Tidak sedikit kolega yang kagum pada kesehatan beliau. Di usia yang hampir menyentuh kepala delapan, fisiknya masih segar. Daya ingatnya masih kuat. Aktifitas sehari hari masih normal seperti tak mengenal lelah. Jika bicara cepat. Langkah kakinya ringan. Saya sering ketinggalan di belakang jika berjalan bersama beliau.
Saya memanggilnya Ko Cang Ho. Nama Indonesianya Ganda. Mungkin orang tuanya memberi nama itu agar kesehatan dan rezeki anaknya berlipat ganda. Postur tubuhnya ramping tapi tidak kurus. Tinggi badan sekitar 180 cm. Selain memiliki Toko Elektronik terkenal di Sukabumi Jawa Barat, beliau rajin mengontrol gedung waletnya yang sangat produktif di jl Pejagalan bersebelahan dengan Vihara.
Saya menangani gedung walet itu tahun 2005. Sekarang, tiap panen sarang walet bisa diperoleh 30 kilogram lebih. Kualitas sarangnya termasuk grade A. Warnanya putih dan bersih. Kepada para tengkulak, Pak Ganda akan menjual ke penawar yang berani harga tinggi.
“Mengapa sarangnya putih bersih? “
“Karena kotoran walet rajin dibersihkan. Selain itu jarak plafon dengan lantai lumayan tinggi hampir 5 meter. Jadi uap amoniak tidak naik mengkontaminasi sarang.”
” Karena sarang walet untuk kesehatan, maka harus diproduksi dari gedung yang bersih dan sehat, ” jelas beliau.
Apa rahasianya Pak Ganda tetap bugar?
Bermula ketika usia remaja beliau sakit2an. Kesehatanya buruk. Badan kurus kering tenaga lemah lunglai. Nafsu makan hilang. Masa depan terlihat samar. Padahal sudah berobat ke medis. Tapi belum tampak tanda membaik.
“Keluarga saya sedih, ” tutur pak Ganda.
Lalu saya dibuatkan sari pati ayam atau Ke Cep. Dibelinya ayam kampung muda yang belum bertelur. Dipotong lalu dipilih bagian leher, punggung dan paha. Di cincang halus beserta tulang dan sumsum. Kemudian dikukus. Airnya diminum. Agar tidak berasa amis, ditabur sedikit garam dan jahe. Tiap hari Ke Cep rutin disajikan.
“Kesehatan saya berangsur membaik.”
Pak Ganda melanjutkan cerita.
” Atas anjuran kerabat, agar kesehatan tambah membaik, saya mulai mencoba mengkonsumsi sarang burung walet. Burung walet liar banyak bersarang di gua karang pantai selatan. Harga lebih murah dibanding sarang walet hasil budidaya di gedung. Sarang walet gua banyak terdapat bulu hitam yang melekat di sarang. Maka harus telaten membersihkan. Durasi masak juga lebih lama, sebab sarang walet gua lebih keras teksturnya.”
Pak Ganda akhirnya ketagihan mengkonsumsi sarang burung walet. Badan terasa tambah sehat. Inilah yang memotivasi beliau untuk memiliki gedung walet sendiri. Sampai sekarang beliau selalu mengkonsumsi sarang burung walet.
Habis shalat taraweh kemarin, saya sempat chating dengan beliau. Saling mengabarkan kesehatan dan saling mendoakan kebaikan. Di akhir kalimat beliau juga mendoakan untuk kita semua agar senantiasa dilindungi Tuhan Yang Maha Pengasih dan selalu diberi kesehatan. Aminn.