dengan penambahan LMB baru ini maka secara berangsur-angsur kepadatan sarang walet akan merata di semua lantai.