Saat saya masih dibangku kuliah sekian tahun yang lalu, terus terang saya lebih suka mengadakan diskusi lintas fakultas atau diskusi kampus daripada mengikuti perkuliahan dosen di ruang fakultas. Ada teman saya yang setia yang membantu absensi. Meski gak ikut kuliah tapi didaftar absen saya selalu hadir…he he he
Salah satu tema diskusi yang kami adakan waktu itu, tentang peta politik luar negeri, yaitu mengenai fenomena Revolusi Iran dengan tokoh central Imam Ayatullah Khomeini. Saat itu dunia Islam memang terperangah oleh semangat membara yang dikobarkan sang Imam. Pada artikel kali ini saya tentu tidak akan membahas soal itu, hanya yang tetap tersimpan di memori saya adalah semboyan dahsyat sang Imam, yaitu tidak mengikuti kemauan Blok Barat maupun Blok Timur. Dalam pidatonya yang menghentak dan sambil berteriak : La Syarqiyyah wala Gharbiyyah, tidak barat tidak timur.
Saat saya berkunjung ke Parenggean Kota Waringin Timur berkeliling melihat gedung gedung walet, teman saya Mas Widodo bilang, bahwa sebagian besar gedung walet di sini lubang masuk burungnya tidak ke barat dan tidak ke timur. Info mas Widodo ini lantas mengingatkan saya semboyan imam tadi – La Syarqiyyah wa la Gharbiyyah… .. tidak ke barat maupun ke timur.
Alasan sebagian orang bahwa LMB tidak menghadap ke barat maupun ke timur, karena disebabkan faktor cahaya matahari masuk kedalam gedung. Jadi, pedoman mereka dalam menentukan LMB bukan menghadap walet pulang sore hari, melainkan soal mata angin. LMB yang benar menurut teman teman di Parenggean ini, menghadap ke utara atau selatan, bukan menghadap walet pulang sore hari.
Sedikitnya ada 2 hal yang menjadi alasan mereka mengapa LMB tidak boleh hadap timur atau barat, yaitu pertama, mereka beranggapan bahwa gedung walet harus gelap. Maka LMB harus menghindari terbitnya matahari dari timur maupun matahari terbenam. Mereka berkesimpulan, gedung walet harus gelap karena walet suka gelap. Semakin gelap semakin cepat walet menginap. Semakin gelap semakin cepat sukses.
Kedua, mereka juga beranggapan saat walet keluar gedung pagi hari, jika LMB menghadap ke Timur, maka mata walet akan silau, dan ini akan mengganggu kenyamanan walet. Begitu pula saat sore hari, jika LMB ke arah barat, maka cahaya matahari juga akan mengganggu saat walet berputar putar depan LMB dan saat adaptasi awal masuk gedung. Dari 2 alasan itulah bagi mereka LMB jangan menghadap timur atau ke barat.
Menurut mas Widodo, hampir sebagian besar gedung walet di Parenggean kurang produktif. Salah satu sebabnya karena konsep yang salah tadi. Saya jelas sangat setuju pendapat ini. Menurut saya, justru gedung walet jangan gelap, apalagi gelap gulita. Cahaya matahari justru diperlukan masuk gedung agar kondisi gedung remang atau temaram. Karena itu menurut saya LMB menghadap ke timur atau ke barat bukanlah suatu pantangan.
Arah LMB yang tepat yaitu menyongsong walet pulang sore hari. Ini dengan tujuan memudahkan koloni walet melihat LMB gedung kita. Jika arah walet pulang sore dari barat ke timur maka arah LMB yang tepat yaitu menghadap barat. Namun fenomena sebagian gedung walet di Parenggean, biarpun walet pulang sore dari arah timur, LMBnya tetap dibikin ke utara atau ke selatan.
Mengenai bahwa walet akan silau menatap matahari pagi atau sore, menurut saya alasan ini tidak berdasar sama sekali. Mereka beranggapan bahwa desain mata manusia sama dengan mata walet. Mata manusia memang silau menatap cahaya terang matahari, namun mata walet pasti beda. Bahkan setiap makluk hidup memiliki perbedaan pada indera dan biologisnya.
Jika gedung walet anda ingin produktif, arahkan LMBnya ke walet pulang sore hari. Jika walet pulang dari barat ke timur, arahkan LMB ke barat. Jangan takut cahaya matahari masuk ke dalam gedung. Sekali lagi kondisi cahaya dalam gedung walet jangan gelap. Jangan samakan mata walet dengan mata manusia. Tuhan sudah mendesain sedemikan rupa mata walet dengan kelebihan yang mata manusia bahkan tidak mampu menangkap objek kecil berupa serangga terbang sebagai santapan burung walet.
Sebenarnya pemahaman yang keliru ini bukan saja terjadi di Parenggean, namun juga diberbagai daerah. Saya sering menjawab pertanyaan soal resiko LMB menghadap barat atau timur. Umumnya mereka adalah pemula yang masih awam mengenai budidaya walet, maka saya jawab dengan penjelasan yang sederhana dan tentu saja rasional sambil saya tunjukkan bukti bahwa di kota kota walet, tidak sedikit bangunan gedung walet yang sukses meskipun LMBnya menghadap ke barat atau ke timur. Kesimpulannya untuk menentukan LMB, tidak berlaku La syarqiyyah wala gharbiyyah.