Salah satu tantangan ketika membangun gedung walet yakni masalah keamanan. Kasus pembobolan gedung walet kerap terjadi karena memang liur emas ini walaupun di beberapa daerah turun, namun harganya tetap masih tinggi. Faktor keamanan ini kemudian berpengaruh ke desain gedung. Salah satunya yakni soal lubang ventilasi di lantai dasar.
Seperti diketahui bahwa gedung walet perlu disediakan lubang ventilasi agar sirkulasi udara bisa lancar. Lubang ventilasi berkaitan dengan suhu dalam gedung tersebut. Jika ventilasi kurang, udara tidak bisa lancar masuk gedung. Akibatnya suhu jadi tinggi. Kita semua tahu, membangun sebuah gedung walet otomatis juga mengatur kondisi suhu dan kelembapan di dalamnya.
Lalu apa apa hubungannya antara ventilasi di lantai dasar dengan masalah keamanan?
Ventilasi sangat penting, agar kelembapan di lantai bawah bisa dikendalikan. Jika kelembapan tinggi, maka salah satu cara agar kelembapan bisa turun yakni membuka pipa ventilasi. Namun karena alasan keamanan, lantai bawah sengaja tidak dipasang ventilasi.
Lantai dasar gedung walet tidak dipasang pipa paralon untuk keamanan bagi burung walet yang ada di dalam gedung tersebut.
Pada beberapa kasus persaingan yang tidak sehat, lewat lubang ventilasi di lantai bawah itu dimasukkan sesuatu oleh orang jahil. Bisa dimasukan mercon, karbit, hingga ular atau tikus ke dalam gedung tersebut. Tujuannya untuk membuat gaduh dalam gedung walet. Dengan dimasukan barang berbahaya tadi agar burung walet kabur berhamburan keluar gedung.
Maka sebagai antisipasi keamanan, lantai dasar gedung itu tidak dipasang ventilasi. Namun kemudian muncul resiko lain. Pada lantai dasar tersebut sirkulasi udara kurang lancar. Gedung walet terasa pengap, suhunya tinggi. Tidak hanya walet yang merasa tidak nyaman. Pemilik gedung yang masuk akan merasa gerah dan panas tidak betah ingin segera keluar.
Saya pernah membantu bedah gedung milik Bapak Budi di daerah Kereng Pangi, Kalimantan Tengah. Pak Budi adalah salah satu alumni seminar di Parenggean-Sampit. Pada siang hari, saya masuk gedung didampingi tim duniawalet. Hawa langsung terasa hawa panas. Saya mengamati sejenak lubang ventilasinya. Lalu saya lanjut naik hingga ke lantai paling atas. Saat itu panas suhu gedung bukan main, membuat saya harus melepas kaos yang saya pakai.
Wajar jika walet tidak mau menginap karena suhu dalam gedung sangat tingi. Saya memberi saran ke Pak Budi dalam mengatur sirkulasi udara agar suhu jadi ideal. Semua lantai, termasuk lantai dasar harus dibuatkan ventilasi dengan jarak 50 cm. Ventilasi tidak perlu pakai penyambung pipa paralon ke bawah. Karena dengan paralon penyambung itu, fungsi ventilasi menjadi kurang optimal, karena udara sulit masuk ke dalam gedung.
Satu bulan berselang, saya datang kembali. Begitu masuk gedung, suhu sudah berubah. Jadi terasa sejuk. Pada lantai bawahnya, full kolam air dengan ketinggian air sekitar 40 cm. Saya naik ke tiap lantai dan saya rasakan kondisi suhunya sudah nyaman, sekitar 26 derajat. Bahkan sampai lantai ataspun suhu gedung terasa sejuk. Semua saran saya secara detail dilaksanakan dengan tepat. Dan lucunya, semuanya dikerjakan oleh tangan Pak Budi sendiri alias dikerjakan sendirian. Alasannya karena khawatir ada pertanyaan macam-macam dari tukang, dan khawatir rahasia dalam gedung akan terbongkar. Termasuk rahasia ventilasi di lantai dasar. Alhamdulilah hingga saat ini gedungnya sudah produktif, dengan panen selektif per 3 bulan.
Kembali ke soal antisipasi keamanan dari lubang ventilasi di lantai dasar, maka salah satunya perlu dipasang ram kawat. Ini sebagai ranjau pengaman dari masuknya sesuatu yang berbahaya ke dalam gedung walet. Dengan cara itu, sirkulasi udara di lantai dasar tetap berjalan baik dan keamanan juga bisa terjaga dengan aman.
Salam sukses.